Membaca Kepribadian Seseorang lewat Nama Kucing Peliharaannya

membaca kepribadian manusia lewat nama kucing nama kucing korea nama kucing nabi nama kucing jawa mojok.co

membaca kepribadian manusia lewat nama kucing nama kucing korea nama kucing nabi nama kucing jawa mojok.co

MOJOK.CODari nama kucing, kita bisa mengetahui banyak hal mengenai pemiliknya. Misal, manusia seperti apa yang ngasih nama Anjasmara kepada kucing? 

Bagi para pengikut Abu Hurairah, kata seperti Samsul, Oyen, sampai majikan memiliki makna yang langsung merujuk pada kucing-kucing tertentu. Sejak dulu memang keberadaan kucing di sekitar kita sangat dekat dan personal. Kita pun lumrah memberikan mereka “nama” sebagai tanda dari identitas mereka. Apa sajakah nama-nama yang biasa netizen pakaikan pada kucing? Berikut penjelasannya, nomor enam bikin kamu melongo!

1. Nama tokoh asing

Loki adalah nama hewan peliharaan yang sangat populer di era informatika. Banyak anjing, kucing, sampai ular yang memiliki nama Loki. Saya sendiri pernah menamai kucing saya Loki. Kucing inilah yang kepergiannya saya tangisi bersama beberapa follower Instagramnya. Iya, dia sampai saya bikin Instagram sendiri….

Mengapa nama Loki jauh lebih populer sebagai nama hewan kesayangan dibanding Thor perlu ditelisik lebih lanjut. Bisa jadi jawabannya sesederhana Tom Hiddleston yang lebih menawan ketimbang Chris Hemsworth. Pada dasarnya, nama-nama Hollywood memang populer dijadikan nama si meng. Selain Loki, ada juga Nairobi, Garfield, Simba, Nala, sampai Luke dan Leia. Tapi garis Hollywood ini punya tandingan dari garis Korea, misalnya Jennie, Jimin, Rui, juga Troy. Sementara pada garis Malaysia, ada nama Upin dan Ipin terutama jika kucingnya kembar dua. Lalu masih ada Kuro, Nagi, Shiro, ataupun Luna bagi kucing garis Jejepangan.

Sekalipun nama-nama ini adalah identitas kucing, namun nama tersebut menunjukkan manusia si pemberi nama memang akrab terhadap hiburan populer tersebut. Aksesnya beragam, mulai Netflix sampai Yify. Bisa dipastikan, kucing dengan nama Jennie dekat dengan orang yang mendengarkan lagu Korea sebagaimana kucing bernama Nairobi pastilah majikan dari manusia yang suka menonton sekelompok perampok bank ber-jumpsuit merah dan pakai topeng Dali.

2. Nama tokoh lokal

Nyatanya memang beredar di luar sana kucing-kucing dengan nama seperti Syahrul Gunawan, Luna Maya, sampai Novia Kolopaking. Mohon maaf sebelumnya, namun saat ini kita harus mengakui bahwa nama Diana Pungky rupanya tidak sepopuler Jefri Nichol. Pertanyaan yang lebih penting, pada kucing-kucing di kategori ini, manusia seperti apa yang menyematkan nama Anjasmara kepada kucing? 

Profil yang sering saya temui, biasanya pengguna kategori adalah ibu atau nenek yang suka memberi makan kucing dengan nasi campur pindang atau sisa lauk. Bagi generasi milenial sampai Z, mereka bisa dikenal sebagai emak-emak yang powerful itu. Sepupu ibu saya, yang memberi nama kucing belangnya Anjasmara, menghabiskan harinya dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga ditemani berita gosip di televisi dan tentu tak lupa menonton Ikatan Cinta di malam hari.

3. Nama berdasarkan karakter

Nama Oyen atau Oren adalah contoh paling populer dari kategori ini. Alasannya sangat dan mungkin bagi pemuja nama-nama indah, nama seperti ini dianggap tidak kreatif.

Selain Oren yang dinamai begitu karena warnanya, ada juga Putih atau Utih, Hitam atau Item. Penampakan fisik lain yang kerap jadi nama kucing ialah Gembul atau Ndut karena kadar lemaknya, Ucil karena bentuknya, Kemoceng karena ekornya, atau Belang karena bulunya. Terkadang, karena letak kumis ataupun posisi belang di atas mulut menjadikan nama Hitler atau Jojon pantas bagi si kucing. Atau seperti Bintik, kucing idola Twitter yang terkenal dengan tahi lalat di atas bibirnya.

Karena yang menamai adalah manusia, maka beda budaya, beda pula penamaannya. Meski yang diacu sama. Misal, nama Oren/Oyen lebih banyak dipakai di Indonesia ketimbang Ginger yang sering dipakai pebahasa Inggris. Padahal kucing yang dimaksud sama-sama berbulu jingga kecokelatan.

4. Nama yang muncul begitu saja di kepala

Poppy, Tom, Ken, Sally, Baron, Chiko, sampai Kevin. Nama-nama yang biasa dipakai manusia untuk dirinya sendiri, tanpa merujuk pada simbol apa pun, juga lumrah disematkan pada kucing. Nama-nama di kategori ini bisa kita sebut juga sebagai jenis “nama yang B aja”. Maksudnya, nama ini tidak seribet gubahan Elon Musk untuk anaknya kan, si X Æ A-Xii itu.

