Lautan manusia yang memenuhi Pendopo Kafe Basabasi Condongcatur ini punya tujuan yang sama: melenting bersama Bambang Pacul di acara peluncuran buku Mentalitet Korea: Jalan Ksatria Komandan Bambang Pacul. Udara Jogja yang panas tidak menyurutkan animo orang-orang yang ingin meramaikan acara. Beberapa dari mereka bahkan datang satu jam sebelum acara dimulai.
Acara ini menghadirkan para korea yang tak tanggung-tanggung kapabilitasnya. Kukuh Kudamai, Miftakhul Ilmy, serta Irfan Skuter mengisi acara ini sebagai artis. Selain artis, ada tokoh penting seperti Irfan Afifi, Fahruddin Faiz, Naufil Istikhari, dan tentu saja, Puthut EA dan the one and only, Bambang Pacul. Tujuan acara ini selain peluncuran buku, adalah untuk diskusi tentang buku ini dan filosofi-filosofi yang ada pada buku Mentalitet Korea.
Acara berlangsung meriah, dimulai dengan gurauan dari Kukuh Kudamai, yang dilanjutkan dengan standup oleh Ilmy, lalu Iksan Skuter. Kemudian dilanjutkan oleh diskusi buku bersama Fahruddin Faiz, Irfan Afifi, Puthut EA, dan Naufil Istikhari. Di tengah acara, pusat acara, Bambang Pacul datang dan memberi petuah-petuah korea, sesuai dengan bukunya.
Sekitar 200 lebih peserta datang memadati acara. Beberapa bahkan sudah memadati venue sebelum acara dimulai.
Bambang Pacul dan mentalitet korea
Bambang Pacul bicara tentang banyak hal, seperti cerita-cerita tentang hidup yang dia jalani setelah perhelatan politik, mentalitet korea dan mentalitas-mentalitas yang harus dimiliki oleh manusia untuk berjuang. Salah satu yang disampaikan adalah korea sakit kalau mereka mengalami kekalahan, tapi akan mengatur strategi untuk bangkit kembali.
Selain itu, Bambang Pacul juga memberi 3 pesan kehidupan untuk para korea yang memenuhi Pendopo Kafe Basabasi Condongcatur, yang beliau sebut sebagai trifokus. Pesan pertama adalah untuk menemukan kebahagiaan pada dirimu alias dont worry be happy, fokuskan hati untuk melenting. Yang kedua, fokuskan pada solusi. Yang ketiga, jagalah kesehatan, mumpung muda.
Di akhir sesi Pak Bambang Pacul, beliau memberi pesan terakhir tentang kekoreaan.
“Kalau kalian sudah jadi korea, jaga kekoreaan kalian. Merdeka!”
Tanggapan-tanggapan
Sesi dilanjut dengan tanggapan dari para narasumber yang lain Irfan Afifi berkata, mentalitet korea Bambang Pacul adalah jalan ksatria. Dalam penjelasan beliau, jalan yang diambil oleh korea adalah jalan yang tak mengenal kata kalah, jalan yang ksatria sejati akan jalani. Fahruddin Faiz menekankan bahwa manusia harus menjadi diri sendiri, dan jangan menjaga jarak dengan realitas. Sebab, manusia yang jauh dari realitas adalah manusia yang menderita.
Dalam sesi tersebut, moderator sempat bertanya pada Puthut EA, apakah akan ada buku kedua, lanjutan dari buku Mentalitet Korea, dan jawaban beliau adalah ada, dan fokusnya pada tentang kekalahan.
Reporter: Rizky Prasetya
Editor: Hammam Izzudin
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.