Jokowi Minta Ganjar Pranowo Turunkan Kemiskinan Ekstrem di Jawa Tengah

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Rektor UGM, Ova Emilia menandatangani MoU Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat di UGM, Jumat (20/01/2023).(Yvesta Ayu/Mojok.co)

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Rektor UGM, Ova Emilia menandatangani MoU Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat di UGM, Jumat (20/01/2023).(Yvesta Ayu/Mojok.co)

MOJOK.CODIY dan Jawa Tengah menjadi dua wilayah yang tingkat kemiskinannya tertinggi di Pulau Jawa. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo akan melibatkan perguruan tinggi untuk menurunkan kemiskinan.

Jawa Tengah menduduki peringkat kedua di bawah DIY sebagai daerah termiskin di Jawa Tengah. BPS merilis ​​tingkat kemiskinan di DIY mencapai 11,49%,  Jawa Tengah 10,98% dan Jawa Timur 10,49% sementara rata-rata presentase kemiskinan nasional 9,57%.

Ganjar Pranowo mengungkapkan, Jawa Tengah dapat mandat dari Presiden Joko Widodo untuk menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem.

Apa itu kemiskinan ekstrem?

Apa itu kemiskinan ekstrem? Kemiskinan ekstrem adalah sejenis kemiskinan yang didefinisikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai suatu kondisi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer manusia, termasuk makanan, air minum bersih, fasilitas sanitasi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan informasi. 

Pada tahun 2018, kemiskinan ekstrem mengacu pada pendapatan di bawah garis kemiskinan internasional USD1,90 per hari (nilai pada tahun 2011) menurut Bank Dunia. Nilai ini setara dengan USD2,12 pada tahun 2022.  

“Kita dikasih target oleh presiden untuk penurunan angka kemiskinan ekstrem yang 2024 mesti nol,” ujar Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo usai menandatangani MoU Pemprov Jateng dengan UGM di Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat di UGM, Jumat (20/01/2023).

Menurut Ganjar, upaya yang dilakukannya untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem melalui kerjasama dengan perguruan tinggi seperti UGM. Diantaranya melalui kerja sama KKN Tematik UGM yang dilaksanakan secara berkelanjutan.

Kerja sama dengan pergurun tinggi sangat krusial dilakukan saat ini. Peran serta mereka dibutuhkan untuk mengantisipasi berbagai situasi dan perubahan yang akan terjadi di waktu mendatang, baik akibat kondisi ekonomi maupun perubahan iklim.

“Maka satu daerah sekitar desa dengan angka kemiskinan yang relatif tinggi yang kita sudah punya datanya bisa kita kerja samakan. Ini contoh-contoh saja,” jelasnya.

Pengurangan angka stunting untuk turunkan kemiskinan

Kerja sama yang bisa direalisasikan diantaranya pengurangan angka stunting. Perguruan tinggi yang memiliki riset dan inovasi bisa diterapkan ke daerah-daerah yang rentan kemiskinan ekstrem.

“Kampus punya inovasi riset yang cukup bagus nah pelaksanaannya di tempat kita, kita yang kemudian membuat program di lapangan. Produk riset perguruan tinggi sudah banyak. KKN juga cukup penting kita hadirkan di berbagai tempat,” tandasnya.

Sementara Rektor UGM, Ova Emilia mengungkapkan UGM berupaya mengoptimalkan kerja sama dengan pemerintah daerah. Tidak hanya mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia, UGM mengerahkan daya upaya untuk bergerak menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.

“Banyak kegiatan yang kita lakukan baik berupa penelitian maupun KKN kita yang sudah sangat masif di seluruh penjuru negeri. UGM sebagai fasilitator dan manajer perubahan perlu bekerja sama erat dengan pemerintah daerah di lapangan,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA: Pemda DIY Tolak Disebut Provinsi Termiskin, Angka Kebahagiaan Justru Naik. Dapatkan informasi terbaru dari Mojok.co di Google News.

 

Exit mobile version