Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Pemerintah Wacanakan Penghapusan Sistem Zonasi, Disdikpora DIY Tak Setuju

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
12 Agustus 2023
A A
Pemerintah Wacanakan Penghapusan Sistem Zonasi, Disdikpora DIY Tak Setuju. MOJOK.CO

Kadisdikpora DIY, Didik Wardaya saat dikonfirmasi tentang penghapusan sistem zonasi, Jumat (11/08/2023). (Yvesta Ayu/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dinas Pendidikan dan Olahraga DIY tak setuju dengan kebijakan pemerintah yang mewacanakan penghapusan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Jika itu berlaku, maka pendidikan Indonesia bisa mundur kembali ke 40 tahun lalu.

Kebijakan tersebut karena penerapan sistem yang sudah berlangsung sejak 2018 menimbulkan polemik dan sejumlah masalah di daerah. 

Sejumlah orang tua di daerah menyoroti adanya kecurangan dalam penerapan sistem zonasi. Sebab demi bisa masuk ke sekolah favorit, muncul kasus pindah domisili atau menumpang Kartu Keluarga (KK) orang lain.

Sistem zonasi berhasil di DIY

Wacana ini pun mendapatkan tanggapan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY. Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya mengaku sistem zonasi sebenarnya berhasil di DIY. 

Karenanya wacana tersebut perlu kajian lebih dalam. Apalagi kualitas pendidikan saat ini sudah cukup merata. 

“Proses pemerataan pendidikan melalui input siswa sudah terasa dampaknya,” kata Didik, Jumat (11/08/2023).

Menurut Didik, sistem zonasi saat ini sudah meluluskan siswa. Bahkan jumlah mahasiswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dari berbagai sekolah sudah cukup merata. 

“Kalau lulusan yang diterima di perguruan tinggi negeri saya kira di masing-masing sekolah sudah merata. Artinya proses pemerataan kualitas pendidikan melalui pemerataan input siswa itu sudah terasa dampaknya dengan zonasi itu,” tandasnya.

Sistem pendidikan alami kemunduran 40 tahun

Didik menyatakan bila menghapus PPDB zonasi dan menyerahkan seleksi ke masing-masing sekolah, maka sistem pendidikan nasional akan kembali ke 40 tahun yang lalu. Sistem pendidikan di Indonesia pun khawatirnya akan mengalami kemunduran.

“Jadi perlu kajian mendalam perlu adanya satu alat ukur yang terstandar tadi. Kalau dulu kan ada UN, dampaknya anak-anak ini akan mengelompok lagi. Kalau itu tidak ada berarti kemunduran,” tandasnya.

Didik menambahkan alih-alih menghapus, penerapan sistem PPDB zonasi perlu penyempurnaan. Sebab walaupun masih ada beberapa kekurangan, penerapan sistem PPDB zonasi sebenarnya sudah cukup bagus.

Sistem zonasi mestinya tidak kaku hanya berdasarkan jarak. Hal ini penting mengingat daya tampung masing masing sekolah berbeda sehingga perlu alat seleksi tambahan. 

“ASPD hanya untuk memetakan. Kami mengukurnya melalui kualitas literasi dan sebagainya. Modelnya sama kami berikan kelas akhir dan diberikan semua siswa,” ungkapnya.

Tunggu keputusan pemerintah

Meski tak setuju, lanjut Didik, pihaknya akan menunggu keputusan pemerintah pusat terkait rencana penghapusan sistem zonasi. Termasuk pengembalian sistem Ujian Nasional (UN).

Iklan

“Kita menunggu kebijakan kalau itu munculnya peraturan pemerintah menghapus zonasi PPDB, kemudian modelnya mau seperti apa kita menunggu nanti daerah menyesuaikan,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA I Gusti Ngurah Suthasoma, Pencipta Himne Gadjah Mada yang Belajar di Fakultas Sastra UGM

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

 

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2023 oleh

Tags: PendidikanPPDBsistem zonasi
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
nadiem makarim, pendidikan indonesia, revolusi 4.0.MOJOK.CO
Aktual

Kasus Nadiem Makarim Menunjukkan Kalau Lembaga Pendidikan Sudah Jadi “Inkubator Koruptor”

8 September 2025
efisiensi anggaran, anggaran pendidikan indonesia.MOJOK.CO
Aktual

Anggaran Pendidikan “Disunat” demi MBG, Pemerintahan Prabowo Abaikan Konstitusi

19 Agustus 2025
pendidikan dii jawa barat.MOJOK.CO
Aktual

Pemprov Jabar “Jalan Sendiri”: Pendidikan Amburadul, Anak Jadi Korban, dan Cetak Rekor Memalukan

29 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.