Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta

Hardika Ilhami oleh Hardika Ilhami
11 Juni 2025
A A
Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta MOJOK.CO

Ilustrasi Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Setelah 6 tahun merantau ke luar Jawa, saya jadi takut untuk kembali kerja di Jakarta. Kangen, tapi bikin gentar bagi yang sudah lama merantau. 

“Mau senyaman apapun tempat kita tinggal, tetap lebih nyaman di kampung sendiri.” Itu kata teman angkatan saya dengan logat Batak yang kental, ketika kami mendapatkan lokasi penempatan masing-masing.

Hari ini genap 5 tahun saya sudah merantau ke luar Jawa. Rasanya bagaimana? Nano-nano, rame rasanya. Dari SMA sebenarnya saya sudah merantau tapi belum pernah terbayang sampai sejauh ini. Sebelumnya saya sudah pengalaman untuk merantau ke Bandung, Surabaya, Jakarta, dan Madiun.

Di awal SMA, saya merantau ke Purwokerto, jaraknya 1 jam dari rumah. Kenapa saya hitung merantau? Karena saya perlu ngekos dan baru bisa mudik setiap Sabtu sore. Suasananya masih sama dengan di rumah saya. Paling bedanya di Purwokerto ada mall, di rumah saya hanya ada Ayam Goreng Lumbir, yang spanduknya ada tiap 1 kilometer sepanjang jalur selatan.

Merantau episode selanjutnya masih terasa nyaman-nyaman saja, karena ya memang merantaunya ke kota besar. Bandung dan Surabaya ketika saya kuliah, Jakarta dan Madiun ketika saya bekerja sebagai fresh graduate. 

Paling tantangannya di Jakarta, sih. Karena ya Jakarta memang seperti itu. Tapi saya merasa masih nyaman-nyaman saja ketika hidup di sana. Buktinya dengan gaji “umr lebih sedikit” saya masih bisa survive sampai akhir bulan bahkan masih bisa rutin beli bakso di depan Indomaret Mampang 7 tiap malam. 

Beda cerita begitu saya akhirnya harus merantau ke luar Jawa. Tidak terbayang sama sekali. Jangan-jangan nanti pas di sana ini dan itu. Kurang lebih hanya itu yang ada di pikiran saya bahkan ketika sudah sampai bandara.

Meninggalkan Jakarta

Singkat cerita akhirnya saya jadi meninggalkan Jakarta. Awal-awal merantau, ketakutan saya memang banyak benarnya.

Saya merantau ke sebuah desa bernama Pangkalan Susu di Sumatera Utara. Dari Jakarta, saya naik pesawat dengan tujuan mendarat di Medan karena memang bandara terdekat ada di situ. Ya, Medan menjadi salah satu alasan saya kenapa banyak “Jangan-jangan” di dalam kepala saya.

Sebelum berangkat, tentunya saya survei dulu, baik melalui Google Maps hingga tanya-tanya senior yang sudah bekerja di sana. Minimal untuk persiapan perjalanan biar lebih tenang begitu. 

Kalau melihat dari Google Maps sih, ya standar saja. Jalan-jalannya terlihat tidak mencurigakan. Untuk angkutan darat juga relatif gampang. Dari bandara di Medan, naik kereta bandara, lalu turun di depan masjid sebelum terminal. Saya kemudian jalan sedikit ke depan toko roti, setelah itu tinggal naik Elf merek “Murni” jurusan Pangkalan Susu. Mudah dan minimal membuat saya jadi lebih tenang. Selama 5 menit saja tapi.

Setelahnya, ketenangan saya hilang berubah jadi banyak “jangan-jangan” lagi. Sudah begitu, senior saya malah cerita tentang pengalaman temannya yang kena todong pisau ketika baru sampai di Medan. 

Sebelumnya saya hanya mendengar cerita kayak gini dari berita Patroli di Indosiar. Eh, ini kejadian beneran. Dompet dan hape mereka raib kena todong. Lah gimana saya nanti yang sendirian berangkat dari Jakarta.

Baca halaman selajutnya: Ada rindu, tapi di sana ada juga rasa takut.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 12 Juni 2025 oleh

Tags: banyumasjakartakerja di jakartamampang 7 jakartaPurwokertoriautanjung pinang
Hardika Ilhami

Hardika Ilhami

Asal Banyumas, merantau di Riau.

Artikel Terkait

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO
Ragam

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Tinggalkan ibunya demi kuliah di PTIQ Jakarta untuk merantau. MOJOK.CO
Ragam

Kerap Bersalah di Perantauan karena Alasan Sibuk, Tangis Ibu Pecah Saat Saya Akhirnya Pulang dari Jakarta

27 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Matahari Store. MOJOK.CO
Ragam

Yang Tak Akan Hilang dari Belasan Gerai Matahari Store Saat “Tenggelam”, Kenangan Hangat Belanja Bersama Keluarga

29 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.