MOJOK.CO – Indonesia merupakan negara Asia pertama yang mencatatkan namanya di ajang Piala Dunia. Tepatnya pada Piala Dunia 1938 di Prancis. Saat itu Indonesia masih berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Namun fakta ini jarang diungkap.
Berbicara soal timnas dari benua Asia yang mampu mencatatkan namanya pertama kali di turnamen sepak bola terbesar di dunia agaknya kita perlu berbangga hati. Singkirkan dulu nama tim raksasa macam Jepang, Korea Selatan, ataupun Australia. Indonesia merupakan yang pertama.
Timnas Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda berjalan dengan mulus ke Piala Dunia setelah Jepang mengundurkan diri dari babak kualifikasi akibat perang besar dengan Tiongkok. Saat itu memang hanya dua negara di kualifikasi karena dunia sepak bola Asia belum serius dalam menggarap cabang olahraga ini.
Berdasarkan catatan Java Post, timnas Hindia Belanda berangkat menuju Prancis pada 27 April 1938 menggunakan kapal laut, sampai di Prancis pada bulan Juni 1938.
Selang 2 hari, timnas Hindia Belanda berlaga melawan raksasa Eropa, Hungaria. Mereka kalah 6-0 dari Hungaria. Laga itu menjadi satu-satunya pertandingan yang dilakoni Timnas Hindia Belanda di ajang Piala Dunia karena sistem fase gugur yang digunakan membuat tim yang kalah langsung tersingkir.
Sebetulnya, Hindia Belanda sempat mencetak gol ke gawang Hungaria lewat sontekan, Tjaak Pattiwael, namun, gol tersebut dianulir oleh wasit. Pattiwael menjadi sejumlah orang Indonesia di antara orang Belanda dan Tionghoa di squad Hindia Belanda.
Saat itu banyak pemain Indonesia memang menolak ikut karena bermain karena harus bermain untuk pemerintah kolonial. Namun, meskipun bermain untuk Hindia Belanda Tjaak Pattiwael mengungkap “Tidak peduli apapun yang terjadi, saya tetap membela Indonesia”. Pesan Tjaak Pattiwael itu disampaikan anaknya pada suatu kesempatan seperti dilansir di laman FIFA.
Sebetulnya agak sulit memang menerima fakta partisipasi Indonesia pada ajang Piala Dunia 1938 ini. Pasalnya, bendera yang digunakan bukan bendera Indonesia, melainkan bendera Belanda, pun juga nama yang dipakai adalah Hindia Belanda bukan Indonesia.
Protes para pemain
Pada masa kolonial terdapat dua federasi sepakbola, yakni Nederlandsch Indsiche Voetbal Uni (NIVU) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Undangan Piala Dunia saat itu datangnya untuk NIVU, bukan PSSI. NIVU mengkoordinasikan dengan PSSI untuk membentuk timnas yang akan dikirim ke Prancis untuk Piala Dunia.
PSSI dibawah Soeratin Sosrosugondo yang menaungi para pemain tanah air kemudian setuju untuk bekerjasama dengan NIVU. Namun, pada akhirnya kerja sama tak berlangsung lama karena beberapa hal.
Misalnya, NIVU yang secara sepihak langsung memilih pemain yang akan diikutsertakan, padahal Soeratin ingin ada satu pertandingan antara PSSI dan NIVU untuk menentukan pemain-pemain yang akan dibawa ke Prancis. Selain itu, Soeratin juga tidak menghendaki bendera Belanda yang dipakai NIVU, alih-alih bendera Indonesia atau netral.
Akhirnya, Soeratin tidak mengikutsertakan pemain PSSI di tim Hindia Belanda ke Piala Dunia 1938 sebagai aksi protesnya. Meskipun nyatanya masih ada beberapa pemain Indonesia yang ikut terbang ke Prancis. Bagi pemain yang ikut, menurut jurnalis Sumohadi Marsis mereka hendak menjadikan sepak bola sebagai sebuah gerakan untuk mencapai kemerdekaan.
Namun menurut berbagai sumber, yang semakin bikin kiprah Indonesia pada Piala Dunia 1938 sulit diterima adalah pertandingan yang diselanggarakan sebelum kemerdekaan tahun 1945 tidak diakui oleh PSSI. Itulah kenyataannya.
Penulis: Pasthiko Pramudhito
Editor: Purnawan Setyo Adi