MOJOK.CO – Masyarakat Indonesia, khususnya mahasiswa asal Indonesia mengalami culture shock tersendiri saat merayakan Idul Adha maupun Idulfitri di Mesir. Apa yang mereka rasakan, tidak sama saat mereka merayakan hari raya umat Islam di Indonesia.
Lizaq dan Jundi, mahasiswa Mesir asal Indonesia, mengalami culture shock saat berlebaran di Mesir. Pada saat tahun pertama, mereka belum sadar ketika Idulfitri tidak semeriah di tanah airnya. Namun ketika menjalani Idul Adha di tahun kedua, mereka baru menyadari perbedaan tersebut. “Di Mesir, Idul Adha adalah Idulfitri-nya orang Indonesia,” ucap mereka berdua nyaris bersamaan.
Mereka baru tahu jika ternyata, Idul Adha di Mesir perayaannya lebih meriah daripada Idulfitri. Kebalikan yang terjadi di Indonesia. Di Mesir, Idul Adha justru diperingati besar-besaran, waktu liburnya juga lebih panjang.
Idul Adha lebih meriah daripada Idulfitri
Sederhananya, untuk membayangkan yang terjadi di Mesir saat Idul Adha, pikirkan saja tentang riuhnya negara ini ketika menyambut datangnya Idulfitri. Jangan kira kemacetan mudik itu khas Indonesia. Di Mesir pun ada, hanya saja waktunya di Idul Adha.
Wajar saja, di Mesir minimal hari libur untuk Idul Adha adalah 3 hari. Khusus pada tahun ini, pemerintahnya memberi libur sebanyak lima hari di luar Jum’at dan Minggu (hari libur normal). Berbeda dengan Indonesia yang baru tahun ini saja memberi libur dua hari dan sehari cuti bersama.
Meskipun di Mesir mayoritas pemudik sudah menggunakan kendaraan umum, tapi arus pulang kampung yang membludak membuat jalanan tetap padat. Begitulah yang Lizaq dan Judi amati di Mesir. Mereka juga tahu dari testimoni supir Uber yang mengeluh kepada keduanya tentang jalanan kota yang jadi semrawut selama Idul Adha. Apalagi, Idul Adha di Mesir tahun ini terjadi ketika anak-anak sekolah dan kuliahan sudah memasuki libur musim panas.
Bila di Indonesia orang berburu barang belanjaan pada saat menjelang Idulfitri tiba, lain halnya dengan di Mesir. Di sini, Idul Adha lebih banyak menarik atensi brand dan marketplace seperti AliExpress, AmazonEgypt, dan Carrefour untuk memberi potongan harga hingga 50%.
Kemeriahan-kemeriahan itulah yang membuat Idul Adha di Mesir mempunyai nama lain, yakni Eid Al-Kibr atau Hari Besar. Sebab, memang, dialah hari paling besar, lebih besar ketimbang Idulfitri sekalipun. Walaupun sebenarnya, tidak ada yang begitu spesial dalam tradisi Idul Adha di Mesir. Hari besar ini semata menjadi momen bagi keluarga untuk berkumpul dan makan bersama. Mereka saling mengucap, “kol sana wa inta tayeb” (Semoga tahunmu senantiasa sentosa).
Tidak ada makanan spesial
Jundi menuturkan, tidak ada makanan yang begitu spesial. Semuanya olahan daging, baik itu kambing, sapi, atau domba. “Palingan ya makan semacam nasi gulai kambing pas hari pertama Idul Adha,” kata Lizaq.
Pesta daging, itulah jawaban paling mudah di balik meriahnya perayaan Idul Adha di Mesir. Pada hari-hari inilah, bahkan orang dari kelas jelata sekalipun bisa ikut memperbaiki gizi protein hewaninya. Ini pula yang membuat hari raya ini juga dikenal dengan sebutan Eid Al-Lahm (Hari Daging) oleh umat Muslim di Mesir.
Saking gilanya orang Mesir terhadap daging, hukum kurban pun berubah secara sosiologis. Dari yang mulanya sunnah muakkad (sangat dianjurkan) menjadi “kalau tidak mampu, ya dicari jalannya.”
Tidak jarang kemudian kaum dhuafa di Mesir malah terjerat utang karenanya. Oleh karena itu, sekelompok ulama di sana mulai merumuskan fatwa untuk memperbolehkan kurban dengan unggas. Fatwa ini berdasarkan fakta ekonomi di atas, belum lagi kondisi finansial masyarakat yang morat-marit pascapandemi.
Selain perkara materiil, sebenarnya banyak alasan Idul Adha “lebih mulia” secara umum ketimbang Idulfitri. Peristiwa Ismail dan Ibrahim yang menjadi dalil kurban, bertepatannya dengan jamaah haji yang melempar Jumrah di Mina, dan takbiran selama lima hari. Ketimbang bertanya “mengapa Idul Adha dirayakan lebih meriah di Mesir?”, pertanyaan yang lebih menarik justru, “mengapa Idulfitri dirayakan begitu hebatnya di Indonesia?”
Reporter: Ardhias Nauvaly Azzuhry
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Benarkah Daging Kambing Bisa Tingkatkan Libido? Ini Kata Dokter Gizi
Cek berita dan artikel lainnya di Google News