Surat cinta dari Kemenpora untuk ((( Mas ))) Roy Suryo ternyata ternyata cukup bikin panas yang bersangkutan. Maklum saja, surat bernomor 5-2-3/SET.BIII/V/2018 tertanggal 1 Mei 2018 yang ditujukan kepada Roy Suryo tersebut berisi permintaan dari Kemenpora agar Roy Suryo mengembalikan barang-barang milik Kemenpora yang dibawa oleh Roy Suryo semasa menjabat sebagai Kemenpora.
Tak tanggung-tanggung, jumlahnya disebut mencapai 3.226 unit barang. Jumlah yang sangat banyak dan sangat cukup bagi Roy Suryo untuk membuka toserba super lengkap di rumahnya.
Surat tersebut berbuntut panjang, sebab, bukan hanya Kemenpora yang meminta Roy Suryo untuk mengembalikan barang-barangnya, namun juga partai tempat Roy Suryo bernaung, Partai Demokrat.
“Ya kalau ada, memang balikin saja. Kalau tidak ada, klarifikasi,” kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan. “Dulu saya pernah ingatkan Pak Roy atas kasus yang sama dan katanya sudah beres, tapi ternyata muncul lagi berarti belum selesai.”
Polemik ini mau tak mau membuat Roy Suryo harus angkat bicara. Ya gimana, banyak yang memaksa ia menyelesaikan masalah ini. Lebih jauh, bahkan sampai ada yang mencoba bikin daftar barang-barang yang kemungkinan dibawa oleh Roy Suryo. Dari mulai panci, teflon, tatakan gelas, bolpen hi-tech, sampai penggaris buterfly.
Mungkin karena saking muaknya dengan banyak pemberitaan tentang dirinya soal hal ini, Roy Suryo akhirnya buka suara membantah bahwa dirinya membawa barang-barang milik kemenpora semasa ia masih menjabat.
“Aset BMN Kemenpora sebanyak 3226 unit yang disebut-sebutkan, masih saya bawa, Padahal tidak sama sekali,” kata Roy Suryo.
Roy Suryo mengatakan bahwa surat dari Kemenpora tersebut merupakan bentuk fitnah untuk dirinya. Utamanya karena ini memang masa-masa menjelang Pilpres.
“Saya duga dengan keras bahwa ini adalah fitnah untuk menjatuhkan martabat dan nama baik saya di tahun politik ini,” ujar Roy kepada CNN Indonesia.
Wah. memang kabengetan betul ini Kemenpora. Berani-beraninya memfitnah pakar telematika legendaris pilih tanding seperti Roy Suryo.
Etapi Mas Roy, katanya Kemenpora sudah pernah mengirimkan surat sebelumnya, yakni pada 2014 dan 2016. Kalau dua surat yang itu, fitnah juga apa enggak, ya? (A/M)