Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Hiburan

Toko Kaset Popeye: Sejarah 49 Tahun yang Berlalu di Jogja

Kenia Intan oleh Kenia Intan
23 Agustus 2023
A A
Toko Kaset Popeye: Sejarah 49 Tahun yang Berlalu di Jogja

Toko kaset Popeye Mataram (vinyworld.org)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Ditopang musik tradisional

Sebenarnya Popeye masih memiliki pelanggan setia memasuki era 2010-an, hanya saja tidak pernah sampai memadati toko. Setidaknya itulah yang teringat oleh Ega Fansuri (33). Ia kerap mengunjungi toko kaset itu sejak merantau ke Jogja. Aksesnya yang mudah dan koleksinya yang lengkap membuat pemuda asli Magelang itu lebih sering mampir ke Popeye daripada toko kaset lainnya.

“Termasuk update dibandingkan toko-toko lain,” kenang Ega. Selain itu, Popeye terkenal sering memberi bonus ke pelanggan. Biasanya bonus berupa poster album musisi yang sedang promosi.

Salah satu yang paling membekas di ingatan Ega adalah penjaga toko yang mayoritas sudah berumur. Walau sudah sepuh, mereka tetap gesit dan cekatan melayani pengunjung yang kebingungan mencari kaset. Tentu pencarian itu tidak memakan waktu lama karena produk sudah terbagi ke dalam rak-rak berdasar genre.

Uniknya, setiap ia mampir, rak kaset genre tradisional seperti musik wayangan, tembang Jawa, musik latihan tari lebih ramai ketimbang rak genre-genre lain. Salah satu artikel yang menyertakan keterangan penjaga toko Popeye mengungkapkan, kaset-kaset genre tradisional memang lebih banyak peminat. Mayoritas pembelinya adalah orang-orang yang sudah berumur. Bahkan, di masa-masa sulit, genre inilah yang mendominasi produk yang ada di toko.

Popeye sudah tutup selama-lamanya, tapi nostalgia di balik rilisan fisik akan terus tersimpan. Bagi Ega, membeli DVD album “Vakansi” (2010) karya White Shoes and The Couples Company menjadi salah satu pengalaman yang paling berkesan. Ia merasa beruntung masih bisa mendapatkan album itu di Popeye karena banyak orang berlomba-lomba mendapatkannya. Ega lupa harga pastinya, tapi di masa-masa itu ia merogoh kocek antara Rp35.000-Rp50.000 untuk satu buah DVD.

Sementara Bram yang hingga saat ini menggemari kaset pita, mengaku masih menyimpan beberapa koleksi dari Popeye. Salah satunya, kaset kumpulan lagu Petualangan Sherina dan kaset-kaset lungsuran ayahnya. Selain petualangan Sherina, sewaktu kecil ia juga mengoleksi kaset artis-artis lain seperti Joshua, Trio Kwek-Kwek, dan Tasya. Tidak heran sih, di era 2000-an artis-artis cilik Indonesia tengah di masa puncaknya. Ia telaten membeli kaset-kaset artis cilik itu seharga Rp15.000 hingga Rp20.000.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Toko Kaset Kurnia Illahi Solo, Tempat Didi Kempot Titip Jual Albumnya

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 24 Agustus 2023 oleh

Tags: Popeyetoko kaset Jogja
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Nabati

Kenapa Popeye Suka Makan Bayam? Bukan Kemangi, Indomie, Rendang, atau yang Lainnya

27 Juli 2017
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.