MOJOK.CO – Rute Bus Jogja Heritage Track kini jadi lebih banyak. Hal ini dilakukan Pemda DIY untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat tentang cagar budaya yang ada di sekitar kawasan Sumbu Filosofi.
Pemda DIY tengah menyiapkan berbagai variabel dalam rangka pengusulan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda ke UNESCO. Selain persiapan kawasan pedestrian di Malioboro, Pemda melalui Dinas Kebudayaan (disbud) menambah rute bus Jogja Heritage Track (JHT) selain rute yang sudah ada seperti Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Pal Putih.
Dua bus disiapkan bagi masyarakat untuk mengenal sumbu filosofi DIY. Edukasi ini jadi salah satu syarat yang ditetapkan UNESCO terkait sosialisasi pengenalan kawasan Sumbu Filosofi.
“Tema sumbu filosofis kami pilih sebagai awal, mengeksplore bagian-bagian menarik dari Yogyakarta. Tema dan destinasi akan terus diperbaharui secara terus-menerus dengan menambah rute agar masyarakat bisa ikut serta aktif terlibat dalam pelestarian budaya di DIY,” ungkap Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY, Rully Andriadi di Museum Sonobudoyo, Rabu (01/02/2023).
Fokus cagar budaya
Rully mengungkapkan, penambahan rute bus Jogja Heritage Track akan difokuskan pada bangunan-bangunan heritage atau cagar budaya yang ada di kawasan pendukung Sumbu Filosofi. Dengan tema perjuangan, pendidikan dan religi, sejumlah sekolah, rumah ibadah seperti masjid, gereja, klenteng dan lainnya yang memiliki nilai sejarah jadi titik rute baru.
Dua armada yang disediakan seperti bus Kraton dan bus Malioboro bisa dimanfaatkan masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk berkeliling Yogyakarta dengan sepuluh rute yang disediakan. Fasilitas bus bisa dinikmati secara gratis.
“Ada sepuluh tema baru dan kita jajaki peluangnya. Kami survei tracknya juga. Akan ada berbagai pilihan layanan agar masyarakat bisa memilih, secara gratis,” jelasnya.
Masyarakat bisa lebih mengenal sejarah Sumbu Filosofi Yogyakarta selama perjalanan rute-rute cagar budaya. Di setiap bus disediakan pendamping yang akan memberikan penjelasan tentang sejarah Sumbu Filosofi selama perjalanan.
Melalui edukasi tersebut diharapkan upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya bisa terwujud. Kesadaran pada masyarakat, terutama generasi muda akan pentingnya Sumbu Filosofi sebagai Warisan Dunia pun bisa meningkat.
Rully mentargetkan dua bus tersebut bisa dimanfaatkan lebih dari 8.000 penumpang pada tahun ini. Hal tersebut memungkinkan karena antusias warga untuk menggunakan bus JHT cukup tinggi pada 2022 lalu.
“Kita evaluasi apa yang perlu ditambahkan dalam bus nanti,” jelasnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi