Menyambut Hari Anak Nasional, pada Minggu (20/7/2025) Teman Manusia Jogja menggelar support group. Yakni sebuah kegiatan konseling kelompok yang didampingi oleh psikolog profesional.
Dalam acara ini, para peserta bisa saling bertukar cerita, menguatkan, dan menyandarkan beban diri sejenak
kepada samping kanan-kirinya.
Para peserta diajak menemui lagi wujud anak kecil dalam diri masing-masing. Bukan karena tak ingin dewasa. Tapi menjadi dewasa adalah asing yang dulu jauh dari jangkauan masa kanak-kanak silam. Sehingga setiap orang “dipaksa” belajar otodidak dari hidup yang ternyata tak senyaman itu.

Teman Manusia Jogja: ruang aman dan nyaman
Teman Manusia sendiri merupakan komunitas yang dikelola oleh Menjadi Manusia, storytelling company yang mengajak untuk menumbuhkan rasa empati, menjadi tempat aman dan nyaman, serta menghadirkan cerita-cerita dari berbagai sudut pandang.
Saat ini, Teman Manusia telah hadir di beberapa daerah lainnya. Salah satunya di Jogja.
Untuk acara support group Taman Manusia Jogja, open gate dan pengondisian peserta dimulai dari pukul 09.00 WIB. Lalu pada pukul 10.00 WIB, acara dimulai dengan pengenalan Teman Manusia Jogja, penjelasan alur kegiatan, dan profil psikolog kepada peserta.
Kemudian berlanjut ke acara inti yaitu konseling kelompok. Kegiatan inti berlangsung hingga pukul 12.00 WIB. Ditutup dengan sesi foto bersama dan networking after event.
Khidmat dan emosional di Teman Manusia Jogja
Acara berlangsung dengan khidmat. Banyak cerita pecah kala peserta bergantian untuk menuangkan resahnya.
Apa yang seseorang alami dari lahir hingga sekarang, ternyata membentuk karakter seseorang menjadi sekuat hari ini Gejolak emosi yang muncul, butuh waktu yang lebih lama lagi untuk menuntaskannya.
Anak kecil yang lucu itu, ternyata bukan diri kita yang dulu lagi. Waktu memang mengubah banyak hal. Tak
terkecuali ketika kita semakin menua. Pergeseran orang memaknai siapa kita, tak lagi seperti dulu. Ternyata, waktu juga tak hanya mengubah fisik, tapi peran kita di masyarakat.
Lihat postingan ini di Instagram
Menjadi dewasa
Dalam acara bersama Teman Manusia Jogja itu ditekankan, menjadi dewasa bukan berarti menghilangkan anak kecil dalam diri masing-masing. Anak kecil itu masih ada. Dia tak menghilang.
Masa kecil itu sesekali perlu ditengok. Untuk menyadarkan kalau kita berhak untuk merasa tanpa beban lagi, seperti dulu kala.
Menjadi dewasa memang tak menyenangkan. Terlalu banyak beban ekspektasi. Rasanya berat sekali. Tapi, Teman Manusia Jogja mengajak agar setiap kita tidak berhenti untuk eksplorasi diri. Terus berusaha menjadi versi yang lebih baik.***(Adv)
BACA JUGA: Sukri Budi Dharma, Memberdayakan Difabel Jogja Melalui Seni di JDA atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan












