Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Sejak Seragam Satpam Baru Berwarna Cokelat, Dunia Serasa Milik Polisi

Arde Wisben oleh Arde Wisben
20 Agustus 2021
A A
ilustrasi Yang Perlu Dilakukan Saat Kegocek Seragam Satpam Mirip Pulici mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saya jadi lebih siaga semenjak seragam satpam baru mirip polisi digunakan luas. Warna cokelat berkelebat sedikit, saya buru-buru introspeksi.

Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan perubahan ini. Sampai suatu pagi saya dikagetkan dengan penampilan baru Bonar, satpam perumahan kami.

“Bang, lu jadi mirip polisi.”

“Iya, Pak, begini sekarang seragamnya.”

Tapi pagi itu, dari beberapa satpam yang berjaga, hanya Bonar sendiri yang sudah mirip polisi. Yang lain masih dengan seragam lamanya yang berwarna putih.

Kalau saja saya tidak mengenal Bonar, tentulah saya sudah berpikir ada polisi yang sedang ditugaskan berjaga di perumahan kami. Atau saya akan berpikir positif bahwa pengurus RW makin perhatian dengan keamanan perumahan. Apalagi akhir-akhir ini muncul keluhan warga di grup WA tentang lalu-lalang orang masuk ke perumahan. Mobil “belajar setir” juga sering bolak-balik berputar di jalanan perumahan. Semua harus ditertibkan. Masalah seperti itu, kunci mudahnya adalah personel keamanan yang berwibawa.

Rupanya impian saya ketinggian. Para satpam kami masihlah orang yang sama. Bedanya, seragam satpam baru membuat tampilan mereka serupa dengan anggota Kepolisian Republik Indonesia.

Penasaran, saya mencari tahu dasar penggantian seragam satpam baru ini. Ternyata benar, sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa, seragam satpam sudah diganti dari putih-biru menjadi cokelat-cokelat persis polisi. Peraturan ini ditandatangani Kapolri saat itu, Jenderal Idham Azis, dan sudah diundangkan sejak 5 Agustus 2020.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri ketika aturan baru itu dibuat, Brigjen Awi Setiyono, mengatakan bahwa warna cokelat muda untuk baju dan cokelat tua untuk celana adalah warna-warna netral yang melambangkan kesahajaan, fondasi, stabilitas, kehangatan, rasa aman dan nyaman, serta rasa percaya, keanggunan, ketabahan, dan kejujuran.

Yhaaa.

Kalau ini soal filosofi warna, oke deh. Walau saya sebenarnya belum siap untuk tahu bahwa warna cokelat punya makna sebanyak dan seluhur itu. pertanyaannya, mengapa seragam satpam baru harus dibuat sedemikian identik dengan seragam polisi?

Pak Awi juga punya penjelasannya. Katanya, tujuan kemiripan ini beralasan. Pertama, untuk menjalin kedekatan emosional antara polisi dan satpam. Kedua, menumbuhkan kebanggaan satpam sebagai pengemban fungsi kepolisian terbatas. Ketiga, memuliakan profesi satpam. Keempat, menambah penggelaran (???) fungsi kepolisian di tengah-tengah masyarakat.

Oh, jadi memang sengaja, polisi ingin terlihat lebih banyak jumlahnya. Dari tadi bilang gitu kek.

Dan misi itu hampir saja menunjukkan hasilnya ketika saya dikejutkan dengan kehadiran polisi di samping saya saat menunggu lampu merah. Nah, ini ada satu lagi makna warna cokelat yang tadi terlewat disebut Pak Awi: begitu muncul kelebatan warna ini, saya langsung introspeksi apakah saya melakukan kesalahan. Mungkin berhenti melewati marka jalan atau apa. Kalau soal kelengkapan surat-surat motor, tidak ada masalah. Semuanya tak pernah bergeser dari dompet.

