MOJOK.CO – Rekonsiliasi antara kubu Jokowi dan Prabowo bisa terjadi kalau Jokowi mau memulangkan Habib Rizieq Shihab dari tanah suci.
Agenda rekonsiliasi antara kubu Jokowi dengan kubu Prabowo pasca Pilpres agaknya bakal menjadi agenda yang keras dan berliku. Bukan hanya pro-kontra yang turut menyertainya, namun juga adanya banyak syarat dan ketentuan yang dianggap unik dan aneh demi terwujudnya rekonsiliasi tersebut.
Salah satu persyaratan yang mengemuka sebagai bagian dari terwujudnya rekonsiliasi tersebut adalah pemulangan imam besar FPI Rizieq Shihab dari Arab Saudi.
Munculnya wacana memulangkan Habib Rizieq tersebut bermula dari twit mantan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak.
“Ini pandangan pribadi saya, bila narasi rekonsiliasi politik mau digunakan, agaknya yang paling tepat beri kesempatan kepada Habib Rizieq kembali ke Indonesia,” begitu twit Dahnil.
Tiada disangka, syarat tersebut ternyata kok ya diakui oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani. Dirinya menyebut bahwa kepulangan Habib Rizieq memang merupakan syarat rekonsolisiasi dari kubu Prabowo kepada Jokowi.
Selain pemulangan Habib Rizieq, syarat lainnya adalah pembebasan sejumlah tokoh pendukung Prabowo yang sempat ditahan oleh pihak kepolisian karena terjerat kasus hukum.
“Bukan hanya Rizieq, kemarin banyak yang ditahan-tahanin. Segala macam lah pokoknya. Itu bagian supaya pandangan yang tajam di masyarakat mengendur,” ujarnya.
Muzani mengatakan bahwa agenda rekonsiliasi ini adalah agenda yang penting dan sangat mutlak diperlukan, sebab hal tersebut bisa menjadi jalan untuk meredam dendam antara kubu-kubu yang bertikai dalam Pilpres 2019.
Terkait dengan syarat memulangkan habib Rizieq sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi, banyak pihak, utamanya dari kubu Jokowi yang menilai bahwa syarat tersebut aneh dan tidak ada relevansinya dengan agenda rekonsiliasi.
Ketua DPP Partai Golkar, Andi Sinulingga, misalnya, mengatakan bahwa memulangkan habib Rizieq adalah hal yang tidak nyambung.
“Tidak relevan. Saya tidak setuju kriminalisasi Habib Rizieq. Tapi menukar guling dengan Rizieq Shihab tidak relevan. Apa konteksnya?” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko malah memberikan komentar yang jauh lebih keras.
“Siapa yang pergi, siapa yang pulangin. Kan, pergi pergi sendiri kok dipulangin, gimana sih? Memangnya kita yang usir, kan enggak,” kata Moeldoko, “Pergi, pergi sendiri kok, kita ribut mau mulangin, kan gitu. Ya, pulang sendiri saja. Enggak (bisa) beli tiket, baru gua beliin.”
Jadi, gimana Pak Jokowi, pulangin nggak, nih?