Di Indonesia ini, agaknya tidak ada yang lebih praktisi dan berpengalaman dalam urusan boikot-memboikot selain Front Pembela Islam (FPI). Mereka adalah kelompok yang boleh jadi menjadikan boikot sebagai jalan pedangnya. Jalan perjuangannya.
Kiprahnya yang panjang dalam dunia perboikotan membuat FPI hampir selalu masuk dalam banyak berita yang berhubungan dengan aksi boikot. Terlalu banyak pihak yang sudah, sedang, atau akan diboikot oleh FPI.
Lady Gaga? Pernah. Julia Lopez? Pernah. Twitter? Pernah. Kontingen Myanmar? Juga pernah. Sariroti? Kalian tahu sendiri. Produk Amerika dan Yahudi? Ini mah sudah jadi target sehari-hari.
Nah, yang terbaru, info A1 dari sumber yang layak ditempeleng, FPI dikabarkan akan memboikot semua akun media sosial pada Senin, 25 Desember 2017, bertepatan dengan hari Natal.
“Kita akan boikot 24 jam dari FB, WA, dan lain-lain pada tanggal 25 Desember,” kata Sekjen DPD FPI DKI Jakarta, Novel Bamukmin.
Hal tersebur sebagai salah satu upaya protes terhadap Facebook karena banyak akun-akun yang berasosiasi dengan FPI diblokir, selain itu, akun-akun yang berhubungan dengan aksi bela Islam juga ikut diblokir.
Tak hanya akan melakukan aksi boikot, FPI juga berencana akan menggelar demo ke kantor Facebook dan Kemenkominfo.
Sebelumnya, pada pertengahan awal tahun 2017 lalu, FPI juga sempat melakukan aksi boikot terhadap Twitter, hal tersebut disebabkan karena tiga akun resmi yang berasosiasi dengan FPI yakni @DPP_FPI, @HumasFPI, dan @syihabrizieq, diblokir oleh Twitter.
Nah, kita lihat saja, apakah aksi blokir tanggal 25 besok akan berjalan dengan lancar, atau hanya menjadi sekadar wacana saja.
Tapi yang jelas, jika sampai aksi boikot media sosial utamanya Facebook dan Whatsapp nanti benar-benar terlaksana, maka hal tersebut tentu akan menjadi pukulan sekaligus keuntungan.
Pukulan berat bagi facebook. Sebab aksi boikot yang dilakukan oleh FPI dan para pendukungnya ini tentu saja mempengaruhi secara drastis kunjungan di laman Facebook, yang tentu saja berdampak pada berkurangnya market Facebook. Ingat bagaimana pun juga, FPI itu punya banyak pendukung yang jumlahnya mencapai 7 juta orang.
Nah, sedangkan bagi operator seluler, aksi boikot tersebut merupakan sebuah keuntungan. Sebab jika benar-benar terlaksana, maka akan ada 7 juta orang yang berhenti menggunakan Whatsapp dan beralih ke sms dan telepon. Yang mana kita semua tahu, tarifnya jauh lebih mahal ketimbang paket data.
Begitulah, selalu ada yang dirugikan, dan selalu ada yang diuntungkan dari setiap peristiwa.
Buat FPI, semoga sukses dengan aksi boikotnya, kalau perlu boikotnya jangan pas natal saja, tapi sepanjang tahun. Biar perjuangannya lebih total.