Beberapa bulan pertama dalam menjalankan tugasnya sebagai Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno langsung banyak melontarkan pernyataan-pernyataan yang mengejutkan dan menghebohkan masyarakat. Dari mulai pernyataannya soal kemacetan, Transjakarta, penyebutan Avengers, sampai soal sayembara sepatu pantofel yang greget itu.
Sandiaga seakan seperti ditakdirkan untuk memimpin Jakarta di atas fondasi-fondasi yang unik dan penuh dengan kejutan. Dimana ada Sandiaga, di situ ada kejutan. Dua entitas ini seakan seperti dibaca satu tarikan napas.
Nah, kejutan anyar yang kembali dibikin oleh Sandiaga Uno baru-baru ini adalah sikapnya yang mendukung penyelenggaraan acara Djakarta Warehouse Project atau yang lebih dikenal sebagai DWP, Festival musik elektronik tahunan terbesar di Indonesia.
“Kenapa? Bukannya itu mendorong perekonomian?” tanya Sandiaga ketika dimintai keterangan soal sikapnya yang mendukung acara DWP.
Langkah Sandiaga mendukung DWP ini cukup menarik perhatian banyak pihak. Ini wajar, sebab beberapa waktu sebelumnya, ada sekelompok orang yang mengatasnamakan diri mereka Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Bangsa yang berunjuk rasa di depan Balai Kota, mereka menuntut Pemerintah Jakarta membatalkan acara DWP.
Mereka menganggap acara musik tersebut merusak moral bangsa.
Pada akhirnya, toh Sandiaga tak gentar dengan unjuk rasa tersebut, dia tetap mendukung DWP dan bahkan memberikan pernyataan yang cukup menggampar, “Oh, itu (DWP) anak saya biasanya ke sana,” kata Sandiaga santai. Sandiaga menganggap bahwa selain mendorong perekonimian, DWP juga potensial untuk menghadirkan pertunjukan budaya Indonesia seperti tari ataupun musik tradisional.
Nah, hal itulah yang mungkin tidak dipahami betul oleh para pengunjuk rasa. Maklum saja, para pengunjuk rasa itu mungkin belum bisa mengimbangi pola berpikir visioner ala Sandiaga.
Lho, jangan salah, tentu tak ada yang mengira bahwa keputusan Sandiaga Uno mendukung terselenggaranya event Djakarta Warehouse Project ini adalah salah satu langkah politisnya memenuhi harapan para pendukung Anies-Sandi dalam mewujudkan infiltrasi “program Jakarta bersyariah” yang dulu sempat dikait-kaitkan dengan program Anies-Sandi saat kampanye.
Oke, sejauh ini, memang genre yang dihadirkan di acara DWP hanya genre musik elektronik seperti house, progressive, techno, trance, drum and bass, sampai dubstep. Tapi di bawah asuhan Sandiaga Uno, tentu bukan tak mungkin jika kelak di tahun 2020, DWP sudah mengakomodir genre Islamic non electro music seperti hadrah, nasyid, marawis, sampai gambus.
Sekarang bintang tamunya memang masih Marshmello, NWYR, Ookay, Purple Haze, R3HAB, Robin Schulz, Slander, Tiesto, Vini Vici, Zatox, dan Zeds Dead, Hardwell, Loco Dice, Richie Hawtin, sampai Steve Aoki. Tapi sekali lagi, di bawah asuhan Sandiaga Uno, bukan tak mungkin jika kelak di tahun 2020, DWP menghadirkan bintang-bintang tamu bernuansa Islami seperti Debu, Opick, Maher Zain, Snada, Izzatul Islam, sampai Nasida Ria.
Yang penting kan keberpihakan. Bukan begitu, Mas Sandi?