Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Sosial

Mengenal IKSPI Kera Sakti, Aliran Pencak Silat Kombinasi Kungfu dari Madiun

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
19 Juni 2023
A A
ikspi kera sakti mojok.co

Logo IKSPI Kera Sakti (Wikipedia)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Madiun menjadi tempat kelahiran banyak perguruan pencak silat. Selain PSHT, wilayah ini juga jadi tempat kelahiran Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti. Sesuai namanya, logo perguruan ini berlambang pendekar dan seekor kera.

Umurnya memang terbilang muda ketimbang sejumlah perguruan pencak silat di Indonesia. IKSPI Kera Sakti berdiri pada 15 Januari 1980 di Kota Madiun. Sosok pencetusnya yakni lelaki bernama Raden Totong Kiemdarto. Orang di perguruan ini menyebutnya sebagai Guru Besar.

Totong Kiemdarto lahir di Madiun pada 20 Oktober 1950. Ia merupakan keturunan pasangan Raden Mas Sukiman Prawirosuyo dan Raden Ayu Supanti. Ibunya merupakan trah keturunan bangsawan Mangkunegara.

Namun ada kisah unik dalam perjalanan hidup Totong yang membuatnya menciptakan pencak silat yang kental nuansa Kungfu. Ketua Umum IKSPI Kera Sakti, Bambang Sunarja mengungkapkan bahwa Guru Besar sejak kecil dititipkan ke saudara ibunya yang bernama Raden Mas Sentardi.

“Raden Mas Sentardi itu punya seorang istri keturunan Tionghoa bernama Oi Kiem Lian Niu,” terangnya pada video profil perguruan di kanal YouTube Balaekor.

Nama Raden Totong Kiemdarto juga merupakan pemberian dari orang tua angkatnya tersebut. Tumbuh di keluarga yang kental dengan budaya Tionghoa banyak memengaruhi hidup Guru Besar.

Sejak kecil ia memang punya ketertarikan kepada olahraga beladiri. Hal lain yang memperkuat hobi tersebut adalah kegemarannya menonton film-film Kungfu yang kala itu banyak diputar di bioskop sekitar Madiun.

“Beliau memang pernah ikut beberapa beladiri di Madiun seperi kempo, pencak silat, dan beberapa perguruan lain. Namun belum pernah sah menjadi anggota salah satu perguruan itu,” terang Bambang.

Kera sakti memiliki sebuah padepokan megah di Madiun

Totong juga sempat mendalami ilmu beladiri di berbagai kota selain Madiun. Ia belajar beragam ilmu termasuk kanuragan ke berbagai kiai.

Sampai akhirnya ia pulang ke kampung halaman untuk membuka latihan beladiri di rumah pribadinya. Mulanya, ajaran Kera Sakti hanya untuk kalangan kerabat dan orang dari lingkungan sekitar Totong. Banyaknya peminat, akhirnya membuat para murid yang telah menimba ilmu ia izinkan untuk membuka perguruan serupa di tempat lain.

“Perlahan perguruan ini mendapat penerimaan masyarakat,” terang lelaki yang sudah bergabung Kera Sakti sejak usia SMP tersebut.

Pada hakikatnya, banyak ilmu dari Kera Sakti yang mengambil referensi dari ajaran Islam. Namun Bambang menerangkan bahwa hal itu berada pada tataran keilmuan, bukan ajaran. Sehingga perguruan ini terbuka untuk semua kalangan agama.

Penggunaan nama dan logo yang melambangkan sosok kera punya latar belakang filosofis. Bambang berujar bahwa ada jurus bernama kera sakti di perguruan ini. Selain itu, kera memang terkenal sebagai hewan yang cerdik.

“Sementara di cerita pewayangan, (kera) Hanoman itu Senopati yang bisa mengalahkan Dasamuka. Dan gerakan yang diambil, berdasarkan kecerdasan dan kegesitan kera,” jelasnya.

Iklan

Perjalanan perguruan ini terus berlanjut, bahkan sampai sosok pendirinya meninggal. Raden Totong Kiemdarto meninggal pada 24 Desember 1997. Beberapa hari setelah momen besar perguruan ini terjadi.

“Pada 21 Desember itu ada Mubes Kedua perguruan ini. Saat itu saya terpilih menjadi ketua harian untuk kedua kalinya. Beberapa hari kemudian, Pak Totong itu sakit. Tanggal 24 malam beliau meninggal dunia,” terangnya.

Setelah beliau meninggal, Bambang melanjutkan perkembangan perguruan. Salah satu tonggaknya ditandai dengan berdirinya sebuah padepokan megah di Madiun. Padepokan pencak silat yang menurut Bambang tergolong paling megah di Indonesia.

Sebagai informasi, perguruan ini memiliki lima tingkatan yakni tingkat dasar I sabuk hitam dengan lama latihan enam bulan, tingkat dasar II sabuk kuning dengan lama latihan enam bulan, warga tingkat I sabuk biru dengan lama latihan satu tahun, warga tingkat II sabuk merah, dan warga tingkat III sabuk merah strip merah.

Penulis: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Perisai Diri, Silat Legendaris dari Surabaya yang Pendirinya Keponakan Ki Hajar Dewantara

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 19 Juni 2023 oleh

Tags: Beladirikera saktipencak silatsilat
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Jadi manusia paling apes dan ironis: Punya kakak PSHT fanatik dan bapak kru sound horeg sampai batin tertekan MOJOK.CO
Ragam

Nasib Jadi Manusia Paling Apes dan Ironis: Punya Kakak Fanatik PSHT dan Bapak Kru Karnaval Sound Horeg, Hari-hari Batin Tersiksa

15 Agustus 2025
4 Sisi Terang PSHT: Ternyata Ada, Sebelumnya Terkubur Dosa MOJOK.CO
Esai

Dosa PSHT Memang Banyak, Bahkan Saya Pernah Mereka Ancam, tapi Selesai dengan Baik Bukti Ada Juga Sisi Terang Organisasi Silat Ini

1 Agustus 2025
Madiun Kota Pendekar tapi ulah PSHT bikin malu. MOJOK.CO
Ragam

Derita Orang Madiun, Mau Sombong ke Daerah Lain tapi Kena Cap Jelek karena Ulah PSHT hingga Dicap Sarang PKI

28 Juli 2025
Anggota pencak silat PSHT iri dengan aura farming pacu jalur MOJOK.CO
Ragam

Aura Farming Pacu Jalur bikin Iri Orang PSHT: Sama-sama Mendunia tapi PSHT bikin Malu, Diajak Perbaiki Diri Nggak Mau

18 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.