MOJOK.CO – Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan bahwa Partai Demokrat akan mendukung Prabowo dan Sandiaga Uno secara penuh mulai Januari 2019.
Jumat (21/12), sekitar pukul 20.00, pertemuan antara Ketum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketum Gerindra, Prabowo, selesai dilakukan. Setelah tiga setengah bulan tidak bertemu, pertemuan SBY dan Prabowo merupakan tanda ikhtiar untuk memenangi dua kontestasi di depan mata.
Apakah arah angin di Pilpres 2019 akan mulai berubah setelah pertemuan ini?
Tentu memerlukan sebuah analisis yang komprehensif untuk menjawab pertanyaan di atas. Namun, dari beberapa pernyataan SBY setelah bertemu dengan Prabowo, kubu oposisi akan bekerja lebih keras mulai Januari mendatang. Gerindra, yang kerjanya selama ini sudah disokong oleh PAN dan PKS, akan mulai mendapatkan dorongan secara penuh dari Partai Demokrat.
Setidaknya ada tiga penekanan yang dikemukakan oleh SBY setelah pertemuan dengan Prabowo, antara lain:
Pertama, Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo seiya sekata untuk memenangi dua kontestasi di depan mata, yaitu pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Bahkan, SBY menekankan bahwa ini sudah menjadi “pandangan politik” keduanya.
Selain Prabowo dan Sandiaga Uno akan didorong supaya menang, SBY juga menegaskan bahwa Partai Demokrat dan Gerindra harus mendapatkan suara yang lebih besar di parlemen.
“Kami memiliki pandangan yang sama bahwa tujuan politik dalam pemilu ini adalah suksesnya pemilihan presiden dan pemilihan legislatif. Kami tentu ingin Pak Prabowo menang, tetapi baik Partai Demokrat dan Gerindra sukses memiliki suara yang makin besar di parlemen kita.”
Kedua, Susilo Bambang Yudhoyono akan mendorong Prabowo untuk lebih intensif memaparkan visi, misi, dan tawaran kebijakan untuk rakyat mulai Januari hingga April mendatang. SBY memandang bahwa di tiga bulan yang lalu, tak banyak tawaran kebijakan yang rakyat dapatkan dari pihak oposisi, terutama Prabowo.
“Terkesan bagi rakyat yang sering mengemuka adalah gimik ataupun serang-menyerang yang bersifat pribadi atau personal. Kalau ada konten yang bersifat visi, misi, dan program dan kebijakan oleh mereka diangaplah belum memadai.”
Oleh sebab itu, SBY juga menegaskan kepada sejawatnya bahwa superstar di Pilpres 2019 adalah capres. Maka, sudah sewajarnya kalau Prabowo harus lebih aktif lagi berkampanye, yang kudu diintensifkan mulai Januari nanti. Nah, dimarahi, kan sama seniornya.
Ketiga, mantan presiden Indonesia tersebut kembali menegaskan bahwa Partai Demokrat akan bekerja lebih keras memenangkan Prabowo dan Sandiaga Uno, sembari tetap berkonsentrasi kepada pemilihan legislatif. Partai Demokrat menyebutnya sebagai “tujuan kembar”, atau “double track strategy”.
“Ya kami tetapkan tujuan kembar, double track strategy. Satu mememangkan pemilihan legislatif, kami ingin raih suara yang lebih tinggi, kami ingin sukseskan Pak Prabowo menjadi presiden mendatang. Itu tentu tugas dan kewajiban kami Partai Demokrat secara politik.”
Nah, lewat tiga poin penjelasan di atas, apakah arah angin di Pilpres 2019 mendatang akan berubah dan mulai berembus ke arah oposisi? (yms)