Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Kesehatan

Belajar dari Sejarah, Pemerintah Tak Perlu Gagap Tangani PMK

Wabah PMK pernah terjadi di Indonesia tahun 1986.

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
6 Juli 2022
A A
wabah pmk mojok.co

Ilustrasi hewan ternak sapi (Antara/Yude)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi di Indonesia semakin meluas. Berdasarkan data Siaga PMK Kementerian Pertanian, pada Juli 2022 kasus ini sudah ditemui di 21 provinsi atau 231 kabupaten/kota.

Data tersebut menjabarkan ada 318,066 hewan ternak dinyatakan sakit dan 2.021 ternak mati. Sedangkan 107.096 hewan ternak yang terpapar PMK bisa sembuh sehingga 3.489 ekor bisa dilakukan pemotongan bersyarat.

Data yang berbeda disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sebanyak 257.733 hewan ternak terpapar PMK dan mati di 21 provinsi. Sedangkan yang sembuh sebanyak 68.112 ekor.

“Data yang berbeda ini menandakan kita gagap dalam menghadapi PMK,” ujar anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika dalam diskusi publik PMK dan Derita Peternak di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (06/07/2022).

Menurut Yeka, seharusnya pemerintah tak perlu gagap dalam menangani wabah tersebut. Indonesia pernah mengalami kejadian serupa pada tahun 1986 silam.

Banyak pejuang PMK yang membebaskan Indonesia dari wabah tersebut masih ada. Semua arsip penanganan juga masih bisa ditemukan dan dipelajari.

“Kalau kemudian sekarang ini kita gagap, harusnya itu tidak perlu terjadi. Sebab dampaknya bisa berakibat fatal, bahkan peternak yang kaya bisa berkurang, yang sedang bisa habis [ternaknya]. Ini yang perlu disadari pemerintah untuk direspon cepat,” tandasnya.

Yeka menambahkan, kasus PMK di Indonesia saat ini sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Sekitar tahun 2015, kasus ini terindikasi kuat sudah ditemukan namun ditutup-tutupi.

Kasus PMK ditemukan di Gunung Sindur, Tangerang, Jakarta dan Blora.  Kalau saat itu pemerintah sudah tanggap, maka hari-hari ini wabah tersebut tidak perlu terjadi secara lebih luas.

Mestinya bila tidak ditutup-tutupi maka penanganan bisa dilakukan secara maksimal. Dua lembaga seperti badan karantina dan otoritas veteriner bisa berperan untuk menangani masalah tersebut.

“Badan karantina bisa mengatur lalu lintas ternak karena alasan meluasnya wabah karena dari lalu lintas ternak. Apapun alasannya karena akibat pergerakan ternak, jika penanganan di 2015 konsekuensinya dilakukan mungkin bisa saja tidak meluas,” ujarnya.

Sementara Kepala Balai Besar Veteriner Wates, Hendra Wibawa mengungkapkan PMK sudah menyebar di kawasan Asia Tenggara sejak 2001. Baru pada tahun 2020 kasus PMK masuk ke Indonesia.

“Jika kita bicara epidemiologi terjadi peningkatan sejak tahun 2001 di Asia Tenggara,” jelasnya.

Hendra menambahkan, pemerintah bukan tidak menangani PMK. Saat ini ada Satgas PMK yang terdiri dari banyak komponen yang dikepalai oleh Kepala BNPB dan Kementerian Pertanian sebagai Satgas PMK

Iklan

Posko-posko pun sudah dibuka sebelum ada Satgas untuk melakukan beberapa mitigasi. Tetapi sekali lagi, di lapangan tidak semudah apa yang ada di surat edaran.

Contohnya pencegahan sudah dilakukan sejak pertama dari Jawa Timur, Jawa Tengah,  DIY sampai Aceh. Vaksinasi sudah dilakukan sebanyak 800.000 dosis dari total target awal sebanyak 3.000. 000 dosis.

“Vaksinasi sudah dilakukan walaupun belum semua, tetapi vaksinasi bukan kunci pertama. Kunci pertama adalah biosecurity yaitu ada peningkatan biosecurity yang kuat dan membatasi lalu lalang orang ke kandang,” imbuhnya.

BACA JUGA Akademisi UI: Wabah PMK Tak Akan Turunkan Potensi Ekonomi Idul Adha

Terakhir diperbarui pada 6 Juli 2022 oleh

Tags: hewan ternakpmkwabah pmk
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

sekda diy mojok.co
Kesehatan

Lebih dari 7.100 Ternak Terpapar Virus, DIY Siaga Darurat PMK

15 Juli 2022
Idul Adha membawa dampak ekonomi yang luar biasa(ANTARA/Foto: Feru Lantara)
Ekonomi

Akademisi UI: Wabah PMK Tak Akan Turunkan Potensi Ekonomi Idul Adha

29 Juni 2022
mentan mojok.co
Kesehatan

800 Ribu Dosis Vaksin PMK Siap Didistribusikan ke Hewan Ternak Prioritas

17 Juni 2022
pmk mojok.co
Kesehatan

Satgas Pengendalian PMK IPB: Tingkat Kematian Ternak Rendah Jelang Idul Adha

16 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Orang tak enakan jadi debt collector: Bukannya nagih utang malah kasih uang, kerja bukannya nikmati gajian malah boncos kena potongan MOJOK.CO

Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali

30 Desember 2025
Nonton Olahraga Panahan. MOJOK.CO

Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

25 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Didikan bapak penjual es teh antar anak jadi sarjana pertama keluarga dan jadi lulusan terbaik Ilmu Komunikasi UNY lewat beasiswa KIP Kuliah MOJOK.CO

Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi

29 Desember 2025

Video Terbaru

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025
Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

25 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.