MOJOK.CO – Galeria Mall berdiri jauh sebelum mal-mal bertebaran di Yogyakarta. Mal yang hadir sejak 1995 itu memberi banyak kenangan bagi pengunjungnya, termasuk saya.
Kolam ikan di lantai 1 Galeria Mall mungkin tampak tidak spesial saat ini. Tidak besar, tidak dalam, dan ikannya itu-itu saja. Namun, kolam itu sempat menjadi primadona di kalangan anak-anak yang tumbuh di era 2000-an seperti saya. Bagaimana tidak, mal yang paling megah di Yogyakarta pada saat itu, punya kolam dengan ikan yang besar dan berwarna-warni.
Tidak sedikit yang rela antri naik lift demi melihat kolam ikan dari atas, termasuk saya. Lift berdinding tembus pandang yang saya tumpangi itu bergerak naik. Perlahan saya melihat kolam ikan yang mengelilingi lift itu menjauh, mengecil, kemudian menghilang dari pandangan.
Semakin bertumbuh besar, kolam ikan di Galeria Mall tidak lagi menjadi objek yang menarik ditonton. Kolam itu kemudian menjadi titik temu (meeting point) paling mudah dikenali ketika janjian dengan orang lain. Sekadar duduk-duduk di pinggiran kolam sambil makan es krim menjadi pilihan lain.
Ternyata bukan hanya saya yang punya kenangan dengan kolam ikan yang ikonik itu. Mozara (28) menceritakan, ia selalu menyempatkan menonton ikan-ikan itu ketika mampir ke Galeria Mall.
“Aku lupa antara ikan koi atau ikan mas ya … Pokoknya (ikannya) gede dan eye catching memang,” kenang dia.
Sewaktu kecil setidaknya sebulan sekali keluarganya mengunjungi mal yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di sisi utara RS Bethesda. Orang tuanya kerap mengajaknya menonton berbagai lomba di sana. Salah satunya lomba model anak-anak yang kakaknya ikuti.
Banyak kuliner favorit di Galeria Mall
Keluarganya juga senang mencicipi berbagai kuliner yang ada di Galeria Mall. Menu favoritnya adalah Mie Nusantara dan Bakso Gress. Resto yang terakhir itu memang banyak diminati. Di akhir pekan, lantai paling bawah Galeria Mall selalu penuh oleh orang-orang yang ingin mencicipi semangkuk bakso.
Sebagai gambqran, kedai makan Bakso Gress dahulu berbentuk gerobak yang terletak di tengah mal lantai paling bawah. Meja-meja ditata di sekelilingnya untuk konsumen yang ingin makan di tempat. Meja-meja itu hampir selalu penuh di akhir pekan. Bahkan, orang rela menunggu hingga ada meja yang kosong.
Keluarga Mozara merasa, Galeria Mall yang mungil justru menjadi daya tarik karena lebih mudah dalam mencari sesuatu. Tidak terlalu banyak pilihan yang terkadang membuat makin bingung. Kebiasaan itu terbawa hingga saat ini.
Alasan ini mungkin sekaligus menjadi jawaban kenapa keluarganya lebih memilih Galeria Mall yang terletak jauh dari rumah yang berada di sisi selatan Yogyakarta. Padahal ada beberapa pilihan mal lain yang lebih dekat. Ukurannya yang tidak begitu besar justru menjadi daya tarik.
“Di saat Jogja udah punya mal-mal baru, Galeria Mall akan selalu menjadi opsi,” jelas dia.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono