MOJOK.CO – Menyikapi skandal yang menimpa oppa-oppa, bias-bias, dan “suami online” kita semua—termasuk pada Seungri Big Bang dan kasus Burning Sun.
“…menggelitik ayam jantan agar menebah-nebahkan sayapnya mengusir hawa dingin yang berdesir bersama angin seraya berkokok panjang membangunkan rumputan dan pohonan, hingga terdengar derit ranjang dan dipan, orang-orang bangkit dari peraduan dan dengan pandang lamur terhuyung ke ruang dapur…”
Kalimat tersebut adalah salah satu kalimat yang saya suka dari salah satu buku Sitok Srengenge. Bayangkan, dia menulis seindah itu hanya untuk menggambarkan bagaimana suasana pagi beranjak. Saya menyukai semua buku Sitok yang pernah saya miliki.
Di kemudian hari, saya mendengar dia memiliki skandal pemerkosaan. Saya patah hati. Ingin sekali saya pisah-pisahkan Sitok sebagai penulis dari karya-karyanya, yang artinya saya menganggap bahwa Sitok dan segala yang melekat padanya tidak ada hubungan sama sekali dengan buku-buku yang ditulisnya.
Dalam kritik sastra, Roland Barthes menulis sebuah esai berjudul The Death of Author alias ‘Kematian Pengarang’. Secara sederhana, maksudnya adalah: setelah karya dikeluarkan, penulis telah dianggap mati, tidak ada hubungan sama sekali antara penulis dan karya-karyanya. Dari sana, karya dilihat hanya sebagai sebuah teks, bukan karena karya tersebut ditulis oleh siapa, atau bagaimana situasi dan kondisi zaman di mana karya tersebut ditulis.
Saya adalah tipe pembaca yang mempercayai Barthes. Karya ya karya, penulis ya penulis. Namun dalam kasus penulis yang memerkosa, saya akan merasa sangat bersalah jika tetap menyukai Sitok. Saya memikirkan setiap perempuan yang menjadi korban; bagaimana beratnya dia mengumpulkan segunung keberanian untuk melaporkan dan bagaimana ketidakberpihakan orang-orang terhadap korban perkosaan.
Mungkin tidak berarti banyak, tapi saya ingin terbiasa untuk tidak memaklumi pemerkosaan atau pelecehan meski itu dilakukan oleh seseorang yang saya idolakan.
Seperti kepada Sitok, begitulah saya ingin bersikap kepada oppa-oppa, bias-bias, dan “suami online” kita semua—termasuk pada Seungri Big Bang, yang kasusnya heboh benar belakangan ini.
“Tapi gimana jika skandal-skandal tersebut nggak bener? Gimana kalo itu ceweknya cuma cari untung dari Oppa? Gimana kalau Oppaku hanya dijebak dan diperas?”
Saya mungkin tidak banyak mendengarkan lagu-lagu Big Bang—saya pun baru-baru ini saja kaffah mendengarkan BTS dan EXO. Tapi, percayalah yorobun, saya telah di sana, mabuk Korea-koreaan sejak dahulu kala, sejak drama Korea beredar luas dalam kepingan CD bajakan bersama CD-CD dangdut di era kejayaan OM Pallapa.
Selama kurun waktu tersebut, setelah akses informasi lebih mudah didapat, terdapat beberapa kasus pelecehan dan perkosaan yang melibatkan oppa-oppa yang saya sayangi dan berakhir tidak menyenangkan untuk korban.
Pada 2016, Lee Jin Wook dilaporkan melakukan pelecehan kepada seorang perempuan. Pengadilan memutuskan LJW tidak bersalah dan berganti menuntut korban atas pencemaran nama baik. Ketika drama Return yang dibintanginya memasuki episode 8, pengadilan memutuskan si perempuan juga tidak bersalah.
Pada 2013, Park Si Hoo dilaporkan oleh seorang rookie perempuan dengan tuduhan pemerkosaan. Mereka berdua nongkrong bareng sampe si perempuan teler. Keesokan harinya, perempuan tersebut bangun di kamar Si Hoo. Rekaman CCTV menunjukkan si calon bintang baru ini memang tidak sadarkan diri ketika sampai di Rumah Si Hoo, sementara Si Hoo mengaku kalau mereka ngeue atas dasar suka sama suka.
Lie detector mengatakan bahwa Si Hoo berbohong. Di kemudian hari, Si Hoo tertangkap mencoba menyuap korban untuk berdamai. Perempuan tersebut menolak, tapi beberapa bulan kemudian, perempuan ini mencabut laporan.
Di tahun yang sama, film I Am a Killer yang dibintangi Si Hoo masih laku keras. Dua tahun terakhir, pemerkosa ini tidak pernah absen main drama dengan rating yang lumayan tinggi.
Aktor Korea ter-PK yang paling bikin saya patah hati adalah Park Yoo Chun TVXQ. Saya dulu menempelkan posternya di kamar, di samping poster Ballack, Cobain, Changcuters, dan Cak Sodiq. Saya mendengarkan lagu-lagu TVXQ, satu-satunya boyband korea yang saya dengarkan kala itu. Semua drama yang diperankan Yoo Chun tidak ada yang menurut saya tidak bagus.
