Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Kisah 3 Masjid Tertua di Jogja, Ada yang Pembangunannya Melibatkan Masyarakat Lintas Agama

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
11 April 2023
A A
Masjid tertua di Jogja. MOJOK.CO

Ilustrasi masjid tertua di Jogja.

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Terdapat sejumlah masjid tertua di Jogja yang sarat akan kisah sejarah. Masjid-masjid ini merupakan peninggalan masa awal hingga kejayaan Kerajaan Mataram Islam.

Masjid bersejarah di Jogja ini menjadi saksi penyebaran agama Islam di Tanah Mataram. Sejarah Mataram Islam tak lepas dari sosok Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati yang menjadi raja pertamanya. Panembahan Senopati merupakan anak dari Ki Ageng Pemanahan.

Di bawah kepemimpinan Panembahan Senopati, agama Islam mulai menyebar di wilayah yang dulunya merupakan tanah Kerajaan Pajang ini. Salah satu penanda awal tersebarnya Islam adalah berdirinya masjid sebagai tempat ibadah sekaligus pusat penyebaran syiar.

#1 Masjid Gedhe Mataram Kotagede

Kawasan Kotagede menjadi saksi awal perkembangan Mataram Islam. Penandanya adalah keberadaan masjid tertua di Jogja yakni Masjid Gedhe Mataram yang proses pembangunannya berjalan pada kurun waktu 1578 hingga 1587.

Melansir dari laman Dinas Kebudayaan DIY, pembangunan masjid tersebut berada di era Penambahan Senopati. Prosesnya melibatkan masyarakat yang saat itu masih banyak menganut agama Hindu dan Budha.

Masyarakat lintas agama ini bahu-membahu melakukan pembangunan. Umat Islam membangun area utama masjid dan umat Hindu membangun area pagar yang mengelilinginya. Salah satu buktinya terlihat dari pintu masuk yang memiliki corak Pura.

Bangunan masjid tersebut kemudian mengalami proses penyempurnaan pada masa-masa selanjutnya. Pembangunan serambi dan halaman masjid dilakukan pada era Sultan Agung sekitar 1611 masehi.

#2 Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman merupakan tempat ibadah umat Islam lain yang tergolong paling tua di Jogja. Pembangunannya dilakukan pada 1773 Masehi. Pemrakarsanya yakni Sri Sultan Hamengkubuwono I bersama Kiai Fakih Ibrahim Diponingrat yang merupakan penghulu keraton. Sedangkan Kiai Wiryokusumo menjadi perancang bangunannya.

Secara gaya arsitektur, masjid ini memiliki banyak kemiripan dengan gaya Masjid Demak. Terdapat empat pilar utama atau saka guru. Selain itu, melansir dari Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY, masjid ini memiliki atap berbentuk tajug lambang teplok atau susun tiga. Bentuk atap itu memiliki filosofi tingkatan ilmu tasawuf yakni syariat, thareqat, dan ma’rifat.

Masjid ini memiliki 48 pilar. Masjid ini juga memiliki beberapa corak khas yang menunjukkan masjid milik Sultan. Beberapa corak khas tersebut di antaranya mustaka pada puncak masjid yang dibentuk stirilisasi lambang gada, daun kluwih, dan bunga gambir. Ketiganya melambangkan filosofi yang berbeda-beda.

Masjid Gedhe Kauman merupakan bagian tak terpisahkan dari kompleks Kesultanan. Letaknya satu kompleks dengan istana, alun-alun, dan beberapa pusat aktivitas penting lainnya.

#3 Masjid-masjid Pathok Negara

Terdapat sejumlah masjid yang tergolong tua di Jogja selain dua Masjid Gedhe yang berada di pusat pemerintahan. Kasultanan Yogyakarta membangun masjid di empat penjuru mata angin yang mendapat sebutan Masjid Pathok Negara.

Keempat masjid tersebut yakni Masjid Jami’ An-nur di Mlangi (Barat), Masjid Jami’ Sulthoni di Plosokuning (Utara), Masjid Jami’ Ad-Darojat di Babadan (Timur), dan Masjid Nurul Huda di Dongkelan (Selatan). Keempat masjid tersebut telah berusia ratusan tahun.

Melansir dari laman Dinas Perpustakaan dan Arsip DIY, secara lokasi masjid-masjid ini berada di wilayah pinggiran kuthanegara. Dahulu masjid-masjid ini ini dijaga oleh para abdi dalem yang menguasai bidang hukum dan syariat agama Islam. Mereka mendapat wilayah perdikan dan mengemban tugas mengelola masjid di wilayah tersebut.

Iklan

Masjid Pathok Negara tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Terdapat fungsi lain seperti pusat pendidikan, tempat upacara keagamaan, sistem pertahanan, hingga sistem peradilan keagamaan yang juga mendapat sebutan Pengadilan Surambi.

Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Masjid Pathok Negara Plosokuning dan Megaproyek Keraton Jogja di Masa HB I dan tulisan menarik lainnya di kanal Kilas.

Terakhir diperbarui pada 11 April 2023 oleh

Tags: Masjidmasjid gedhemasjid pathok nagoromasjid tertua di jogja
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Menemukan kedamaian batin dari rebahan karpet masjid MOJOK.CO
Catatan

Rebahan di Karpet Masjid: Sepele tapi Beri Kedamaian Batin dari Dunia yang Penuh Standar, Tuntutan, dan Mengasingkan

12 November 2025
Bukan Cuma Masjid, Jogokariyan Jogja Ternyata Punya ATM Beras & Wakaf Produktif
Video

Bukan Cuma Masjid, Jogokariyan Jogja Ternyata Punya ATM Beras dan Wakaf Produktif

19 April 2025
Menjemput Rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten.MOJOK.CO
Ragam

Menjemput Rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten

23 Desember 2024
Kelakuan Pengurus Masjid yang Bikin Resah dan Harusnya Niru Masjid Sejuta Pemuda MOJOK.CO
Ragam

5 Tabiat Menjengkelkan Masjid di Indonesia, Pengurusnya Harus Introspeksi karena Sangat Merugikan

20 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.