Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

NU-Muhammadiyah Bersatu? Kelar Guyonan Sampean, Cak!

Amanatia Junda oleh Amanatia Junda
16 Maret 2017
A A
Selamat Hari Santri, Muhammadiyah!

Selamat Hari Santri, Muhammadiyah!

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Saat Mojok perlu menurunkan lima artikel beruntun mengenai siapa paling lucu dan nggak lucu di antara NU-MU di minggu-minggu terakhir menjelang kukutnya situs fenomenal ini, saya yakin debat panjang itu pertanda akan datangnya persatuan NU-MU yang melampaui semangat zaman. Faktanya, dugaan saya benar. Sebagai seorang junior, saya merasa perlu mempuk-puk Mas Iqbal dan Cak Mahfud karena tulisan gayeng mereka mengenai kedua ormas di atas sudah basi!

Terlebih, saya teringat Cak Mahfud pernah menulis novel yang memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2014 dengan latar belakang semangat persatuan NU-MU dalam cinta kasih. Halaman persembahan novel Kambing dan Hujan tersebut berbunyi:

“Untuk para orangtua, orang-orang tua, dan orang-orang yang ceritanya aku curi dan kacaukan ….”

Tentu, Cak Mahfud berhasil mengacaukan cerita yang ia curi dengan selera humornya yang terkadang njelehi (saya susah mendeskripsikan njelehi alias menyebalkan dalam konteks ini, kalian harus ngobrol langsung sama orangnya). Beberapa kali saya terkikik membaca kisah cinta Mif dan Fauzia yang merupakan dua anak tokoh NU-MU yang mengalami perang dingin berkepanjangan di Kampung Centong.

Tapi, setelah saya dapat suatu kabar viral di medsos, Mif dan Fauzia terasa jauh tertinggal dari kebaruan romansa khas milenial. Membaca Kambing dan Hujan bagaikan membaca Sitti Nurbaya. Makhfud Ikhwan bagaikan Marah Roesli. Sayembara Novel DKJ 2014 bagaikan dewan syura yang melahirkan kitab klasik.

Sebab, ada kisah romansa NU-MU yang sekarang lebih kekinian dan ndak ndeso, yakni kisah yang dialami oleh Dedek Selmadena dan Mamas Haqy. Dek Selma seorang gadis rupawan yang cerdas. Selain parasnya yang subhanallah kiyut, rambut panjangnya yang tergerai mirip kualitas rambut Nia Ramadhani. Dedek Selma tahun lalu menerima lamaran Mas Haqy, putra cendekiawan besar Muhammadiyah Amien Rais. Wanita bening yang aktif merintis karir di dunia public speaking dan menjadi duta pariwisata Yogyakarta ini kuliah di Fakultas Hukum. Dengan semangat membangun rumah tangga samara, ia bersedia nikah siri terlebih dahulu dan Maret ini diresmikan dengan pesta pernikahan ala-ala Walt Disney.

Di akun IG Dek Selma yang mengandung estetika surgawi terdapat salah satu kepsyen begini (saya sengaja curi agar dibaca senior saya yang semoga terinspirasi untuk segera menulis sekuel Kambing dan Hujan daripada menjadi utopis berusaha melawan dunia bersama film india):

“Pernikahan NU dan Muhammadiyah

“… Saya merupakan cucu pertama dari K.H. Saiful Mujab, dulu beliau merupakan anggota MPR-RI, politikus Golkar dan PPP, Ketua PWNU, pemuka agama dan pengusaha. Kakek saya, di video ini duduk di atas kursi roda di belakang saksi, terkenal NU ‘banget’.

“Sedangkan mertua saya, yang seumuran dengan kakek saya, siapa sih yang tidak kenal dengan sosok mengagumkan ini? Ya, Prof. HM Amien Rais, merupakan tokoh utama di Muhammadiyah (plus titel lainnya).

“Dulu, orang tua saya pernah bilang: ‘Mbak, kamu kalau punya suami harus yang sholat subuh pakai doa qunut ya. Mbak, kalau punya suami harus 23 rakaat ya tarawihnya…

“Hingga suatu hari, Kun Fa Ya Kun.. terjadilah kejadian akad nikah ini. Dengan saksi nikah bapak Zulkifli Hasan dan Sholahudin Wahid (adik Gus Dur) dan khutbah nikah yang diisi oleh KH Malik Madaniy dari Pondok Pesantren NU di Krapyak, Jogja.

