MOJOK.CO – Untuk Asian Games 2018, target timnas Indonesia adalah masuk ke semifinal. Namun, melihat performa yang biasa-biasa saja, target tersebut tetap saja berat.
Asian Games 2018 segera hadir. Persiapan penyelenggaraan dikebut. Semua dicek satu per satu untuk memastikan bisa selesai tepat waktu. Rekayasa lalu lintas mulai diujicoba di Jakarta. Di Palembang, Alex Noerdin mengatakan mereka sudah siap seratus persen.
Tapi, bagi Luis Milla, pelatih timnas Indonesia, dia belum yakin seratus persen. Dia masih ragu akan mendaftarkan nama siapa saja ke skuat final Asian Games 2018. Maklum, dia harus menyingkirkan sepuluh nama untuk mendaftarkan 20 nama pemain. Jumlah yang boleh dimainkan saat putaran final.
Milla pantas ragu. Penulis yakin dia belum yakin dengan skuat yang ada sekarang, meski Bima Sakti menegaskan bahwa Hansamu Yama Pranata dan kawan-kawan sudah padu serta dalam kondisi bugar setelah menjalani pelatnas di Gianyar, Bali.
Persoalan memilih pemain begitu kompleks. Sejak gagal memenuhi target meraih medali emas di SEA Games 2017 dan hanya memperoleh perunggu, performa timnas tak baik-baik amat dalam laga persahabatan maupun turnamen yang diikuti.
Tujuh pertandingan dijalani dengan hanya menang sekali, dua kali bermain seri, dan empat kali kalah. Lini depan tumpul dengan hanya mencetak tujuh gol, itu pun tiga di antaranya ke gawang Singapura saat menang 3-0. Artinya, timnas tak selalu bisa mencetak gol. Lini belakang juga mengkhawatirkan, kebobolan delapan gol.
Persoalan penyerang memang menjadi permasalahan tidak hanya di timnas Indonesia U-23, tapi juga senior. Banyak yang sepakat ini imbas dari kebijakan klub yang lebih memilih penyerang asing sebagai pemain depan andalan. Menit bermain yang minim jadi kambing hitam mengapa kita sulit mendapatkan striker tajam untuk timnas Indonesia.
Bahkan setelah menaturalisasi Ilija Spasojevic, masalah penyerang belum jua selesai. Sang penyerang juga sedang dalam performa buruk di Bali United. Luis Milla kemudian lebih memilih penyerang senior lain, Beto Goncalves, naturalisasi dari Brasil untuk dicoba. Hasilnya tetap belum memuaskan.
Ezra Wallian, yang bermain di liga kasta kedua Belanda tidak bisa memenuhi tugas negara karena klub barunya, RKC Waalwijk, tak memberinya izin. Asian Games 2018 memang bukan turnamen yang ada di kalender FIFA, sehingga klub diperbolehkan untuk tidak melepas pemainnya.
Son Heung Min pun bisa bermain untuk Korea Selatan setelah KFA, federasi sepak bola Korea Selatan, melakukan negosiasi dengan Tottenham Hotspur. Itu pun Son tak akan bermain di laga perdana saat melawan Bahrain.
Hanya ada dua penyerang di TC Bali, selain Beto, adalah pemain belia Rafli Mursalim. Penyerang timnas Indonesia U-19 tersebut bisa bermain eksplosif saat Piala AFF U-19 lalu, tapi itu di level U-19. Asian Games 2018 punya level dua tingkat lebih tinggi. Kelompok umur di atasnya dan diikuti oleh tim kuat Asia.
Beto sepertinya akan tetap dipilih Milla. Tidak punya pilihan lain. Dua penyerang yang ada akan dia maksimalkan. Tapi, itu berarti dia akan memilih membuang pemain di antara Stefano Lilipaly, Andritany Ardhyasa, dan Ridho Djazulie. Maksimal hanya boleh tiga pemain yang kelahirannya di atas 1 Januari 1995.
Hal ini yang kemudian jadi persoalan. Tidak mungkin mencoret Andritany dan Ridho sekaligus karena kiper yang harus didaftarkan harus dua orang. Tidak mungkin juga seorang penjaga gawang tanpa cadangan. Apakah berarti Milla harus mencoret Stefano Lilipaly demi memfasilitasi pemain di bawah usia 23 tahun lainnya? Pilihan yang agak tidak mungkin, bukan?
Untuk posisi penjaga gawang, Ridho besar kemungkinan akan dicoret. Milla tampak lebih mempercayai Andritany untuk mengisi slot dua kiper bersama Awan Setho.
Meski kiper Persija Jakarta tersebut baru pulih dari cedera dan belum seratus persen pulih, sebagai pemain yang berlaga di Asian Games Incheon dan pemain yang reguler berlaga di level internasional, pengalamannya amat dibutuhkan. Dia juga piawai untuk mengatur lini belakang.
Lilipaly mencetak satu gol saat uji tanding terakhir melawan Bali United. Dia tampil sejak awal sebagai gelandang serang. Sampai di sini, keputusan tetap sulit dibuat. Jika diperbolehkan, tentu Milla bakal membawa semua pemain yang ia rasa cocok dan berkualitas.
Namun, jika mesti memilih salah satu, maka Lilipaly yang kemungkinan besar akan didaftarkan ke dalam skuat final Asian Games 2018. Dia adalah gelandang serang yang memiliki visi bermain mumpuni. Bisa bermain di belakang penyerang dan salah satu yang terbaik di liga.
Dengan begitu, Irfan Jaya bisa dibawa sebagai pelengkap Febri, Ilham Udin Armayn, dan Saddil Ramdhani. Saddil tampil konsisten bersama Persela dan timnas Indonesia U-19. Dia bisa jadi opsi tajam di sisi kanan serangan dengan kekuatan kaki kiri yang membuatnya bisa melakukan cut inside dengan amat baik.
Itu jika keputusan dibuat oleh penulis. Keputusan akhir tetap akan ada di tangan Milla. Dia yang tahu apa yang dia butuhkan. Pemain yang didaftarkan adalah yang sesuai dengan model permainan yang dia kembangkan.
Toh, tak ada pemain yang tak tergantikan. Septian David Maulana dan Evan Dimas bisa bermain di posisi Lilipaly. Atau Milla bisa saja membuat keputusan mengejutkan dengan tak pula membawa Beto dan percaya pada pemuda jebolan Liga Santri saja, Rafli Mursalim.
Keputusan yang diambil pelatih yang pernah menukangi Spanyol U-21 itu akan ikut menentukan dia bertahan sebagai pelatih timnas atau tidak. Jika gagal memenuhi target empat besar, Milla kemungkinan besar dipecat.
Edy Rahmayadi sudah menyatakan hasil Asian Games 2018 akan jadi materi utama evaluasi. Sang gubernur terpilih itu sudah menyiapkan langkah untuk merespons kalau-kalau Milla gagal.
Hanya saja, Milla tetap punya asa meski skuatnya masih dipenuhi keraguan. Hasil undian grup menguntungkan timnas Indonesia. Timnas Garuda tergabung di grup A yang disebut sebagai grup ringan bersama Hong Kong, Laos, China Taipei, dan Palestina.
Format kompetisi Asian Games 2018 pun memudahkan langkah timnas Indonesia. Asian Games 2018 diikuti 26 tim, lebih sedikit dibanding Asian Games Incheon yang diikuti 29 tim, Inasgoc membaginya ke dalam enam grup.
Babak sistem gugur tidak langsung perempat final melainkan melalui perdelapan final. Itu berarti akan ada 12 juara dan runner up grup yang lolos dengan ditemani empat peringkat tiga terbaik. Cukup dengan meraih satu kemenangan dan dua hasil imbang, Indonesia bisa lolos.
Tapi, hitung-hitungannya tetap harus hati-hati. Melihat format kompetisi Asian Games 2018, Grup F yang dihuni tim besar bisa memunculkan Arab Saudi, Iran, dan Korea Utara untuk lolos bersamaan.
Di Incheon, Indonesia kalah dari Korea Utara dengan skor 1-4 di babak 16 besar. Mereka adalah peraih medali perak setelah kalah dari tuan rumah Korea Selatan 0-1. Ingat, kalaupun gagal, mengganti Milla pun tak akan menggaransi kita menjuarai Piala AFF Desember mendatang.