Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Hukum

Temuan Penting Investigasi Kanjuruhan dari TGIPF, KontraS, dan LBH Surabaya

Pasthiko Pramudhito oleh Pasthiko Pramudhito
11 Oktober 2022
A A
polisi tembakkan gas airmata kedaluwarsa tragedi kanjuruhan yang mewaskan aremania ada indikasi pelanggaran ham mojok.co

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/pras)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – TGIPF, KontraS, dan LBH Surabaya memberikan update soal investigasi tragedi di Stadion Kanjuruhan. Ada beberapa fakta yang dijabarkan yang bisa membuka tabir peristiwa mematikan tersebut.

Investigasi soal tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu terus dilakukan oleh berbagai pihak. Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), KontraS, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya terus bekerja agar bisa menemukan fakta sebenarnya dari peristiwa yang merenggut nyawa ratusan supporter Arema.

Ketiga lembaga tersebut hingga kini sudah menemukan beberapa penemuan penting.  penemuan-penemuan ini dapat menjadi bahan untuk mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan.

Pertama, setelah Kapolri menetapkan 6 tersangka tragedi Kanjuruhan, TGIPF terus bergerak menyelidiki fakta-fakta lainnya. TGIPF berhasil menemukan sejumlah temuan baru setelah berbincang dengan korban.

Salah satu anggota TGIPF, Letjen (Purn) TNI Doni Monardo mengungkap soal dampak gas air mata terhadap para korban yang selamat. Setelah lebih dari seminggu kejadian, korban masih mengalami sesak nafas, batuk, dan ganggian pada bagian putih pada bola mata korban.

“Luka yang paling parah ada di bagian mata, sampai-sampai berwarna merah darah”, ujar Doni Mardono, Minggu (9/10/2022) dilansir Jatim Now.

Temuan berikutnya dari TGIPF adalah mereka telah mengantongi CCTV yang terdapat di seluruh Kanjuruhan, termasuk pintu 13 yang jadi malapetaka. CCTV dapat menjadi barang bukti yang penting karena menampilkan detik demi detik peristiwa yang terjadi.

Dari temuan itu, TGIPF mengungkapkan jika aparat dan steward ikut membantu mengevakuasi para korban hingga menjelang subuh. Salah satu anggota TGIPF, Nugroho Setiawan mengatakan bahwa dari CCTV maupun fakta-fakta, evakuasi korban dilakukan oleh para steward dan TNI dalam hal ini Kodim sampai pukul 03:00 dini hari.

Nugroho juga menilai perlu ada perbaikan pada stadion Kanjuruhan dari tangga, pintu keluar, hingga pintu darurat. Untuk sementara Stadion Kanjuruhan pun tidak digunakan untuk pertandingan berintensitas tinggi. “Mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Untuk high risk kita harus membuat kalkulasi yang konkret,” ujar Nugroho dilansir Youtube Kemenko Polhukam.

Kabar terbaru per Senin (10/10/2022) anggota TGIPF lainnya yakni Akmal Marhali yang berada di Malang menemui Aremania dan mencari kesaksian dari mereka. Akmal mengakui sudah dapat informasi penting mengenai tragedi Kanjuruhan.

Namun, ia tak menyebutkan apa informasi penting tersebut itu. “Nantinya informasi ini dapat memperkuat dan mempertajam analisis kami sehingga peristiwa Kanjuruhan dapat kami ungkap secara menyeluruh.”

Sementara itu, KontraS juga mengumumkan sudah mendapati sejumlah penemuan hasil investigasi terkait tragedi Kanjuruhan lewat konferensi pers pada Minggu (9/10/2022). Terdapat 6 poin penting yang mereka sampaikan diantaranya:

Pertama, adalah adanya pengerahan aparat keamanan pembawa gas air mata pada babak kedua Arema vs Persebaya, padahal tidak indikasi adanya kericuhan. Kedua,tidak adanya kekerasan yang dilakukan suporter. Tujuan suporter yang turun ke lapangan murni untuk memotivasi pemain Arema.