“Unik kan? Ternyata NU dan Muhammadiyah bisa bersatu kan?”

Keunikan kisah Dedek Selma ini membuyarkan segala kelucuan yang susah payah dibingkai redaksi Mojok dan para kontributor. Karena sesungguhnya, di zaman seperti ini ada jenis kelucuan yang unik, yakni lucu karena susah dicerna akal. Saking susahnya dinalar, jadi lucu deh. Romansa Dek Selma dan Mas Haqy viral bukan karena semangat media menyambut persatuan NU-MU (karena memang tidak ada konflik keluarga yang nostalgis ala Mif-Fauzia di dalamnya), tapi terlebih karena …

Iklan

… Dedek Selma punya pacar …

… yang ndilalah LDR, pacarnya masih sekolah di Akpol. Lalu Dek Selma nggak sengaja ketemu sama Mas Haqy di jalan raya. Terus mereka ada syuting buat acara TV. Trus Mas Haqy PDKT, gercep gitu deh, bawain piza, ngajak ngopi, telepon-telepon, terus bilang, “Mau nggak dilamar?”

Dek Selma yang masih cinta dengan Mas Patjar jadi galau. Ini ujian yang berat bagi siapa pun untuk memilih. Tapi karena Dedek Selma target nikahnya udah dekat, Mas Haqy-nya juga langsung nantang bawa orang tua buat lamaran, yah … gimana ya, perempuan itu REALISTIS, lelaki sejati itu ya beri KEPASTIAN. Akhirnya Dek Selma jujur, mutusin pacar karena sudah dilamar orang. Lebih lengkapnya Dek Selma jelasin di beberapa kepsyen IG, tidak dengan maksud riya lho, tapi karena membawa misi agar bisa menginspirasi.

Terlepas dari kelucuan NU-MU yang tidak lagi lucu ini, saya renungkan bahwasanya romansa Dek Selma dan Mas Haqy melampaui semangat zaman. Karena siapa yang tak semringah keturunan tokoh NU dan MU bersatu dan melahirkan generasi hibrid Islam tradisional-modern? Siapa ukhti dan akhi yang tak termotivasi dengan jiwa radikal Mas Haqy dalam berhubungan di jalan yang halal? Siapa kaum liberal yang tak bahagia melihat Dek Selma otonomnya selevel dengan Puteri Ameera Arab Saudi yang modis tanpa hijab? Semua kubu terwadahi dalam simbol cinta dua anak manusia.

Dan … mmm, halo Mas Mantan! Sejatinya sampean adalah pahlawan yang gugur di medan perang demi tegaknya ukhuwah islamiyah.

Tabique!

N.B.: Tayangnya tulisan ini bersamaan dengan datangnya berita bahwa mantan ketua PBNU K.H. Hasyim Muzadi telah berpulang ke rahmatullah pagi ini, pukul 06.15. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. (Redaksi)

Terakhir diperbarui pada 11 Agustus 2021 oleh

Tags: Amien Raisfeaturedhaqy raisLDRmenikah mudaMuhammadiyah Garis LucuNahdlatul Ulamaselmadena
Amanatia Junda

Amanatia Junda

Amanatia Junda redaktur tamu Kanal Pemilu 2024 Suara Politik Perempuan.

Artikel Terkait

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO
Esai

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Apa yang Terjadi Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Ada? MOJOK.CO
Esai

Fakta Menyeramkan Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Lahir di Indonesia

5 Oktober 2025
Pejuang LDR Jogja-Jakarta makin nelangsa karena harga tiket kereta api mahal. MOJOK.CO
Ragam

Nelangsa Pejuang LDR Jogja-Jakarta, Tersiksa karena KAI dan “Hengkangnya” Sri Mulyani

11 September 2025
Kilas Balik Muhammadiyah yang Tegas Tolak Tambang di Era Amien Rais
Video

Kilas Balik Muhammadiyah yang Tegas Tolak Tambang di Era Amien Rais

10 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.