MOJOK.CO – Toko kaset Popeye sempat menjadi andalan penikmat musik di Jogja. Tidak sedikit yang merasa kehilangan ketika Popeye harus gulung tikar di 2018.Â
Ada masanya toko kaset bertebaran di Yogyakarta sebelum akhirnya tutup secara permanen satu per satu. Sebut saja Kotamas yang berada di Jalan Malioboro 187 atau seberang Hotel Inna Garuda, Podomoro yang terletak di selatan Malioboro Mall, maupun jaringan Disc Tara yang tokonya berada di mal-mal.
Nasib kurang baik juga menimpa toko kaset Popeye alias Popeye Music Entertainment. Toko kaset yang terletak di Jalan Mataram No.62 itu menjadi salah satu yang paling lama bertahan di antara toko-toko kaset lawas lain. Setelah kurang lebih 49 tahun atau sejak 1969 melayani penikmat musik di Jogja, Popeye harus gulung tikar di 2018.
Toko-toko itu berguguran karena tidak mampu bersaing dengan perubahan zaman. Minat terhadap rilisan fisik seperti kaset pita, CD, dan DVD berkurang seiring makin banyaknya pilihan cara dalam memutar musik. Layanan streaming misalnya, menawarkan cara memutar mysik yang jauh lebih ringkas.
Senja kala toko kaset Popeye
Aloysius Brama (27) menjadi salah satu pengunjung yang memiliki banyak kenangan di Popeye. Ia sering belanja kaset pita ketika Popeye masih berjaya. Ia juga sempat mampir ketika Popeye berada di titik terendah.
“Sepi, terus rak-rak banyak yang kosong,” kenangnya ketika mampir di 2018. Kalaupun ada rilisan fisik yang dijual, kebanyakan adalah pasokan lama, seperti album-album lama Dewa 19 dan Sheila on 7.
Kondisi toko kaset kesayangan di masa sulit itu berbeda jauh dengan Popeye yang ada dalam kenangan Bram. Sekitar 2000-an, saat masih TK dan SD awal, hampir setiap bulan ia bersama ayahnya mampir ke toko untuk membeli kaset atau sekadar melihat-lihat. Popeye dalam ingatannya adalah toko yang ramai dan jarang sekali sepi. Apalagi ketika ada musisi merilis album baru. Ramainya bukan main.
Lalu, di bagian depan toko biasanya terdapat poster-poster yang menginformasikan album-album terbaru. Bram melihat cara promosi ini cukup efektif. Poster-poster itu pasti terlihat oleh pengendara yang melintasi Jalan Mataram karena memiliki ukuran yang besar.
“Seperti bioskop-bioskop zaman dahulu,” kenangnya. Era 2000-an memang masih berdekatan dengan zaman keemasan Popeye yang mencapai puncak di 1980 hingga 1990-an. Tidak heran, suasana Popeye dalam kenangan Bram masih sangat hidup.
Halaman Selanjutnya …