MOJOK.CO – Cak Nun atau Mbah Nun meski terbaring sakit punya banyak pesan bisnis atau ekonomi kepada anak dan cucu-cucunya. Salah satu pesannya adalah kacamata bisnis itu tidak melulu bersifat linier atau sebab sebab-akibat.
Pesan Mbah Nun itu disampaikan Helmi Mustofa, Redaktur Caknun.com yang menjadi pembicara dalam Diplomat Success Challenge (DSC) Season 14 bersama Lingkar Keluarga Mocopat Syafaat (LKMS), Jumat , malam. Acara yang menghadirkan Edric Chandra, Sabrang Mowo Damar Panuluh, Rizki D. Rahmawan, Helmi Mustofa, dan Cretta Cucu A ini berwujud acara sinau bareng untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan bisnis.
“Mbah Nun, berpesan, posisi manusia itu harus berkerja keras, ulet, dan tekun. Karena manusia tidak bisa memastikan secara pasti hasilnya. Dan bekerja keras ini dipasangkan dengan memperkuat keyakinan kepada Yang Maha Memberi Rezeki,” ujar Helmi pada Jumat, (21/07) di acara yang bertajuk “Berdaya Bersama Mandiri Berekonomi” di Pendopo Taman Siswa, Yogyakarta, Jumat malam (21/7).
Redaktur Caknun.com itu menyampaikan bahwa sebenarnya cukup banyak pesan dari Mbah Nun perihal ekonomi. Beberapa di antaranya adalah kacamata bisnis itu tidak melulu bersifat linier, sebab-akibat, atau ringkasnya manusia tidak bisa menentukan.
Seperti halnya manusia tidak selalu mampu menentukan secara pasti akan laba yang diperoleh. Sebab laba menurut Mbah Nun ada campur tangan dari Allah SWT.
Edric Chandra yang juga pemantik sinau bareng itu turut mengamini dawuh dari Mbah Nun. Karena hal itu bisa menjadi suatu pijakan dan bisa menjadi sandaran ketika pelaku bisnis menghadapi suatu risiko.
“Untuk tahu resiko ini kita harus tahu tantangan (bisnis) ke depan seperti apa?,” imbuh Edric yang juga menjadi Program Inisiator DSC.
Pelaku bisnis perlu belajar Artificial Intelligence
Mengenai hal ini, Sabrang memberikan pandangannya bahwa saat ini pelaku bisnis memiliki tantangan untuk bisa mengunakan Artificial Intelligence (AI). Sebab AI ini sangat membantu dalam memberikan solusi yang mumpuni terhadap persoalan atau pertanyaan yang diajukan, termasuk dalam ranah bisnis.
Ia memberikan contoh kecil walaupun seseorang belum memiliki budget untuk memulai bisnis, AI bisa memberikan alternatif jawabanya. Asalkan keyword pertanyaan bisa sesuai dan tepat sasaran.
Persoalannya ada pada manusianya itu mau belajar atau tidak dalam berkomunikasi dengan mesin tersebut. Sebab menurut Sabrang, kedepannya AI akan menguasai setiap lini kehidupan manusia. Berbagai referensi yang ia peroleh, AI akan menjadi sepenting listrik. Mesin ini akan masuk kemana saja.
“Anda nggak peduli (AI) nggakpapa. Tapi rekomendasi saya jangan ketinggalan. Karena angin ini berhembus begitu kencang. Kita tidak bisa menghentikan angin berhembus, tapi kita bisa mengatur layar kita agar angin itu membantu lajunya kapal,” kata Sabrang disertai sorak tepuk tangan pada Jumat, (21/07).
Dirinya turut menambahkan tidak bisa dipungkiri Artificial Intelligence memicu pengurangan lapangan pekerjaan kedepannya. Ditambah Indonesia akan mengalami bonus demografi yang notabene banyak orang yang butuh lapangan perkerjaan. Sehingga perlu adanya invoasi-inovasi.
Kitiran.fondation: Wadah untuk belajar Artificial Intelligence
Sabrang pun bersama teman-teman yang di Jogja membuat wadah yang diberi nama kitiran.fondation. Wadah ini bisa digunakan oleh orang-orang yang mau belajar mengenai Artificial Intelligence.
“Pokoknya hal-hal yang berhubungan dengan AI bisa kita belajar bareng disitu melalui paltform Discord. Harapannya teknologi AI bisa kita gunakan dengan bijaksana,” terang Sabrang.
Pun Sabrang turut mewanti-wanti agar menggunakan AI bukan ke hal-hal yang negatif, seperti penipuan, dan lain sebagainya. Karena teknologi ini seharusnya untuk hal-hal positif, seperti marketing, costumer service, dan lain sebagainya.
“Ayo kita bareng-bareng bangun Indonesia dengan layar yang bisa kita kontrol,” tutup Sabrang disertai tepuk tangan jemaah.
Reporter: Khoirul Atfifudin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Perjalanan Gudang Garam, Berawal dari Usaha Rumahan hingga Punya Bandara