MOJOK.CO – Meeting perdana Elon Musk dengan seluruh karyawan Twitter diawali dengan bos Tesla tersebut terlambat hingga 10 menit. Dalam rapat tersebut Elon menginginkan pengguna Twitter yang ingin akunnya verified atau centang biru harus membayar.
Elon terbilang santai saat memimpin rapat pertama kalinya dengan santai. Ia hanya menggunakan ponsel alih-alih personal computer saat menghadiri rapat daring tersebut.
Sebelumnya, pria nyentrik ini menggegerkan para pengguna Twitter. Media sosial besutan Jack Dorsey, Biz Stone, Evan Williams, dan Noah Glass ini ia beli dengan harga fantastis 44 miliar dollar Amerika. Jumlah yang fantastis untuk media sosial dengan ‘hanya’ 18,45 juta pengguna.
“Beberapa orang mengekspresikan diri pada rambut mereka. Saya menggunakan Twitter,” ungkapnya saat ditanya alasan mengapa ia menyukai sosial media tersebut.
Rapat ini merupakan pertemuan pertama Elon Musk dengan seluruh karyawan Twitter. Sejumlah analis menduga bahwa Elon berupaya menggagalkan upaya akuisisi Twitter. Namun, hal tersebut ditampik dengan pemaparan berbagai ide dari CEO SpaceX tersebut.
Dalam meeting tersebut, Elon menyampaikan keinginannya agar Twitter memiliki lebih banyak pengguna. Dilansir dari reuters, Elon ingin agar pengguna Twitter setidaknya menyentuh angka 229 juta hingga 1 miliar orang.
Oleh sebab itu, ia melemparkan pendapat bahwa sebaiknya Twitter dapat meniru super app WeChat yang ada di China.
“Pada dasarnya, (orang-orang) hidup dalam WeChat di China. Jika kita bisa membuat hal serupa di Twitter, kita akan menjadi sangat sukses,” paparnya.
Iklan akan menjadi hal yang penting bagi perusahaan tersebut. Hal ini bertentangan dengan keinginan Elon sebelumnya yang justru menginginkan Twitter tanpa iklan.
“Saya pikir iklan menjadi sangat penting bagi Twitter. Saya tidak menentang adanya iklan. Saya hanya akan berbicara pada pengiklan, ‘Hei, tolong pastikan iklan yang dibuat semenarik mungkin’,” ujarnya.
Elon Musk juga menginginkan agar pengguna Twitter bisa membayar agar akun mereka mendapatkan verified centang biru. Pembayaran juga dapat dilakukan untuk fitur berlangganan. Hal ini sama seperti yang WeChat lakukan di China.
Saat ditanya mengenai layoffs atau pengurangan jumlah karyawan, Elon hanya memberikan tanggapan bahwa hal tersebut mungkin terjadi.
“Saat ini jumlah pengeluaran (Twitter) lebih besar daripada pendapatannya. Hal ini tentu saja bukan situasi yang menguntungkan. Siapapun yang memiliki kontribusi signifikan seharusnya tidak mengkhawatirkan hal tersebut,” ujarnya.
Ia juga menambahkan pendapatnya mengenai kerja remote yang kini dilakukan karyawan Twitter. Baginya, tak masalah jika ada beberapa orang yang ingin tetap menjalankan work from anywhere.
Selebihnya, pria yang terkenal dengan cuitan nyelenehnya di Twitter tersebut lebih banyak membahas mengenai spam. Selama ini, Twitter memang dikenal sebagai salah satu media sosial yang dipenuhi dengan akun ‘bodong’, termasuk bot dan spam.
Penulis: Shinta Sigit Agustina
Editor: Agung Purwandono