Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

UIN Beri Gelar Doktor Honoris Causa untuk Ketua PBNU dan Presiden Dewan Kepausan Vatikan

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
13 Februari 2023
A A
Kardinal Miguel Ángel Ayuso Guixot MCCJ, KH Yahya Cholil Staquf dan Sudibyo Markus mendapatkan gelar DR HC di UIN Suka. MOJOK.CO

Kardinal Miguel Ángel Ayuso Guixot MCCJ, KH Yahya Cholil Staquf dan Sudibyo Markus mendapatkan gelar DR HC di UIN Suka, Senin (13/02/2023).(Yvesta Ayu/Mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tiga tokoh lintas iman mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (DR HC) dari UIN Sunan Kalijaga. Mereka adalah Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Vatikan Kardinal Miguel Ángel Ayuso Guixot MCCJ, Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (NU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya serta tokoh Muhammadiyah, Sudibyo Markus.

Penghargaan diberikan ketiganya di kampus UIN Sunan Kalijaga, Senin (13/02/2023). Hadir dalam pemberian penghargaan tersebut sejumlah tokoh seperti Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir serta Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristyanto.

Dalam pidatonya, Kardinal Miguel mengungkapkan kekaguman dan kebanggaannya pada Pancasila. Sebab dasar Negara Indonesia tersebut mampu menyatukan keberagaman bangsa ini.

“Pancasila sejak lama sudah menjadi pedoman hidup [indonesia] dan menyatukan negara kesatuan yang besar,” ungkapnya dalam Bahasa Inggris.

Pancasila yang menjadi ideologi bangsa Indonesia, menurut Kardinal Miguel menjadi berkah yang luar biasa bagi keberagaman yang dimiliki seperti kultur, etnik dan agama atau keyakinan.

Keberadaan Pancasila membuat setiap penganut agama di Indonesia bisa saling menerima perbedaan masing-masing. Bahkan setiap umat saling membuka diri untuk menghormati dan menghargai perbedaan tersebut.

“Saya juga mengagumi sunan kalijaga yang menjadi nama kampus. [Sunan kalijaga] adalah nasionalis dan pemimpin muslim yang moderat, berhasil menyebarkan islam ditengah kultur indonesia,” paparnya.

Sementara Sudibyo Markus mengungkapkan Muhammadiyah selama ini menentang segala bentuk kekerasan pada sesama manusia. Karenanya konflik agama pada masa lalu perlu diakhiri.

“Di masa lalu, ada konflik panjang antara peradaban islam dengan peradaban non islam. Tetapi belakangan kita sadar. Konflik-konflik berlalu ternyata adalah konflik politik yang dibuat oleh pemimpin masa lalu,” tandasnya.

Agama jadi solusi dan inspirasi

Gus Yahya mengungkapkan, penghargaan tersebut menjadi momen yang istimewa karena seiring dengan perayaan 1 Abad NU. Dalam kurun waktu tersebut, NU menyepakati gerakan global diantara agama-agama.

“Agama betul-betul dihadirkan sebagai sebuah solusi masalah dan menjadi inspirasi dan tenaga pendorong untuk perdamaian, harmoni dan peradaban yang lebih mulai bagi seluruh umat manusia,” paparnya.

Haedar Nashir mengungkapkan ketiga tokoh yang diberikan penghargaan DR HC merupakan representasi dari kekuatan lintas iman dan agama. Mereka selama ini dikenal menebar benih-benih keagamaan yang mencerdaskan dan mencerahkan perdamaian.

“Ketiga tokoh ini juga punya best practices dan pengalaman lapangan yang mendorong usaha-usaha dialog antar iman dan agama, bahkan antarbangsa,” ungkapnya.

Hasto Kristyanto mengapresiasi penghargaan gelar DR HC dari UIN Kalijaga kepada ketiga tokoh tersebut. Ketiganya merupakan tokoh-tokoh kemanusiaan dalam membangun peradaban bangsa kita berdasarkan Pancasila.

Iklan

“Moderasi beragam menjadi penting, terlebih ditengah keberagaman bangsa kita yang luas biasa,” imbuhnya.

Reportr: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA NU Rayakan Harlah Satu Abad, Ini Pesan Ketum Muhammadiyah dan tulisan menarik lainnya di kanal Kilas.

Terakhir diperbarui pada 13 Februari 2023 oleh

Tags: Ketum PBNUMuhammadiyahpbnuuinvatikan
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru, Lumajang saat erupsi. MOJOK.CO
Aktual

Keindahan Semu di Kaki Gunung Semeru

21 November 2025
wisuda, tuli.MOJOK.CO
Kampus

Sering Dibilang Bodoh karena Tuli, Kini Membuktikan Diri dengan Menjadi Wisudawan Tunarungu Pertama di Kampusnya

24 Oktober 2025
Ironi kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN). Katanya kampus Islam dan diisi organisasi Islam, tapi mahasiswa-mahasiswi agamis malah dijauhi MOJOK.CO
Kampus

Ironi Kuliah UIN: Katanya Kampus Islam tapi Jadi Mahasiswa Agamis Malah Dicap Aneh, Dihakimi dan Dijauhi

22 Oktober 2025
Ilustrasi mahasiswi UIN - MOJOK.CO
Kampus

Realitas Mahasiswa dan Mahasiswi UIN, Tampak Agamis di Kampus tapi di Luar Mengerikan

13 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.