Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Kesehatan

UGM Hentikan Produksi GeNose C19, Sampaikan Fungsi Lainnya

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
22 Agustus 2022
A A
genose mojok.co

Inventor GeNose C19, Kuwat Triyana (kiri) dan Rektor UGM Ova Emilia menyampaikan tentang GeNose di UGM, Senin (22/08/2022).(yvesta ayu/mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Alat pendeteksi Virus Covid-19 yang dikembangkan oleh UGM, Genose C19, kini sudah tak banyak lagi digunakan. Tim inventor alat ini pun mencoba mengembangkan fungsi alat tersebut untuk mendeteksi penyakit lain.

GeNose C19 cukup banyak dikenal masyarakat saat COVID-19 masuk ke Indonesia pada periode 2020 hingga 2021 lalu. Ya, alat deteksi COVID-19 yang dikembangkan UGM ini banyak digunakan instansi, baik negeri maupun swasta.

Dengan harga yang cukup murah, GeNose C19 pada waktu itu jadi pilihan menarik untuk tes COVID-19. Jauh lebih murah dibandingkan tes swab antigen maupun PCR. Untuk satu kali tes menggunakan GeNose C19, masyarakat cukup mengeluarkan Rp20 ribu.

Namun seiring masifnya vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pemerintah serta menurunnya kasus COVID-19, alat tersebut tak lagi banyak digunakan. Apalagi syarat perjalanan juga tak lagi menggunakan swab antigen ataupun PCR bagi pelaku perjalanan yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster.

Tak lagi digunakan untuk mendeteksi COVID-19, alat tersebut pun saat ini banyak dijual di marketplace. Reporter MOJOK.CO yang menelusuri marketplace menemukan salah satu akun menjual GeNose C19 bekas seharga Rp59 juta. Tak hanya mesin namun kantong nafas GeNose C19 pun diperjualbelikan.

Sementara UGM yang sempat menjual lebih dari 4.000 mesin GeNose C19 selama pandemi COVID-19, kini menghentikan produksi alat tersebut. Tak lagi digunakan mendeteksi COVID-19, tim inventor GeNose C19 UGM pun mencoba mengembangkan fungsi alat tersebut untuk mendeteksi penyakit lain.

“Kami mencoba memfungsialisasi fungsi genose ini untuk dijadikan alat diagnostik yang lain, daripada dijual di marketplace, tinggal update software, maka bisa digunakan untuk deteksi yang lain,” papar inventor GeNose C19, Kuwat Triyana di UGM, Senin (22/08/2022).

Pengembangan fungsi tersebut dilakukan karena mesin tersebut masih bisa digunakan. Cukup dengan pembaruan software GeNose C19 maka mesin yang sama bisa mendeteksi virus seperti kanker servis, nasofaring, tubercolosis, bakteri luka diabetes dan lain sebagainya.

Namun untuk dijadikan alat deteksi virus penyakit lain, UGM masih melakukan penelitian lebih lanjut. Saat ini UGM baru memiliki data-data diagnotis awal yang masih perlu divalidasi.

“Harapannya nanti alat-alat yang sudah tersebar di masyarakat sampai ribuan ini  bisa kita tawarkan untuk donasi, diserahkan ke puskesmas atau layanan kesehatan untuk mencover ke seluruh negeri. Validasi baru kita kerjakan, kita akan mendapatkan publikasi yang terpercaya,” ungkapnya.

Kuwat mengungkapkan, wajar pembeli GeNose C19 akhirnya menjual mesin GeNose yang tidak terpakai ke marketplace. Banyak diantara mereka yang tidak mengetahui manfaat selain untuk mendeteksi COVID-19.

Karenanya Kuwat menawarkan pada masyarakat yang memiliki GeNose untuk menjual kembali ke UGM dengan separuh harga. Sebab dalam pengembangan penelitian GeNose C19 untuk mendeteksi penyakit lain, lanjut Kuwat, UGM belum akan mengembangkan mesin GeNose C19 yang baru secara massal. Namun bila kebutuhan kedepan semakin besar, maka dimungkinkan pembuatan mesin secara massal bisa dilakukan.

“Jadi tim nanti mengembangkan software-nya itu yang spesifik, itu akan membuat [genose] yang tidak berguna itu [untuk deteksi penyakit lain]. Kami memberikan gambaran kepada masyarakat luas, jangan dijual dulu, jangan-jangan harganya nanti naik sepuluh kali lipat, bisa juga lho,” paparnya.

Kuwat menambahkan, selain bisa dimanfaatkan untuk deteksi virus lain, mahasiswa di beberapa fakultas UGM juga menggunakan GeNose. Mereka memakai alat itu untuk mendeteksi penyakit pada binatang dan tanaman.

Iklan

Diantaranya mahasiswa di Fakultas Pertanian yang menggunakan GeNose untuk mendeteksi kutu beras dan gandum. Alat tersebut cukup cepat dan efektif mendeteksi kutu yang ada di bahan pangan tersebut.

“Di kedokteran juga, ada mahasiswa yang menggunakan genose untuk mendeteksi infeksi pada hewan mamalia, ujicobanya untuk kucing,” jelasnya.

Sementara Rektor UGM, Ova Emilia berharap masyarakat yang memiliki GeNose untuk tak menjualnya. UGM tengah mengembangkan alat tersebut untuk lebih fungsional.

“Kan sayang [kalau dijual],” tandasnya.

Ova mencontohkan, GeNose bermanfaat untuk mendeteksi kanker serviks dengan lebih mudah daripada menggunaan sampel getah di dalam alat kelamin perempuan. Apalagi banyak perempuan yang kesulitan dan tidak nyaman untuk diperiksa dengan alat yang ada saat ini. Persoalan itu yang pada akhirnya membuat deteksi kanker serviks pada perempuan belum bisa dilakukan secara optimal.

“[Dengan genose], kita mencari cara menggunakan air seni untuk lebih mudah dan cepat dan murah[untuk deteksi kanker serviks]. Ini kita harapkan merupakan terobosan sehingga skrining kanker leher rahim itu dapat dilakukan di layanan primer, tidak perlu di pemeriksaan lebih tinggi, hanya pada kasus yang perlu rujukan, konfirmasi. Akan sangat bermanfaat,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Tertarik Belajar Filsafat, Raja Jadi Mahasiswa Termuda UGM di Usia 15 Tahun

Terakhir diperbarui pada 23 Agustus 2022 oleh

Tags: COVID-19genoseswab testUGM
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
ugm.mojok.co
Pendidikan

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Pendidikan

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

11 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.