Susahnya Kerja di Food and Beverage (FnB) atau biar lebih jelas bagi yang belum tahu, ini bidang pekerjaan yang fokus pada makanan, minuman, atau apa pun yang bisa dikonsumsi. Saya sering berpikir bahwa manusia bisa saling paham. Nyatanya gagal terus. Terutama abang-mbak-ibu-bapak ojek online yang harus menjemput makanannya untuk pelanggan yang menunggu makanannya di rumah atau kantor.
Sebelumnya, saya ingin bilang bahwa kami paham rasanya lapar menunggu makanan, karena kami juga manusia yang kebetulan kerja di bidang makanan, tapi kami juga makan, di restoran, kafe, atau warung. Kami juga punya cukup uang untuk memesan via online. Dan karena kami tahu peliknya menunggu saat lapar, kami coba menaruh rasa paham.
Saya hanya akan menulis hal sempit yang singgah di mata dan perasaan saya setelah empat tahun bergelut di bidang ini dengan berbagai posisi. Saya pernah menjadi waiter yang mengantar makanan dan minuman. Lalu, saya pernah juga menjadi kasir. Dan saya juga pernah menjadi leader. Dan saya pernah juga ada di dapur, menjadi kasir, melakukan tugas leader tapi bukan leader.
Surat terbuka untuk abang ojol yang ditekan pelanggan disuruh buruan, atau juga abang ojol yang main aplikasi ganda, ambil orderan banyak sekaligus di tiap tempat berbeda. Saya tidak tahu mengapa, tapi semoga menguntungkan. Kami yang kalian sebutkan melama-lamakan orderan, sebetulnya ingin tertawa, sedikit sedih juga setelah berlelah-lelah. Dalam lubuk hati ini, saya dan tim ingin sekali mengakhiri orderan dengan cepat, karena mencegah huru-hara sebelum orderan berikutnya datang dan kian menumpuk, itu yang kami takutkan.
Inilah beberapa hal yang menyebabkan orderan lama;
Masalah Kerusakan Alat Masak
Ini cukup sering, banyak yang terjadi dan kalau saya jabarkan pun, saya harus menjabarkan lagi kegunaan alatnya dan cara pakainya. Intinya begini, hari apes memang tidak ada yang tahu. Kita bicara resto atau tempat makan kecil yang kebetulan sedang sepi. Kami harus menyiapkan nasi hanya untuk lima porsi mengikuti trafik. Mengapa sedikit? karena nasi bukan menu utamanya. Saat sisa dua atau tiga porsi, maka harus masak lagi. Kalau kami memaksakan masak dalam jumlah banyak tapi trafik kurang bagus, malah bisa basi kalau disimpan lama, atau kualitasnya kurang. Sebetulnya ritme ini berjalan baik, tapi terkadang tiba-tiba alat penanak nasi bermasalah, tidak bisa mode cook. kemudian alam memberikan orderan nasi lima porsi di momen saat sisa nasi hanya untuk dua.
Jumlah karyawan yang sedikit
Saya sudah jelaskan di atas, bahwa saya pernah bekerja fleksibel yang mengerjakan pekerjaan utama kitchen, tapi juga harus kasir di waktu yang bersamaan. Suatu pagi saya shift sendirian. sekitar pukul 10.00 di waktu buka, semua masih aman terkendali, belum ada pembeli sama sekali dari luring maupun daring. Tiba-tiba pukul 11.00 siang, datang delapan orang kantor untuk makan di tempat. Saya harus menyiapkan kursi dan mejanya untuk di satukan agar muat delapan orang. Kemudian harus mencatat pesanan. Saya juga harus kembali ke kitchen untuk memasak semua pesanan.
Di tengah-tengah itu berlangsung, datang dua orang pacaran. Saya harus melakukan hal yang sama lagi. dan ketika saya kembali untuk memasak, masuklah pesanan online. Memang hanya satu dan tidak banyak menunya, tapi saya tidak bisa juga mendahuluinya, karena pesanan ini datang terakhir. Inilah yang menyulitkan dan membuatnya jadi lebih lama. Ada yang harus direbus, ada juga yang cara buatnya digoreng.
Stok yang tiba-tiba habis
Biasanya ini seperti saus. Saya pernah sedang sibuk membuat pesanan dengan saus A sebagai topping, dan stok yang tersedia tiba-tiba habis. Saya juga harus membuat pesanan lain dengan bahan yang beda, habisnya saus itu bukan masalah karena menu lain tidak pakai itu. Maka saya mengabaikannya sesaat. Sayangnya tiba-tiba ada pesanan masuk yang harus menggunakan topping saus itu, sedangkan saya harus membuatnya dulu dengan proses sekitar sepuluh menit. Saya benci di momen ini, apalagi biasanya abang ojol baru nunggu lima menit langsung merasa tiga puluh menit.
Demikianlah sebagian kecil faktor yang membuat pesanan kalian lama. Sebetulnya hal di atas tidak perlu kalian tahu, karena semua orang yang menunggu makanannya membayar untuk pelayanan yang baik dan cepat. Setidaknya itulah gambarannya.
Banyak yang terjadi di dalam yang orang luar tidak mengetahui. Maksud dari keluh kesah ini adalah bentuk bahwa kita harus saling memahami. Kita, atau bahkan saya sendiri juga tidak suka berlama-lama karena akan merepotkan diri sendiri. semakin banyak pesanan masuk ketika pengerjaan pesanan awal sedang berlangsung, itu benar-benar buat bingung.
Jadi mereka yang menunggu makanannya datang saat makan di tempat, di awal pastikan dulu kondisi sedang tidak antrean panjang. dan mereka yang pesan di online untuk tidak terlalu menekan abang ojol, karena mereka juga yang kemudian akan menekan kami. itulah mengapa banyak kasus keributan seperti ini. untuk teman-teman yang bekerja di bidang seperti saya, mohon lebih bersabar dan ramah menanggapi masalah agar tidak membuat rasa tersinggung.
Memahami tidak harus nyemplung langsung ke dalamnya, meskipun sebenarnya cara tersebut paling detail untuk bisa memahami. Tapi lewat keluhan ini, semua orang jadi tidak perlu capek-capek terjun ke dalam FnB hanya sekadar untuk tahu rasanya.
Herdiansyah
[email protected]