Gerombolan Pemuda Mabuk Tusuk Santri Krapyak, Hasto Minta Penjualan Miras Dibatasi

Hasto Wardoyo batasi penjualan miras di Yogyakarta karena kasus penusukan santri krapyak. MOJOK.CO

Sosok Hasto Wardoyo. (Dok.Humas)

Calon Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan akan memperketat regulasi penjualan minuman keras (miras) di Yogyakarta. Dengan begitu, akses masyarakat untuk mengonsumsi miras jadi terbatas.

Hasto menilai kejadian penganiayaan yang dialami oleh santri di Krapyak membuktikan bahwa miras dapat merugikan dan membahayakan orang lain.

Santri Krapyak ditusuk dan dianiaya

SF (19) dan temannya sedang asyik nongkrong di salah satu kafe yang terletak di Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Yogyakarta pada Rabu malam, (23/10/2024). Mereka merupakan santri PP Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.

Saat tengah asyik membeli sate di sekitaran jalan, keduanya mendengar keributan. Tiba-tiba segerombolan pemuda mendatanginya. SF dan temannya dipukuli hingga harus dibawa ke rumah sakit.

“SF (19) mengalami luka robek perut bagian kiri, dijahit 3. Sekaligus mengalami luka memar pada bagian kepala, tangan, dan kaki akibat pukulan balok dan kursi,” kata Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Sujarwo dikutip dari Kompas.com.

Menurut penelusuran polisi ada 25 orang lain yang sedang nongkrong saat itu. Mereka diduga mengonsumsi minuman keras di kafe. Sementara, korban mengaku tak mengenal gerombolan pelaku tersebut.

Jogja darurat miras

Sebagai calon wali kota Yogyakarta, Hasto berkomitmen untuk mencegah dan memperketat akses miras. Dia berujar Yogyakarta sedang darurat miras. Dia berharap pengetatan regulasi penjualan miras dapat mencegah aksi kekerasan.

“Karena saya lihat, akses miras saat ini mudah ditemukan di mana-mana, maka regulasi harus diperketat lagi,” kata Hasto melalui keterangan tertulis yang diterima Mojok, Sabtu (26/10/2024).

Dokter Hasto, sapaan akrabnya, mengutuk aksi kekerasan jalanan tersebut karena berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Para pelaku, kata Hasto, adalah toxic people yang harus ditangani dengan serius.

Ajak masyarakat cegah miras

Hasto mengatakan penanganan toxic people bisa dimulai dari hulu, misalnya melakukan pendekatan kepada orang tua agar anak mereka tidak terjerumus ke dalam pengaruh kekerasan jalanan.

Dia mengimbau para orang tua untuk ikut aktif mengawasi anak-anak mereka. Sebab, dia yakin miras menjadi salah satu faktor pendorong aksi kriminalitas dan berpotensi mengancam masa depan generasi muda Kota Yogyakarta.

“Harus diperkuat lagi parenting kita. Kita dorong orang-orang tua juga berperan aktif mengawasi anak-anaknya. Jadi pemerintah aktif, orang tua juga sama aktifnya,” ucap Hasto.

Dokter Hasto mengapresiasi seluruh aparat dan tokoh-tokoh di Kota Yogyakarta yang ikut peduli dengan aksi Jogja Darurat Miras tersebut, demi kesehatan dan keamanan masyarakat kota.

“Mari kita bantu, kita perangi miras ini dari hulu dengan menciptakan generasi yang sehat dan di hilir dengan regulasi dan penanganan yang kuat,” ucapnya.

Exit mobile version