Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Memori

Sejarah Panjang RSUD Moewardi Solo: Atasi Black Death Pagebluk Pes pada Masa Kolonial

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
22 Oktober 2023
A A
Sejarah Panjang RSUD Moewardi Solo Sebagai Tempat Pengendalian Pagebluk Pes pada Masa Kolonial MOJOK.CO

Peletakan batu pertama cikal bakal RSUD Dr Moewardi Solo. (Tropen Museum)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moewardi, yang berada di Solo, Jawa Tengah, ternyata punya sejarah yang begitu panjang. Tempat ini menjadi saksi bagaimana virus pes menjangkiti masyarakat Mangkunegaran, yang saking parahnya hingga muncul istilah “esuk lara, sore mati”.

Ya, istilah “esuk lara, sore mati” atau yang berarti “pagi sakit, sore mati” bukan sekadar jargon. Pada masa itu, pandemi yersinia pestis (Pes) memang jadi momok menakutkan bagi warga dunia. Di Eropa, misalnya, penyakit ini punya sebutan Black Death dan membunuh 60 persen masyarakat di sana.

Di Hindia Belanda, wabah yang tikus sebarkan ini pertama kali terdeteksi pada 1905 di Pantai Timur Sumatera. Wabah di Vorstenlanden (Yogyakarta dan Surakarta) ini pertama kali menimbulkan korban pada 1913. Namun, karena korban masih terbilang sedikit, pemerintah sedikit mengabaikannya.

Alhasil, pada 1915, kasus melonjak drastis. Di Mangkunegaran mencatat 1.386 kasus dalam setahun yang cukup merepotkan pemerintah Kotapraja. Populasi Mangkunegaran yang padat serta budaya masyarakat yang kurang bersih, menjadi faktor utamanya.

Dibangunnya Ziekenzorg, cika bakal RSUD Moewardi

Sejak merebaknya pagebluk pes, beberapa rumah sakit di wilayah Kotapraja menjadi amat sibuk pada 1918. Kebutuhan akses kesehatan meningkat kala itu.

Pemerintah pun mulai berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap rakyatnya di Praja Mangkunegaran. Alhasil, mereka mendirikan sebuah Rumah Sakit Umum, yaitu RS Ziekenzorg pada 1921 yang berlokasi tepat di sebelah barat Pura Mangkunegaran. 

Berdiri di atas tanah partikelir di daerah Mangkubumen, Surakarta, rumah sakit ini punya nama resmi Inlandsziekenhuis der Vereeninging Ziekenzorg.

Sebagai rumah sakit pertama yang di Surakarta, RS Ziekenzorg mendapatkan subsidi yang cukup besar dari Pemerintah Swapraja. Setiap tahun, mereka menerima 5.000 gulden dari Vereeniging voor Zieken verpleging in Nederlandsche-Indie (VZNI).

RS Ziekenzorg lekas menjadi andalan masyarakat, terutama sekali di Pasar Legi di mana banyak sekali pedagangnya menjadi korban pes. Masyarakat setempat mengeja nama rumah sakit ini dengan sebutan Sikensoro–mungkin nama “Ziekenzorg” terlalu susah mereka eja.

Dokter-dokter Belanda kemudian menjadi pelayan publik di sini. Sayangnya, sebagaimana biasa dijumpai kala itu, kelas sosial masih menjadi standarisasi pelayanan publik. 

Stratifikasi atau penggolongan kelas sosial membagi orang Eropa sebagai pemuncak tatanan sosial, sedangkan kaum bumiputra (penduduk asli) menempati kelas terendah dalam stratifikasi sosial.

Akibat sering mendapatkan diskriminasi dari pelayanan orang Eropa, masyarakat pribumi yang miskin mulai kesulitan mencari pelayanan kesehatan. Beruntung, beberapa tahun kemudian berdiri rumah sakit untuk pribumi bernama Panti Rogo yang Paku Buwana X rintis.

Berhasil atasi wabah Black Death di Mangkunegaran

Demi mempercepat penanganan pes, RS Ziekenzorg mulai menjalin kerjasama dengan pemerintah Praja Mangkunegaran dan rumah sakit yang ada di Jebres. 

Kerja sama ini, salah satunya, mereka lakukan karena wabah juga menjangkiti lingkungan abdi dalem. Ada kekhawatiran pes bisa masuk ke lingkungan keraton.

Iklan

Selain itu, pemerintah juga mulai menata pola hidup bersih masyarakat. Pemerintah sangat tegas: ketika ada orang yang terkena pes, ia akan langsung diungsikan atau membawanya ke rumah sakit, sementara pemerintah akan membabakar rumahnya karena jadi sarang tikus.

Memasuki periode 1920-an, atas usul RS Ziekenzorg, pemerintah juga mulai melakukan aksi bedah rumah. Rumah-rumah yang tak layak huni dan berpotensi jadi sarang tikus, harus diganti dengan yang baru. Alhasil, program ini cukup berhasil. 

Pada 1921, misalnya, jumlah kasus menurun dan pada 1930-an, hampir tidak ada lagi pes di Mangkunegaran.

Riwayat RS Ziekenzorg akhirnya mengalami perubahan ketika Jepang masuk ke Jawa pada 1942. Keberadaan para dokter Belanda di RS Ziekenzorg mereka anggap sebagai mata-mata Sekutu. Para tentara pun akhirnya menawan para dokter di kamp-kamp tahanan dan mendeportasinya ke Belanda. Sementara bangunannya menjadi kamp militer Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, baungunan it kembali berfungsi sebagai rumah sakit. Namanya pun diganti menjadi Bale Kusolo pimpinan direktur R. Soemarno. Lantas berubah lagi menjadi RSUD Moewardi pada 1 Januari 1950 hingga hari ini.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sejarah Sanatorium Pakem: Tempat TBC di Yogyakarta Diberantas, Kini Jadi Panti Asuhan dan SLB

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 22 Oktober 2023 oleh

Tags: black deathdr moewardiPESsejarahsolo
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga
Pojokan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Menjajal GoTransit yang Terintegrasi dengan GoCar, “Keluyuran” di Jogja dan Solo Jadi Lebih Mudah Mojok.co
Ragam

Menjajal GoTransit yang Terintegrasi dengan GoCar, “Keluyuran” di Jogja dan Solo Jadi Lebih Mudah

28 November 2025
Perjalanan hidup Supriadi menjadi atlet bulu tangkis kursi roda dan tampil di event internasional seperti Polytron Indonesia Para Badminton 2025 Solo MOJOK.CO
Sosok

Kondektur Bus, Tukang Las Keliling, dan Jalan Hidup ke Bulu Tangkis Kursi Roda

2 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.