Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Sosial

Miris! 22,9 Juta Orang Kurang Pangan sementara Warga Indonesia Hasilkan 185 Kg Sampah Makanan 

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
5 April 2023
A A
sampah makanan mojok.co

Ilustrasi krisis pangan (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sampah makanan saat ini masih terus jadi persoalan yang masyarakat dunia hadapi, termasuk Indonesia. Bahkan sepertiga sampah yang dunia hasilkan merupakan sampah makanan.

Sampah hasil sisa makanan mencapai nilai yang fantastis sebesar 1,3 miliar ton. Secara ekonomi, kerugian akibat sampah makanan di tingkat global mencapai 1 Triliun USD.

Di Indonesia, berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), setiap warga masyarakat menghasilkan 115-184 kg sampah makanan per tahun pada 2021 lalu. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, sampah makanan di negara ini mencapai 40 persen dari total sampah yang penduduk Indonesia hasilkan.

Fakta ini tentu saja ironis karena bertolak belakang dengan persoalan kekurangan pangan di Indonesia. World Food Programme (WFP) mencatat, 22,9 juta orang di Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi. Sementara, menurut survey Status Gizi Indonesia Kementerian Kesehatan, masih ada 21,6 persen anak di bawah lima tahun yang mengalami stunting.

“Bappenas pada 2021 bahkan mencatat besaran kehilangan ekonomi Indonesia akibat sampah pangan adalah Rp213-551 triliun per tahun,” papar Direktur Eksekutif The Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Indah Budiyani dalam diskusi consumindful untuk mengurangi sampah pangan di Yogyakarta, Selasa (04/04/2023).

Menurut Indah, apabila makanan tidak terbuang percuma, maka kehilangan 1,3 miliar ton makanan tersebut bisa untuk memberi makan sekitar 800 juta masyarakat dunia. Sehingga persoalan kekurangan pangan dunia bisa teratasi.

Apalagi pemborosan pangan tidak hanya membawa dampak negatif bagi lingkungan namun juga ekonomi masyarakat. Di sektor lingkungan misalnya, sampah makanan bisa menyumbang efek rumah kaca yang besar.

“Sampah makanan melepaskan gas metana 25 kali lebih kuat,” tandasnya.

Untuk itu diharapkan masyarakat perlu mengubah perilaku untuk mengurangi sampah makanan. Perubahan perilaku bisa dilakukan dengan melakukan donasi makanan alih-alih membuangnya.

“Perlu usaha untuk menyatukan semua aktor di seluruh rantai sistem pangan dalam mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan di Indonesia,” ungkapnya.

Kurangi 50 persen sampah makanan

Sementara Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, Nita Yulianis mengungkapkan Bapanas mencoba melakukan pengurangan makanan yang terbuang di tingkat retail dan konsumen hingga 50 persen pada 2030 mendatang. Dengan demikian pemerintah bisa terbantu untuk mengatasi masalah pangan.

“Ini menjadi upaya terintegrasi dan kolaboratif. Kalau 1 sampai 5 orang bisa megurangi 500 gram sampah makanan per hari, meski tidak besar maka ketika dikalikan penduduk indoensia yang besar maka setara dengan 23 juta ton per tahun,” paparnya.

Dengan adanya penghematan makanan tersebut maka pemerintah bisa memberi makan 61 juta orang atau 70 persen populasi di Indonesia. Bahkan program tersebut bisa mengatasi kekurangan pangan di kawasan rentan pangan.

“Saat ini ada 74 kabupaten di indonesia atau 14 persen yang rentan rawan pangan. Dengan memanfaatkan makanan dengan bijak maka pangan yang terbuang bisa untuk mengatasi kerawanan pangan,” paparnya.

Iklan

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto menambahkan, Pemda DIY menginisiasi pembuatan Ingub Nomor 33 Tahun 2021 untuk mengkampanyekan makan secara bijak. Sebab sampah makanan yang DIY hasilkan juga sama dengan nasional.

“Bahkan di saat tertentu sampah pangan yang dihasilkan sampai 55 persen. Dengan ingub ini maka diharapkan bisa mengatasi masalah sampah pangan,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Pakar UGM: Ancaman Bencana Kelaparan itu Riil

 

Terakhir diperbarui pada 5 April 2023 oleh

Tags: krisis pangankrisis pangan globalsampah makanan
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Petani di Gunungkidul, Jogja. MOJOK.CO
Ragam

Temuan Padi BTI yang Hidupi Petani Gunungkidul Jogja, Bibit Padi yang Bisa Ditanam di Lahan Kering

27 Januari 2025
krisis iklim mojok.co
Kotak Suara

Apa yang Kita Makan Berpengaruh Pada Krisis Iklim, Kok Bisa Ya?

3 Juni 2023
padi apung mojok.co
Ekonomi

Padi Apung Jadi Alternatif Atasi Krisis Pangan karena Bisa Hasilkan 4 Ton per Hektar

5 Januari 2023
bencana kelaparan major.co
Kilas

Pakar UGM: Ancaman Bencana Kelaparan itu Riil

1 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.