MOJOK.CO – Jokowi dan Dilan sama-sama difilmkan, sama-sama sederhana, dan sama-sama pernah diragukan.
Setelah satu bulan tayang di bioskop, penggemar film “Dilan 1990” ramaikan #TolakDilanTurunLayar. Jokowi pun turun tangan. Melalui page Facebook, Jokowi unggah foto sedang pamerkan tiga lembar tiket bioskop dengan caption, “Hari Minggu kalian kemana? Saya menonton film yang sedang tayang di bioskop-bioskop tanah air: Dilan 1990.” Seandainya Hary Tanoe juga menceritakan kegiatannya di hari libur, mungkin fotonya adalah televisi yang menayangkan RCTI dengan caption, “Hari Minggu kalian kemana? Saya di rumah saja menonton film kartun Doraemon.”
Setelah Jokowi nonton, Falcon Pictures mengumumkan jumlah penonton film Dilan yang menembus angka 6 juta penonton. Kurang sejuta lagi dari 7 juta penonton yang ditargetkan supaya Vanesha menyusul Iqbaal ke Amerika. Apakah Jokowi sengaja nonton untuk membantu Vanesha dan Iqbaal bertemu kembali? Kalau begitu, berarti fix Jokowi nggak masuk ke kubu Vanesha-Adipati.
Diwartakan bahwa Jokowi nonton film di bioskop Senayan City, Jakarta Selatan. Tiga tiket yang beliau pamerkan bukanlah untuk dirinya sendiri dan dua bangku sisanya dipakai untuk menaruh tas dan kotak pop corn, melainkan beliau nonton bareng Kahiyang Ayu dan Bobby sang menantu. Jadi, untuk kalian yang tidak bisa nonton film Dilan dengan pasangan, tidak perlu berkecil hati. Presiden saja tidak nonton bersama pasangannya kok. Tak terlihat sosok Jusuf Kalla di bioskop Senci kala itu.
Sebenarnya Jokowi pernah dibuatkan film dengan judul yang sama dengan namanya sendiri: “Jokowi”. Seperti halnya Dilan yang judul filmnya menggunakan nama Dilan. Film Jokowi rilis pada hari Kamis, 20 Juni 2013 untuk menyambut hari ulang tahun Jokowi ke-52 pada tanggal 21 Juni 2013 dan hari jadi DKI Jakarta ke-486 pada tanggal 22 Juni 2013. Timing yang pas.
Berbeda nasib dengan film Jokowi lainnya yang dibintangi Ben Joshua berjudul “Jokowi Adalah Kita”. Film “Jokowi Adalah Kita” dirilis pada tanggal 20 November 2014. Dilihat dari trailer, film ini menceritakan sepak terjang Jokowi selama menjadi gubernur DKI Jakarta. Namun penayangan film tersebut tertunda karena bertepatan dengan keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. Dua film tersebut diproduseri oleh KK Dheeraj.
Di film “Jokowi”, Teuku Rifnu Wikana memerankan Jokowi sewaktu masih muda nan gondrong. Sementara di film “Dilan 1990”, Teuku Rifnu melakoni peran Suripto sang guru BP yang enteng tangan. Saya jadi merasa cringe saat adegan Dilan dan Suripto berkelahi di lapangan upacara. Sampai-sampai Suripto ngumpet di ketiak seorang ibu guru segala.
Jika dipikir-pikir, Jokowi dan Dilan punya beberapa kesamaan. Dimulai dari kontroversi Iqbaal Ramadhan saat diumumkan menjadi pemeran sosok Dilan. Banyak warganet yang tidak setuju dengan alasan citra Iqbaal yang terlalu manis sebagai anggota boy band cilik. Nggak ada sangar-sangarnya acan.
Jika dilihat dari trailer, Iqbaal divonis tidak akan mampu membawakan peran sang panglima tempur gombal. Begitu pula dengan Jokowi saat dicalonkan sebagai presiden. Banyak yang sangsi dengan alasan Jokowi kurang kompeten. Namun, keduanya bisa membuktikan bahwa mereka pantas menjadi apa yang mereka mau dengan kesungguhan dan kerja keras.
Sekarang, kita bisa menyebut Jokowi adalah presiden dan presiden adalah Jokowi. Dilan adalah Iqbaal dan Iqbaal adalah Dilan. Sementara Milea adalah Vanesha, tapi sekarang Vanesha adalah Ayudia Bing Slamet. Sebab di film “Teman Tapi Menikah”, Vanesha sudah ganti gacoan: Kang Adipati Dolken alias Mister Ditto Percussion.
Jokowi dan Dilan sama-sama pemimpin. Bedanya, Jokowi memimpin negara, sementara Dilan memimpin geng motor dalam pertempuran. Karena beratnya tugas sebagai pemimpin, keduanya pun sama-sama bikin khawatir orang tersayang. Milea menghawatirkan Dilan yang berniat nyerang sekolah musuh, sampai Milea minta ikut dan akhirnya Dilan membatalkan aksinya.
Begitu pula saat Jokowi nyapres, keluarganya ketar-ketir. Apalagi saat itu Jokowi diserang oleh berbagai isu. Belum jadi presiden saja sudah bikin khawatir. Belum lagi, anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming, sampai ikut terseret arus fitnah dan jadi sewot dengan media yang sempat memberitakannya secara asal-asalan.
Usai menonton film Dilan, Jokowi sempat memberikan ulasan, “Ini pacaran anak muda, tapi diambil secara sederhana dan pas, tidak berlebihan. Ini yang menyebabkan masyarakat semuanya menjadi ingin nonton.”
Tidak heran jika orang nomor satu di Indonesia tersebut mengatakan cerita cinta Dilan dan Milea disukai banyak orang karena kesederhanaannya. Selama ini, Jokowi sendiri dikenal sebagai sosok yang sederhana. Bahkan bio Jokowi di Twitter sebelum menjadi presiden adalah: “Pengennya sederhana dalam kesederhanaan.” Mirip banget dengan Dilan yang serba sederhana. Milea saja diperlakukan istimewa oleh Dilan dengan cara yang sederhana. Dilan memberikan salam perkenalan kepada Milea dengan secarik surat undangan ke sekolah, menghadiahi kado ultah berbentuk TTS yang sudah diisi, dan sebuah kerupuk sebagai oleh-oleh kencan pertama.
Jokowi pun demikian, memberikan benda sederhana kepada anak-anak Indonesia yang dicintainya: sepeda. Seandainya Jokowi suka kemewahan, mungkin setelah seorang bocah SD berhasil menyebutkan nama-nama ikan, Jokowi akan berujar, “Sana ambil Lamborghini-nya di belakang!”