Iklan

Tapi, polisi di sebelah santai saja. Kami sama-sama memperhatikan lampu merah. Dan kemudian saya terkejut, polisi kok tidak pakai helm? Bukankah harusnya ia jadi contoh bagi pengendara lainnya? Misteri ini segera terpecahkan. Rupanya pemotor di samping adalah seorang satpam. Mungkin tadi terburu-buru naik motor hingga helmnya kelupaan.

Waktu berlalu, saya makin terbiasa dengan kembaran polisi ini. Mereka ada di mana-mana, membuat dunia serasa milik berdua: polisi dan kembaran polisi. Kadang orang berseragam cokelat itu terlihat sedang lesehan minum kopi dan sarapan pagi. Sedang di perkantoran swasta, mereka benar-benar serupa dengan polisi sungguhan. Sulit untuk dibedakan apalagi ketika seragam satpam baru ini dilengkapi dengan rompi keamanan.

Rasa terbiasa itu juga tercampur kekhawatiran. Belakangan saya jadi banyak mikir. Misalnya, overthking malam-malam bagaimana ya kalau kemiripan ini disalahgunakan? Bukankah sudah sering kita lihat penipuan berkedok seragam anggota kepolisian? Polisi gadungan, istilahnya. Tak sedikit korbannya. Ditipu uangnya, dijanjikan akan dinikahi, macam-macam.

Pada suatu pagi, saya sedang berada dalam taksi online ketika perjalanan kami diinterupsi oleh petugas.

“Selamat pagi, Pak. Bapak melanggar rambu larangan. Coba lihat surat-suratnya.”

Rupanya pengemudi tidak melihat tanda dilarang melintas. Harusnya ia mengambil jalan memutar terlebih dahulu. Setelah menerima surat-surat, petugas meminta pengemudi memarkirkan mobil dan mengikutinya ke suatu tempat.

Saya hampir saja mengingatkan pengemudi untuk mengecek terlebih dahulu, apakah yang mencegat itu benar-benar polisi lalu lintas ataukah satpam. Tapi rasanya satpam belum akan seberani itu. Dan pengemudi juga sungkan untuk bertanya, “Maaf, bapak beneran polisi atau satpam?”

BACA JUGA Pentingnya Belajar Seni Membuat Alasan dan esai-esai menarik lainnya di Mojok.

Terakhir diperbarui pada 20 Agustus 2021 oleh

Tags: Polisisatpamseragam
Arde Wisben

Arde Wisben

Pekerja sosial, tinggal di Tangerang Selatan

Artikel Terkait

rkuhap, kuhap, polisi.Mojok.co
Mendalam

Catatan Kritis KUHAP (Baru) yang Melahirkan Polisi Tanpa Rem Hukum, Mengapa Berbahaya bagi Sipil?

19 November 2025
Ortu kuras tabungan buat anak jadi polisi malah kena tipu. Sempat bikin stres tapi kini bersyukur tak jadi sasaran amuk tetangga MOJOK.CO
Ragam

Ortu Kuras Tabungan buat Anak Jadi Polisi malah Kena Tipu “Intel”, Awalnya Stres tapi Kini Bersyukur

6 September 2025
Polisi gelontorkan uang banyak untuk gas air mata yang digunakan dalam demo. MOJOK.CO
Aktual

Saat Duit Rakyat Hanya Dipakai buat Membeli Gas Air Mata Kadaluwarsa oleh Polisi

31 Agustus 2025
PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi! Mojok.co
Pojokan

PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi!

26 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
Didikan bapak penjual es teh antar anak jadi sarjana pertama keluarga dan jadi lulusan terbaik Ilmu Komunikasi UNY lewat beasiswa KIP Kuliah MOJOK.CO

Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi

29 Desember 2025
Menyoal nikah siri (tak tercatat di KUA): Sah, tapi jadi ruang untuk pemuas syahwat, dalih perselingkuhan, dan menghindari tanggung jawab semata MOJOK.CO

Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga

29 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025

Video Terbaru

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan

28 Desember 2025
Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

Natal dan Harapan yang Tak Datang dari Keheningan

25 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.