Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

74 Daerah di Indonesia Rawan Pangan, Perlu Diversifikasi Makanan

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
24 September 2022
A A
rawan pangan mojok.co

Ilustrasi makan (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI melakukan diversifikasi konsumsi makanan di Indonesia. Kebijakan ini diberlakukan untuk menghadapi krisis pangan di Indonesia.

Dunia sedang berada dalam situasi krisis pangan, beberapa negara produsen bahan makanan di dunia mengambil kebijakan restriksi ekspor terhadap komoditas tertentu. Diantaranya untuk gandum, gula, daging sapi, dan kedelai.

Bahkan sejumlah negara seperti negara Rusia, India dan Ukrania saat ini melakukan pembatasan ekspor gandum. Pembatasan ekspor ini berakibat pada naiknya harga komoditas pangan global.

“Karena itu indonesia harus menyikapi dengan mengoptimalkan potensi pangan dalam negeri,” ungkap Kepala Bapanas RI, Arief Prasetyo Adi di UGM, Jumat (23/09/2022).

Di sisi lain, berdasarkan peta ketahanan dan kerentanan pangan Indonesia saat ini masih terdapat 74 kabupaten/kota yang rawan. Berdasarkan angka Prevelance of Undernourishment (PoU) Tahun 2021 yang merupakan indikator SDGs ke-2, sebanyak 23,1 juta jiwa penduduk Indonesia atau 8,49 persen mengkonsumsi kalori kurang dari standar minimum untuk hidup sehat, aktif dan produktif.

Jumlah tersebut meningkat sebesar 510 ribu jiwa atau 0,15 persen jika dibandingkan tahun 2020. Salah satu alternatif dalam menjamin ketahanan pangan nasional adalah dengan meningkatkan penganekaragaman konsumsi makanan lokal.

Menurut Arief, diversifikasi atau penganekaragaman konsumsi makanan berbasis potensi dan kearifan lokal sangat penting dilakukan Indonesia. Dengan demikian negara ini mampu mengoptimalkan potensi sumber makanan dalam negeri.

Apalagi Indonesia saat ini masih menghadapi masalah keamanan makanan. Sebut saja penolakan ekspor dan masalah penyakit bawaan makanan.

“Persoalan tersebut menimbulkan dampak sosio-ekonomi. Mulai dari menurunnya produktivitas masyarakat hingga penurunan citra negara di mata dunia,” tandasnya.

Arief menambahkan, berdasarkan Skor Pola Pangan Harapan (PPH), kualitas konsumsi makanan penduduk Indonesia saat ini belum beragam dan bergizi seimbang. Hal ini terlihat dari masih tingginya dominasi konsumsi padi-padian serta minyak dan lemak dan kurangnya konsumsi protein hewani, sayur dan buah, serta umbi-umbian.

Sementara dalam pemenuhan konsumsi makanan, diperlukan jaminan keamanan pangan untuk meningkatkan daya saing produk pangan lokal di pasar global. Hal ini memungkinkan karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati sehingga memiliki potensi tinggi untuk melakukan penganekaragaman konsumsi makanan.

“Dengan penganekaragaman pangan diharapkan nantinya bisa melepas ketergantungan pada satu jenis makanan tertentu. Potensi penganekaragaman makanan ini dikembangkan dengan memanfaatkan pangan lokal secara masif dan pengembangan inovasi, serta formulasi rekayasa sosial,” ungkapnya.

Sementara Rektor UGM, Ova Emilia mengungkapkan UGM menjalin kerjasama dengan Bapanas untuk meningkatkan ketahanan pangan. Ova memiliki mahasiswa yang bisa menyebarkan hal positif termasuk  dengan gerakan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di seluruh Indonesia.

“Mahasiswa UGM dengan pengabdian pada masyarakat, KKN ada di seluruh Indonesia. Kami dengan senang hati membantu mensosialisasikan B2SA,” imbuhnya.

Iklan

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Mengonsumsi Pangan Lokal, Menyelamatkan Bumi dan Merawat Tradisi

Terakhir diperbarui pada 24 September 2022 oleh

Tags: krisis panganpanganpangan lokal
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Petani di Gunungkidul, Jogja. MOJOK.CO
Ragam

Temuan Padi BTI yang Hidupi Petani Gunungkidul Jogja, Bibit Padi yang Bisa Ditanam di Lahan Kering

27 Januari 2025
Derita Pedagang Beras Beringharjo, Akibat Harga Beras Naik Terus MOJOK.CO
Kilas

Derita Pedagang Beras Beringharjo, Akibat Harga Beras Naik Terus

13 Oktober 2023
krisis iklim mojok.co
Kotak Suara

Apa yang Kita Makan Berpengaruh Pada Krisis Iklim, Kok Bisa Ya?

3 Juni 2023
sistem menyimpan pangan di dusun wintaos mojok.co
Podium

Belajar Mengamankan Pangan dari Masyarakat Wintaos Gunungkidul

11 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.