Ketiga, aparat kepolisian tidak mematuhi tahapan penggunaan kekuatan, di mana sebelum melontarkan gas air mata aparat semestinya bisa memakai langkah pencegahan dengan perintah lisan hingga tangan kosong lunak. Keempat adalah adanya peran TNI yang ikut melakukan tindak kekerasan terhadap suporter seperti menyeret, memukul, dan menendang.

Iklan

Kelima, gas air mata tidak hanya ditembakan ke lapangan, tapi juga ke arah suporter di tribun sehingga membuat kepanikan. Keenam, masih terkuncinya sejumlah pintu stadion Kanjuruhan saat laga berakhir, hal ini menjadi salah satu faktor banyak suporter yang meninggal karena terjebak di dalam stadion akibat kepungan gas air mata.

Selain itu tim KontraS juga mendapatkan temuan bahwa aparat keamanan juga menembakan gas air mata diluar stadion. Lalu diduga ada pihak-pihak tertentu yang melakukan intimidasai kepada para saksi.

Selain itu, belum adanya data pasti jumlah korban dan luka yang dapat diakses publik. Narasi temuan minuman beralkohol dan terminologi “kerusuhan” merupakan penyampaian informasi yang menyesatkan. Tim KontraS hingga kini masih melakukan pendalaman fakta dengan berkomunikasi dengan Komnas HAM dan LPSK.

Selanjutnya, LBH Surabaya yang juga hadir dalam konferensi pers yang dilakukan KontraS, menerangkan sejumlah hal-hal penting. LBH Surabaya menyayangkan bentuk penanganan aparat terhadap suporter usai laga.

Perwakilan LBH Surabaya, Jauhar Kurniawan mengungkapkan “Seharusnya pada kondisi ekskalasi massa yang mulai mereda aparat keamanan tidak melakukan tembakan, namun dalam temuan yang didapat yang dilakukan aparat justru sebaliknya.”

Selain itu, menurut Jauhar aparat seharusnya memberi peringatan dahulu sebelum menembakan gas air mata. Aparat bisa memberi peringatan lisan kemudian menyemburkan water cannon dulu sebagai peringatan. Jika kondisi tak terkendali baru menggunakan gas air mata.

“Gas air mata dapat memicu kepanikan, sehingga suporter berdesak-desakan keluar stadion untuk menyelamatkan diri, kondisi ini banyak yang sudah terganggu pengelihatan dan pernafasannya,” ujar Jauhar.

Penulis: Pasthiko Pramudito
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Cerita Seorang Bapak yang Anak Perempuannya Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan

Terakhir diperbarui pada 11 Oktober 2022 oleh

Tags: investigasi kanjuruhankontrasLBHtgipftragedi kanjuruhan
Pasthiko Pramudhito

Pasthiko Pramudhito

Magang Mojok

Artikel Terkait

Fadli Zon menyangkal pemerkosaan massal dalam kerusuhan 1998. MOJOK.CO
Mendalam

Menyangkal Pemerkosaan Massal 1998 adalah Bentuk Pelecehan Dua Kali: Fadli Zon Seharusnya Minta Maaf, meskipun Maaf Saja Tak Cukup

16 Juni 2025
10 Pelanggaran HAM yang Diabaikan Pemerintah Indonesia MOJOK.CO
Esai

Menolak Lupa 10 Pelanggaran HAM yang Diabaikan Pemerintah Indonesia

9 Juli 2024
Malang dan 3 Tesis yang Saya Bongkar Kebenarannya MOJOK.CO
Esai

Membuktikan 3 Tesis yang Sukar Disangkal Kebenarannya Terkait Malang, Bakso, Rawon, dan Aremania

4 Januari 2024
Tragedi Kanjuruhan Tragedi yang Ingin Dilupakan Pemerintah MOJOK.CO
Esai

Tragedi Kanjuruhan 1 Tahun: Ketika Pemerintah dan Aparat Ingin Masyarakat Indonesia Melupakan Tragedi yang Merenggut 135 Nyawa!

1 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.