Menanti Jalur Kereta Api Secang-Yogyakarta Hidup Lagi, Biar Enak Kalau ke Semarang atau Sebaliknya

jalur kereta api secang-yogyakarta mojok.co

Stasiun Secang (Oleh Saverailfansindo/Wikipedia)

MOJOK.COSebagai pekerja, saya mendambakan adanya KRL Commuterline yang menghubungkan Jogja-Semarang. Enak kali ya, kerja di Semarang tapi tinggalnya di Jogja? Gaji Semarang, biaya hidup Jogja!

Memang sih Yogyakarta–Semarang saat ini bisa ditempuh dengan kereta jarak jauh, tapi tentu saja berat diongkos. Bayangkan jika ada KRL dari Jogja yang bisa sampai Semarang, pasti banyak orang akan terbantu. Seperti halnya orang Bogor yang kerja di Jakarta, tiap hari terbantukan dengan adanya KRL. Tapi, pertanyaannya apakah mungkin?

Melansir Suara Merdeka, saat ini jalur kereta api Jogja–Semarang mulai direaktivasi tahun ini. Jalur yang dimaksud buka melalui Solo seperti rute yang dipakai kereta jarak jauh, melainkan melewati Magelang dan Secang.

Reaktivasi jalur Secang–Yogyakarta jadi kunci

Jalur kereta api Secang-Yogyakarta merupakan jalur non-aktif yang menghubungkan Stasiun Yogyakarta dengan Stasiun Secang. Jalur ini dulu menghubungkan Jogja dengan Semarang melalui Magelang.

Perusahaan kereta api Belanda yang membangun jalur ini adalah Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pada 15 Mei 1903. Tujuan membuka jalur ini untuk memudahkan perekonomian sebab saat itu banyak warga Tionghoa yang membuka usaha di Magelang.

Selain itu jalur ini juga upaya memudahkan kepentingan militer. Sebab Magelang merupakan pusat latihan militer bagi tentara Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL). Jalur ini selesai dibangun pada 1907. Setelahnya menyusul pembangunan jalur cabang menuju Parakan dan Ambarawa.

Jalur Secang-Yogyakarta juga menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada 1949 jalur ini terdampak rangkaian Agresi Militer Belanda II. Namun, pada 1950-an, jalur ini menjalani perbaikan sehingga bisa berfungsi seperti sedia kala.

Non-aktif karena letusan Merapi

Pasca-kemerdekaan, jalur kereta api Secang-Yogyakarta berstatus aktif. Beberapa kereta api menggunakan jalur ini. Dua di antaranya adalah Taruna Ekspres dan Borobudur Ekspres. Letak jalur kereta api ini sangat dekat dengan Gunung Merapi, terutama di daerah Salam sampai Muntilan.

Namun, jalur kereta ini kemudian berhenti beroperasi karena letusan Gunung Merapi pada 1972 hingga 1976. Lahar dingin yang timbul akibat letusan itu membuat Jembatan Krasak yang menghubungkan Tempel, Kabupaten Sleman dengan Salam, Kabupaten Magelang terputus.

Tujuan wisata di balik reaktivasi jalur Semarang–Yogyakarta

Reaktivasi jalur kereta api Semarang–Yogyakarta via Magelang dan Secang juga demi kepentingan pariwisata. Proyek ini akan menghubungkan objek wisata di Kota Magelang, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.

Jalur kereta ini kabarnya bakal menyuguhkan pemandangan indah pegunungan, perbukitan, hingga kawasan wisata seperti Candi Borubodur, Museum Ambarawa, dan Rawa Pening. Total panjang jalur rel reaktivasi Semarang–Yogyakarta via Magelang dan Secang adalah 121 kilometer, 78 kilometer menggunakan konstruksi baru dan sisanya memakai jalur lama.

Jika kita mengurutkan rutenya dari Jogja kira-kira jadi begini: Stasiun Patukan, Sleman, Tempel, Depo Pasir, Muntilan, Borobudur, Palbapang, Kota Magelang, Secang, Bedono, Ambarawa, Tuntang, Beringin, Gogodalem, dan Stasiun Kedungjati.

Setelah menelusuri banyak berita, nampaknya keinginan saya–mungkin kalian juga, dalam beberapa tahun mendatang bakal terwujud. Nggak papa deh kereta wisata dulu, setelahnya semoga kereta KRL menyusul. Yang penting jalur relnya direaktivasi dulu. Yihaaaa.

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Stasiun Tanggung Grobogan Bukan Cuma Tertua, namun Tempat Segalanya Bermula

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Exit mobile version