Urusan kinerja, citra, hingga kepopuleran, rasanya tak ada yang meragukan sosok Ridwan Kamil. Kinerjanya teruji, citranya kuat, dan kepopulerannya juga membahana.
Namun rupanya, hal itu belum cukup mantap untuk membuat Ridwan Kamil melenggang maju dengan mulus sebagai calon Gubernur Jawa Barat. Alasannya klasik: partai pengusung.
Sejak Golkar resmi menarik dukungannnya terhadap Ridwan, praktis, partai pendukung Ridwan di Pilgub Jawa Barat hanya tinggal Nasdem, PPP, dan PKB.
Koalisi tiga partai tersebut sebetulnya sudah cukup untuk mengusung Ridwan maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat karena gabungan jumlah perwakilan kursi Nasdem, PPP, dan PKB di DPRD adalah 21, alias sudah melebihi ambang batas syarat pencalonan pilgub oleh koalisi partai di angka 20 kursi dukungan.
Nah, yang jadi masalah adalah, koalisi partai pendukung Ridwan Kamil ini menunjukkan gelagat tak akur dan saling mengancam untuk mencabut dukungan mereka kepada sang calon Gubernur. Penyebabnya ialah berebut posisi calon wakil gubernur sebagai pendamping Ridwan.
PPP tetap ngotot menginginkan kadernya Uu Ruzhanul Ulum sebagai Cawagub. Jika Uu tidak terpilih, PPP mengancam akan mencabut dukungan.
“Kami PPP tidak ragu mengusung Pak Uu. Kami sudah tegas akan menarik dukungan jika Pak Uu tidak terpilih,” kata Sekretaris PPP Jawa Barat, Pepep Syaiful Hidayat.
Di sisi lain, PKB mendorong Maman Imanulhaq sebagai cawagub dan menolak Uu sebagai cawagub.
“Jika iya pilihannya Kang Emil (Ridwan Kamil) ke Kang Uu, dipastikan PKB check out (keluar) dari dukungannya,” kata Sekretaris PKB Jawa Barat, Sidkon Djampi.
Hanya Nasdem yang nampaknya legowo dan tidak memaksakan kadernya dipilih oleh Ridwan Kamil sebagai wakilnya. Mungkin karena sadar diri sebab di antara para pengusung, jumlah kursi Nasdem memang yang paling sedikit.
Hal ini tentu saja polemis, karena jumlah kursi PPP di DPRD Jawa Barat adalah sebanyak 9 kursi, sedangkan PKB 7 kursi. Itu artinya, jika salah satu dari PPP atau PKB menarik dukungannya, maka Ridwan Kamil tidak bisa melangkah maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat karena tidak memenuhi ambang batas jumlah kursi dukungan.
Ridwan Kamil benar-benar dalam posisi buah simalakama. Uu diambil PKB mati, Uu tak diambil PPP mati.
Yah, ya sudah. Biarkan mengalir saja Kang Emil. Kinerjamu, citramu, dan kepopuleranmu sudah cukup untuk dikenang banyak warga tanah Sunda. Nggak usah ngoyo, nggak jadi gubernur juga nggak papa.
Wong dulu Prabu Siliwangi yang hebat dan sakti mandraguna saja juga nggak nyalon jadi gubernur Jawa Barat kok.
Selow saja. Yang penting tetap bisa ikut main film berkali-kali, nggak kalah sama Dedy Mizwar.