Tujuh nama yang saya sebut tadi mudah kita temukan pada kucing-kucing yang berada di rumah singgah hewan telantar. Jumlah kucing yang banyak sampai melebihi kapasitas membuat proses penamaan kucing terjadi secara sederhana. Shelter seperti Violetta Rescue, misalnya, tempat Tom dan Ken idola catizen berada, menamai kucing mereka dengan Lily atau Penny sampai yang sesimpel Putih dan Item.

Bagi orang yang cukup sibuk mengurusi kucing, nama kucing menjadi cara membedakan mana kucing yang sudah divaksin atau mana kucing yang sedang sakit dan perlu dibawa ke dokter, walaupun pada perjalanannya kucing-kucing tadi akhirnya mengambil tempat di hati.

5. Nama intelektual

Jika nama Hollywood atau artis ’90-an menjadi acuan bagi mereka yang terbiasa menonton, acuan bagi mereka yang terbiasa membaca buku adalah nama intelektual, seperti Trotsky, Foucault, Semaun, Leo Tolstoy, atau Māo. Saya bahkan kenal seseorang yang menamai kucingnya Logos dan tidak mengenal siapa itu Adam Driver. Padahal si kucing hitam Logos ini adolesen berkalung merah yang kerjanya marah-marah.

Apakah kucing yang bernama Trotsky itu benar-benar seekor Marxis ortodoks jelas pertanyaan yang terlalu halu. Nama itu toh diberikan oleh manusia dan akhirnya menjadi refleksi dari bagaimana dunia manusia yang bersangkutan. Terkadang sekalipun nama yang diberikan cukup berat, acuan itu hadir begitu saja tanpa rasionalisasi yang jelas.

Misal ketika saya menamai dua kucing saya Kunto dan Wijoyo, itu bukan karena mereka berdua adalah kucing pegiat sejarah dan sastra (yaiyalah!). Nama itu muncul begitu saja ketika melihat wajah si kucing. Apalagi seiring berjalannya waktu, nama itu menjadi tidak relevan karena sudah bergeser menjadi Kuni dan Joyboy. 

6. Tanpa nama

“Dia kami bebaskan dari beban esensial sebuah nama supaya dia bisa bebas menjadi dirinya,” ujar salah seorang filsuf… enthusiast, haha, ketika saya tanya siapa gerangan nama kucing yang sedang tidur di kursi rumahnya.

Benarkah nama adalah hal esensial bagi kucing sehingga dapat mengekang kehendak bebasnya? Sadar dan tahukah kucing akan nama yang diberikan kepadanya? Sudahlah, terlalu panjang nantinya tulisan ini.

Derrida bisa jadi juga tak menamai kucingnya yang menjadi inspirasi The Animal That Therefore I Am itu. Namun, filsuf cyborg yang mendedikasikan pemikirannya pada relasionalitas manusia dan bukan-manusia Donna Haraway menamai anjingnya Cayenne Pepper. Sementara Foucault menamai kucing hitamnya dengan nama Insanity, yang tentunya menggambarkan pergumulannya pada sejarah kegilaan.

Menurut refleksi saya, ketidakbernamaan kucing pada dasarnya adalah bentuk relasionalitas manusia dan kucing pula.

7. Muezza

Bisa dipastikan, mereka yang memberi kucing mereka nama Muezza adalah bagian dari umat yang mencintai Rasulullah. Kisah tentang Muezza, kucing anggora putih bermata heterokromatik yang sering dipangku Nabi Muhammad dan menyahut ketika mendengar suara azan, banyak didengar dan diulang oleh mereka yang berada dalam irisan pencinta kucing dan pengikut Nabi.

Pada nama ini ada harapan si pemberi nama yang ingin menjadi semirip mungkin dengan tindak-tanduk Baginda Rasul. Terkadang, jika punya modal, usaha itu diikuti dengan pemilihan kucing peliharaan yang fisiknya memang mirip Muezza original. Pada nama ini sekaligus mengakhiri tulisan ini, saya doakan semoga upaya meneladani Nabi tidak terbatas pada tanda-tanda fisik dan penamaan kucing semata, namun juga mencontoh bagaimana hubungan antarmakhluk tersebut terjadi. Haruskah manusia tropis di mana banyak kucing domestik bertebaran malah membeli kucing dari Turki supaya mirip dengan Muezza? Itu salah satu pertanyaan yang perlu dijawab terlebih dahulu.

Dari penamaan Muezza sampai bagaimana si kucing hadir dalam kehidupan adalah cerminan diri si manusia yang memberi nama. Muezza dan riwayat yang menyertainya, sampai pada Oyen dan Loki, atau Cakwe dan Lenin, adalah jalinan saling silang antara manusia dan kucing yang telah terbentuk begitu lama.

BACA JUGA Dilema Melihara Kucing Liar: Bikin Iba, tapi Suka Ngeselin dan esai-esai S.A. Rosada lainnya.

 

Exit mobile version