MOJOK.CO – Diakui atau tidak, di masa pandemi Covid-19, peran kepemimpinan tentara terus untuk jabatan sipil mendominasi dan memunculkan kepercayaan yang kuat dari masyarakat.
Pandemi memang mengubah tatanan banyak hal. Salah satunya adalah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan kelompok TNI atau militer di dalam pemerintahan.
Maklum saja, tentara, tak bisa tidak, memang sangat identik dengan laku ketegasan. Dan di masa pandemi seperti sekarang ini, kebanyakan orang percaya bahwa ketegasan, yang memang lekat dengan tentara, adalah solusi yang paling tepat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Senyaring apa pun jargon-jargon anti tentara seperti “Kembalikan tentara ke barak” atau “Jangan dwifungsi lagi” yang digembor-gemborkan oleh sebagian masyarakat sipil, namun toh pada kenyataannya, tingkat kepercayaan masyarakat pada kepemimpinan kelompok militer terbukti terus menguat, wabil khusus sepanjang masa pandemi Covid-19. Setidaknya, begitulah hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkait kepemimpinan tentara di dalam pemerintahan yang dirilis pada hari Minggu, 23 Agustus 2020 kemarin.
Dalam hasil survei SMRC tersebut, terdapat kenaikan kepercayaan masyarakat yang cukup signifikan terhadap kepemimpinan kelompok militer sepanjang empat bulan terakhir.
Survei yang dilakukan pada 12-15 Agustus 2020 dengan melibatkan sekitar 2.202 responden tersebut mengungkapkan bahwa ada sekitar 31,2 persen masyarakat yang setuju kelompok militer menjadi pemimpin di pemerintahan.
Angka tersebut tentu saja bukan angka yang main-main sebab ia menjadi penanda bahwa otoritarianisme punya kans yang besar untuk tampil di tengah iklim demokrasi masyarakat Indonesia.
Memang jumlah masyarakat yang tidak mendukung tentara untuk memimpin persentasenya masih lebih besar dan dominan, namun tak bisa dimungkiri bahwa pandemi Covid-19 terus mengerek tingkat kepercayaan masyarakat terhadap tentara.
Dalam hasil survei yang dilakukan pada periode sebelumnya pada bulan April lalu, jumlah masyarakat yang setuju pada kepemimpinan tentara masih berada di kisaran angka 24,1 persen. Jumlah tersebut kemudian naik menjadi 31,2 persen hanya dalam waktu empat bulan.
“Covid-19 ini menaikkan tingkat toleransi kepada kepemimpinan tentara,” terang pendiri SMRC Saiful Mujani, dikutip Kompas.
Hasil survei tersebut tentu masih sangat jauh bila dikaitkan dengan kontestasi pilpres 2024 mendatang. Namun, setidaknya ia menjadi sinyal yang kuat bahwa masyarakat semakin percaya pada kelompok militer untuk memimpin.
Yah, dari dulu begitulah militer, sekarang disukai, besok tidak, lusanya disukai lagi, besoknya lagi tidak.
BACA JUGA Pola Percintaan Perwira Muda di Lingkungan TNI dan kabar terbaru lainnya di KILAS.