MOJOK.CO – Tidak semua cewek bisa beruntung menemukan calon suami di Tinder. Perbandingannya bisa 80:20. Nah, Mbak Kemala mau berbagi pengalaman yang 20 itu.
Sebagai cewek yang berhasil mendapatkan suami lewat aplikasi Tinder, tadinya tulisan ini mau saya kasih judul: “Sukses Menemukan Suami di Tinder, Wanita Ini Berbagi Tips kepada Para Pejuang Jodoh.”
Akan tetapi setelah saya pikir ulang, kayaknya itu kurang pas. Soalnya saya nggak mau mendorong cewek-cewek yang resah ingin segera dinikahi serta merta berpikiran Tinder jadi satu-satunya solusi. Lagian saya juga masih percaya kalo aplikasi kencan online itu bukan untuk semua orang dan bukan tempat paling ideal untuk cari pasangan serius.
Awalnya saya juga cuma iseng dan nggak berniat cari suami di Tinder. Kasus saya ini bisa dibilang lumayan hoki juga. Setelah malang melintang di dunia kencan online sejak SMP sampai kerja, ndilalah saya ketemu sama cowok waras di Tinder yang entah kenapa mau sama saya.
Selain itu ada hal lain yang membuat kisah mencari calon suami di Tinder itu nggak anomali-anomali amat kok. Beberapa waktu lalu saya salah satu teman dekat saya curhat soal kehidupan asmaranya.
Saya kaget dong, soalnya teman saya yang zaman kuliah sempat nyaman 4 tahun menjomblo, yang ngajinya jauh lebih rajin dari saya, yang nggak hobi gonta-ganti gebetan, sekarang mulai nyoba aplikasi kencan online cari pasangan.
Saya juga nggak yakin ini berita baik atau bukan. Yang jelas saya kaget sambil cekikikan sendiri. Reaksi saya saat teman saya curhat soal itu, “Lha kok bisa?”
Menjelang usia 24 tahun, teman saya ini kelihatannya makin resah mendengar komentar dan anjuran orang-orang sekitarnya untuk segera menikah. Fenomena khas budaya ketimuran banget pokoknya. Saya sendiri sangat memaklumi situasi ini.
Saat lagi dicurhatin, biasanya saya menenangkan dia dan mencoba nggak nambahin ngompor soal jodoh. Karena saya percaya, tiap orang, seunik apa pun dia, pasti punya niche-nya sendiri.
Meski begitu, sekali lagi, saya sangat memaklumi kalau keresahan itu masih ada. Karena itu saya nggak melarang dia main Tinder atau aplikasi kencan lainnya. Sebagai alumni Tinder, saya cuma bisa kasih tips. Minimal supaya dia nggak sial kena zonk.
Untungnya, seni mengidentifikasi cowok bajingsek (bajingan dan brengsek) di Tinder itu bisa dipelajari. Tips ini khususon buat kamu yang sedang dalam fase mirip teman saya tadi. Iya, kamu yang baru coba-coba aplikasi kencan online. Kamu juga, yang udah berkali-kali nyoba tapi terus-terusan ketemu cowok zonk.
Pertama, hal yang paling penting adalah meluruskan niat, alias nggak usah terlalu muluk-muluk dapat cowok idaman di Tinder.
Ini penting banget buat kamu. Pas lagi mode swipe, kamu nggak bisa muluk-muluk berharap orang di foto itu adalah calon suami yang saleh, hafal Al-Quran 30 juz dan nggak kepikiran poligami sama sekali.
Atau berharap cowok yang fotonya selfie di kokpit pesawat ini adalah calon suami baik hati nan mapan yang bisa menafkahimu seperti suami Nia Ramadhani atau Maia Estianty (suami yang baru dong).
Positif thinkingnya ntar dulu deh. Poin-poin positif kayak gitu kita cari tahu belakangan kalo udah mulai nyambung obrolannya. Tentunya pas udah match.
Mindset pertama saat mode swipe kanan kiri itu sebaiknya bukan mencari nilai plus tadi, tapi untuk memfilter cowok-cowok bajingsek. Supaya pas udah match dan mulai ngobrol, kamu nggak perlu lagi berurusan sama bribikan yang njijiki atau bahkan pertemuan-pertemuan traumatis.
Itu aja dulu deh.
Kedua, auto swipe kiri kalau fotonya selfie sambil telanjang dada.
Nah, sebenarnya tanda-tanda bahaya itu sudah bisa kelihatan bahkan sebelum dia chat, “Hai, leh nal? Naq mana?”
Kamu bisa mendeteksi potensi bribikan menjijikan sampai unsolicited dick pic dari fotonya.
Salah satunya kalau si cowok ini selfie sambil bertelanjang dada. Karena apa? Kenalan lewat Tinder itu esensinya kan sama aja kayak kenalan di dunia nyata.
Sekarang kamu bayangin aja deh kalau di dunia nyata, kamu diajak kenalan sama orang dan dia sambil pamer otot perut. Di dunia nyata, kamu mau nggak kenalan sama orang kayak begitu? Kenapa masih swipe kanan? Karena ganteng dan ada bulu dadanya?
Selain itu, beberapa foto lainnya yang perlu kamu hindari adalah selfie di cermin kamar mandi dan selfie lainnya. Seperti foto pakai kaca mata hitam, selfie duckface, foto pamer mobil sambil mengacungkan jari tengah, dan foto-foto nyeleneh lainnya.
Sudah barang tentu tipe-tipe foto tadi adalah generalisasi berdasarkan pengalaman pribadi dan pengalaman orang di sekitar saya. Tapi, mbok ya swipe kanan yang fotonya netral-netral aja. Yang fotonya wajar aja kadang tetep ada yang zonk, apalagi yang nyeleneh gitu.
Salah satu penyebab cewek serius mau nikah sampai ketemu cowok zonk di Tinder adalah penilaian karakter yang kurang tepat. Mulai dari menilai karakter orang di balik foto profilnya, sampai menilai ketulusan dan ucapannya pas udah chat dan ketemu.
Ini, menurut saya, skill yang berguna banget buat menjalin hubungan sama orang baru. Nggak cuma hubungan romantis, tapi juga pertemanan biasa, atau profesional.
It all comes down to our judgement on whom we can trust.
Jadi, bisa nggak kita dapet dapet calon suami yang baik di Tinder? Yhaaa bisa aja.
Kuncinya ketajaman penilaian kita terhadap orang asing, and lots and lots and lots of luck. Gimana, masih mau cari calon suami di Tinder? Have a great great great luck!