Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Nuansa Buka Bersama di Arab: Berebut Memberi Makanan untuk Orang yang Berpuasa

Dinar Zul Akbar oleh Dinar Zul Akbar
28 Mei 2019
A A
Nuansa Buka Bersama di Arab
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Di Arab, orang-orang saling berebut untuk memberikan makanan berbuka. Buka bersama pun terasa begitu semarak di mana-mana.

“Mari berbuka bersama kami.” Pinta seorang anak kecil kepada saya ketika hendak memasuki areal pelataran masjid Nabawi.

Keberkahan bulan Ramadan, bagi kami para pencari takjil garis keras amatlah terasa. Tawaran untuk buka bersama dan sahur senantiasa ada. Cukup mencari di sekitar pelataran haram Nabawi, maka kami bisa hidup selama 30 hari ke depan tanpa mengeluarkan sepeser pun uang.

Sebetulnya di setiap hari yang disunahkan berpuasa seperti senin-kamis, ayyamul bidh (13, 14, 15 hijriah tiap bulan), dan lainnya ada saja yang menawarkan ajakan untuk buka bersama di dalam Masjid Nabawi. Namun, ketika musim Ramadan tiba, ajakan untuk buka bersama di Arab terasa lebih agresif lebih dari biasanya. Selain itu, makanan yang ditawarkan pun lebih banyak dan variatif.

Kembali ke anak kecil tadi. Dia memang sudah terlihat menunggu siapa saja yang keluar dari tempat wudu. Ketika saya keluar dan selesai berwudu, tanpa ba bi bu dia langsung menarik tangan saya sambil menggenggam erat. Karena mood saya lagi enak, saya pasrah saja dibawanya ke tempat sufroh atau alas tempat menaruh makanan milik kelompoknya. Tapi jika mood sedang kurang enak, biasanya saya akan menolaknya secara halus.

Dalam bulan Ramadan, biasanya saya sering menolak ajakan untuk buka bersama dari orang-orang. Bukannya apa, kadang memang saya hanya ingin berdiam di masjid lalu ketika waktu mulai mendekati maghrib saya lebih memilih berbuka di luar masjid—di mana makanan yang ada lebih banyak dan beraneka. Ya, sekali-kali nolak lah, masa seringnya ditolak mulu. Eh.

Pada tiap Ramadan biasanya sajian yang disuguhkan terdapat dua macam. Makanan berat dan ringan. Di dalam bangunan masjid hanya diperbolehkan jenis makanan ringan. Komponennya biasanya terdiri dari, roti gandung yang disebut syuraik, ada kurma pastinya—dengan ragam jenis dari mulai kurma basah alias ruthab, kurma nabi dan kurma sukkari alias kurma madu. Ada juga yang disebut duggah sejenis bubuk rempah, dan terakhir ada zabadi alias yoghurt padat.

Untuk minumannya, ada teh, gahwah (kopi Arab), dan air zam-zam. Teh dan kopi dihidangkan dalam gelas kecil berukuran sekitar satu sloki. Salah seorang guru saya yang juga alumni kampus yang sama dengan saya pernah menjelaskan, alasan kopi dan teh di Arab disajikan dalam ukuran gelas kecil.

Kata beliau, yang pertama supaya teh atau kopi panas yang disajikan akan cepat dingin. Jadi budaya mereka memang meminum teh atau kopi dalam keadaan hangat. Oleh karenanya, saya pribadi belum pernah lihat wujud es kopi terlebih es teh di restoran-restoran pada umumnya di Arab. Yang kedua, karena ukuran hidung orang arab yang mancung. Jadi kalau gelas kecil risiko hidung yang nyangkut ke dalam gelas menjadi tidak ada. Yhaa baiquelaa~

Sedangkan di luar bangunan masjid, diperbolehkan untuk membawa makanan berat. Semisal nasi dengan lauk entah ayam atau daging. Ditambah macam buah-buahan dari mulai pisang, apel, jeruk. Ada juga tambahan jus buah kemasan dan es sirup.

Semua ini yang menyediakan adalah pihak muhsinin alias donator pribadi. Biasanya tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka memang menganggarkan khusus dari pendapatan mereka untuk hajatan satu tahun sekali ini.

Mereka melakukan ini semata karena mengharapkan rida Allah dan tentunya mengamalkan sunah Nabi Muhammad. Pasalnya, kata beliau dalam satu hadisnya, “Barang siapa yang memberi makan berbuka kepada orang yang sedang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga.”

Oleh karena itu, dalam tiap sufroh atau tempat sajian buka bersama di Arab berbeda isinya tergantung dari isi kantong si donator. Buat mahasiswa sobat misqueen dan kereaktif seperti saya, wajib hukumnya untuk mengetahui dimana letak-letak sufroh strategis dan mengenyangkan.

Nah yang premium ini ibarat seorang gadis kembang desa, maka jenis sufroh mewah tentu banyak yang mengincarnya. Jadi diperlukan strategi khusus untuk bisa duduk di tempat itu. Seperti datang pada awal waktu, misalnya.

Iklan

Bulan Ramadan adalah bulan berbagi. Dalam salah satu hadis dijelaskan bahwa kedermawanan Nabi Muhammad pada saat Ramadan seperti angin yang berhembus. Artinya, cepat sekali beliau mendermakan hartanya seperti angin yang berhembus. Sekaligus ada kesejukan sebagaimana karakteristik angin itu sendiri.

Ulama mengatakan bahwa angin di situ adalah angin yang membawa awan mendung. Dari awan mendung tersebut mengandung air hujan yang dari air itu akan menumbuhkan ragam tumbuhan yang kemudian akan dimakan oleh makhluk hidup lainnya. Seperti itulah kedermawanan Nabi pada bulan Ramadan: sangat luas dan menyeluruh nilai kebaikan yang terkandung di dalamnya.

Jelas ya, bahwa Ramadan adalah bulannya berbagi kebaikan dan bukannya bulan berbagi hoax atau berita palsu dan fitnah~

Teladan dari Rasul ini betul-betul diaplikasikan oleh para muridnya. Jika ia sedang menyantap hidangan berbuka lalu ada seorang yang membutuhkan makanan, dia akan berdiri kemudian menyerahkan makanan itu lalu kembali ke keluarganya. Jadi manakah yang lebih sering kita lakukan? Buka bersama dengan teman-teman sekolah yang sudah pada tajir? Atau buka bersama dengan para hamba Allah yang membutuhkan?

Selain itu, sudahkah kita berbagi sedekah kepada para fakir miskin terlebih sedekah perhatian kepada para tuna asmara?

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2019 oleh

Tags: Buka bersamabuka di arabbulan ramadan
Dinar Zul Akbar

Dinar Zul Akbar

Asli Betawi. Sedang menyelesaikan kuliah pascasarjana di Islamic University of Madinah.

Artikel Terkait

Ketum PP, Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan komentar terkait larangan bukber pejabat di UMY, Jumat (24/03/2023). MOJOK.CO
Kilas

Kata Ketua PP Muhammadiyah tentang Larangan Bukber Pejabat dan ASN

25 Maret 2023
Para Pencari Takjil dan yang Menyebalkan dari Bukber
Video

Para Pencari Takjil dan yang Menyebalkan dari Bukber

15 April 2022
Ramadan, Mokah, dan Menyebalkannya Bukber
Video

Ramadan, Mokah, dan Menyebalkannya Bukber

8 April 2022
Beneran Nggak Sih Komunis Cina Batasi Umat Islam Beribadah di Negaranya?
Esai

Beneran Nggak Sih Komunis Cina Batasi Umat Islam Beribadah di Negaranya?

7 Mei 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.