Rakyat Indonesia rasanya harus segera menyiapkan mental untuk berterima kasih kepada Perum Bulog. Pasalnya, dalam waktu dekat ini, Perum Bulog akan segera mengeluarkan terobosan besar dalam dunia ketahanan pangan nasional: menjual beras dalam kemasan sachet. Ya, kemasan sachet.
Rencana menjual beras dalam kemasan sachet ini dimaksudkan agar masyarakat kelas bawah tetap bisa mengonsumsi nasi dengan harga terjangkau. Nantinya, akan ada beras kemasan 250 gram dan 500 gram dengan harga termurah Rp2.000 per bungkus.
Ini serius. Bukan main-main. Rencana Perum Bulog untuk menjual beras dalam kemasan sachet ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.
“Masyarakat paling bawah punya uang Rp 2.000 saja sudah bisa beli beras, makan nasi, jadi tidak harus membeli per kilogram setidaknya harus punya uang Rp10 ribu,” ujar Budi Waseso.
Budi juga menjelaskan, rencana penjualan beras sachet atau rencengan ini sejalan dengan arahan Presiden yang menginginkan beras bisa terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Bulog Imam Subowo mengatakan bahwa beras sachet ini bisa menjadi solusi bagi persoalan terkait beras, yakni keterjangkauan, ketersediaan, dan stabilitas harga.
“Toko sekecil apa pun biasanya ada kopi sachet, sedangkan toko beras di mana, rasanya agak jauh, mungkin di pasar. Alangkah baiknya di toko kecil sebelah kos-kosan, pabrik, ada beras sachet, jadi di titik mana pun beras tersedia,” tutur Imam.
Nah, mari kita beri tepuk tangan yang meriah untuk Bulog. Sungguh, ide beras sachet ini adalah terobosan yang sangat transendental. Ia bisa membuka jalur bagi terobosan produk sachet lainnya.
Jika kelak program beras sachet ini berhasil, bukan mustahil kedepannya akan semakin banyak produk berat yang akan bisa dijual dalam kemasan sachet, dari mulai tepung, jagung, bensin, bahkan kalau perlu semen, gamping, sampai pasir material.
“Pak, beli pasir material, Pak.”
“Berapa?”
“Sepuluh renceng!”