Hingga, suatu hari, saya dengar dia punya skandal pelecehan. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya paling banyak di antara idol-idol lain! Kasus-kasus tersebut memiliki akhir yang beragam: ada yang membatalkan laporannya, ada yang melakukan pemerasan, ada pula yang berakhir hingga Mahkamah Agung.
Salah satu korban menangis di pengadilan karena beranggapan tidak ada yang mempercayai ceritanya. Yoo Chun malah balik melaporkan perempuan tersebut dengan tuduhan pencemaran nama baik. Dalam tuntutannya, jaksa dengan jahatnya mengatakan tidak mungkin di toilet sesempit itu mereka bisa ngeue.
Di kemudian hari, keduanya dinyatakan tidak bersalah.
Terdapat beberapa idol lain yang juga memiliki skandal, seperti Kim Hyun Joong dan Onew SHINee yang juga dinyatakan tidak bersalah. Hingga sampailah kita pada kasus yang sekarang sedang heboh, yaitu…
…skandal Burning Sun—sebuah diskotik elite yang melibatkan beberapa idol ngetop Korea Selatan, termasuk Seungri Big Bang dan Jung Joon Young.
Chingudeul, oppa-oppamu itu memang sedang diselidiki. Keputusan akhirnya bisa jadi apa saja, bahkan pengadilan bisa juga memutuskan mereka tidak bersalah. Seiring berjalannya waktu, pengadilan mungkin memutuskan oppamu hanya korban pemerasan atau dikorbankan oleh kekuatan yang lebih besar.
Tapi ingat, beberapa kasus pelecahan seksual yang melibatkan idol sering kali berakhir sumir. Sama seperti di Indonesia, hukum di Korea Selatan juga tidak begitu berpihak kepada korban perkosaan. Sama seperti ketika kamu melihat Baiq Nuril yang dilecehkan tapi balik dilaporkan, di sana hukum juga seburuk itu.
Mungkin karier oppamu akan berakhir, tapi selalu hanya sebatas itu. Hampir seluruhnya tidak pernah benar-benar dinyatakan bersalah. Mereka akan tiba-tiba mendaftar wajib militer. Setelah orang-orang sedikit lupa, mereka akan kembali, meminta maaf atas kegaduhan yang pernah ditimbulkan, tapi tidak pernah mengaku bersalah telah menjadi pemerkosa yang brengsek.
Hingga kemudian, ia mengeluarkan lagu baru atau bermain drama baru.
Saya tahu kamu sedang bersedih. Cinta matimu untuk Seungri Big Bang membuatmu ingin membela dia mati-matian. Menganggap bahwa dia hanya manusia biasa yang bisa salah dan memaklumi kekhilafannya akan selalu lebih mudah dilakukan.
“Kami cuma mendukung Seungri agar masalah hukumnya cepet selesai, kok. Kami ingin Seungri tegar.”
Iya Bambang, tapi dukunganmu yang “cuma begitu” pun mungkin menyakiti korban-korban dan mengecilkan nyalinya yang sudah mulai berani berbicara.
Saya tahu rasanya tidak mudah move on dari oppa yang suaranya kamu dengar dalam daftar Spotify-mu setiap waktu. Tidak mudah melupakan seseorang yang setiap pagi dan malam kamu pandang wajahnya dan kamu cium-cium—jika sedang kumat—meski hanya sebatas di tembok kamarmu.
Saya juga tahu, tidak mudah membuang CD kepingan yang bahkan belum sempat kamu putar, tapi kamu bela-belain beli, hanya supaya ia punya rekor penjualan album fisik yang tinggi.
Dear, sudahlah. Oppamu itu brengsek. Yang dilakukannya itu jahat. Yang kamu bilang “sekadar kekhilafan” itu mungkin nantinya menjadi salah satu alasan perempuan lain membunuh dirinya sendiri.
Tanamkan ini baik-baik: pelecehan dan pemerkosaan TIDAK bisa dimaklumi.
Kamu tidak perlu membuang setiap kumpulan CD yang kamu beli dengan uang tabunganmu selama berbulan-bulan, kok. Saya sendiri tidak pernah membuang buku-buku Sitok, tapi saya tidak ingin adik saya yang punya kecenderungan menyukai apa yang saya suka, membacanya.
Saya hanya tidak ingin memaklumi pemerkosaan meskipun dilakukan oleh idola saya. Saya tidak ingin cinta yang buta menyakiti perempuan lain.
Jadi, yorobun, simpan saja kepingan CD-mu di kardus bawah ranjangmu, kemudian lupakan sampai dimakan tikus.
Chingudeul, ingat hal ini: nantinya, akan selalu ada oppa-oppa baru, yang punya lagu yang lebih bagus, punya kehidupan yang lebih bersih, dan punya visual yang lebih tampan.
Percayalah, kamu selalu bisa memulai cinta yang baru.