Marshel Widianto Adalah Satrio Piningit yang Dibutuhkan Tangerang Selatan

Marchel Widianto satrio piningit Tangerang Selatan MOJOK.CO

Ilustrasi Marchel Widianto satrio piningit Tangerang Selatan. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COJangan tertawakan Marshel widianto, deh. Bisa jadi dia adalah satrio piningit yang selama ini dirindukan oleh Tangerang Selatan. Cwaaksss….

Partai Gerindra telah resmi mendapuk Marshel Widianto sebagai Calon Wakil Walikota (Cawalkot) untuk Tangerang Selatan (Tangsel). Penetapan ini mengundang beragam komentar. 

Banyak netizen yang kaget dan menganggap penetapan tersebut konyol. Lah, kok Marshel? Si pelawak tunggal yang katanya pernah diboikot karena dianggap nggak punya empati terhadap pengungsi Rohingya itu? Atau yang katanya ngelawaknya sering garing dan nggak lucu itu? Yah balik lagi, semua itu perkara selera humor.

Tapi begini, bagi saya pribadi. Kagetnya warga Tangerang Selatan dan Indonesia atas penetapan Marshel Widianto ini sebenarnya basi. Mungkin warga Indonesia lebih kepada kaget yang hanya pantes-pantes aja. Sangking banyaknya hal-hal aneh yang terjadi belakangan ini di Indonesia, terutama perihal langkah dan tingkah laku para elite negeri.

Bukankah penetapan calon pejabat daerah yang mengundang geleng-geleng begitu sudah sering terjadi? Yang kayak gitu udah wajar. Misalnya kayak Ahmad Dhani yang masuk bursa pemilihan Pilkada Jatim dan Raffi Ahmad di Pilkada Jateng.

Kembali lagi, “Semua orang punya hak untuk maju dalam kontestasi, biarlah nanti masyarakat yang memilih,” begitu kira-kira pernyataan para politisi ulung itu.

Apalagi setelah pilpres lalu, harusnya kita sadar dan sama-sama bersepakat bahwa kaderisasi dan pengkaderan calon pemimpin yang berintegritas, kompeten, dan bijaksana oleh partai politik itu sudah nggak perlu. Yang penting punya uang, relasi, dan popularitas.

Bisa jadi Marshel Widianto adalah satrio piningit 

Dipilihnya Marshel Widianto (dan dia menerimanya dengan sumringah) oleh Gerindra bisa kita anggap sebagai puncak dari hiburan politik yang perlu kita semua nikmati dan dukung. Boleh jadi dia adalah Satrio Piningit versi lebih humoris dan terlahir untuk Tangerang Selatan. 

Apalagi, kota yang akan dipimpin beliau (setidaknya kalau sudah sah jadi wakil walikota. Tangerang Selatan adalah sebuah kota dengan beberapa persoalan yang wajib ditangani oleh pemimpin humoris.

Saya bukanlah individu yang terdaftar sebagai penduduk Tangerang Selatan. Tapi, sebagai orang yang cukup lama tinggal di Jakarta, Tangsel bukanlah kota yang asing. Beberapa kali saya melintas dan mendatangi kota ini. Maka saya bisa menyimpulkan bahwa Tangerang Selatan adalah tempat paling ideal bagi siapa saja yang ingin menguji kesabaran dan ketangkasan emosi.

Tangerang Selatan adalah daerah yang menantang

Mohon maaf, bukan bermaksud merendahkan Tangerang Selatan sebagai sebuah kota, tapi kondisi di sana memang begitu menantang. Beberapa teman saya yang tinggal di sana sampai lupa cara mengeluh karena sangking banyak persoalan.

Misalnya perkara kemiskinan yang butuh solusi dengan pendekatan baru. Pada akhir 2023, Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan menyebut ada sekitar 58 ribu masyarakat masuk kategori miskin ekstrem. Itu baru yang tercatat. Belum dari kalangan masyarakat yang tidak bertanda pengenal yang datang tiap tahunnya di kota ini. 

Tangerang Selatan menanggung beban kota satelit yang menerima tumpahan penduduk yang tidak muat bila berada di Jakarta. Limpahan penduduk ini tidak sedikit yang status pekerjaan dan pendapatannya tidak menentu.

Inilah yang membuat Tangsel membutuhkan pemimpin yang bisa menghibur di tengah kesusahan dan kepahitan yang dialami masyarakatnya karena diterpa kemiskinan. Dan Marshel Widianto, boleh jadi oase di tengah krisis kepemimpinan.

Marshel Widianto yang acap membawa komedinya melalui keresahan orang miskin tentu bisa jadi representasi nyata pemimpin yang berasal dari kalangan kelas bawah. Kebijakan dan programnya diharapkan bisa dirasakan oleh kelas paling miskin di Tangerang Selatan. Toh dirinya sendiri berangkat dari kelas yang sama, kemudian dibesarkan oleh beberapa komedian yang baik hati, meskipun di beberapa kasus dianggap tidak tahu berterima kasih.

Bisa menjadi mercusuar peradaban

Saya rasa, di tangan Marshel Widianto, Tangerang Selatan bisa menjadi salah satu mercusuar peradaban baru yang membumi dan menghibur. Jangan lupa, Tangsel dijuluki “Los Angeles versi lite” karena terdapat beberapa pusat bisnis dan kawasan elite seperti BSD City, Summarecon, dan Alam Sutera. Selain itu, terdapat pabrik dan industri baru yang sepertinya sedang gencar-gencarnya dikembangkan.

Siapa tahu, di tangan Marshel, kawasan macam BSD City dan Alam Sutera bisa diakses dengan mudah oleh mereka yang tidak punya hunian. Atau yang ingin punya ruko murah untuk bersaing dengan kelas elit di dalamnya.

Kemudian persoalan kemacetan yang begitu parah juga saya rasa bisa dicarikan solusinya oleh Marshel Widianto. Dirinya tentu paham dan fasih seperti apa rasanya desak-desakan di jalan yang panas dan berpolusi di Tangerang Selatan. Setidaknya, menurut Dishub, terdapat 37 titik kemacetan yang menjadi makanan sehari-hari. Di tiap titik kemacetan itu, potensi ketersinggungan, kemarahan, dan kecelakaan acap kali terjadi.

Di tangan seorang Marshel Widianto, keruwetan Kota Tangerang Selatan bisa diminimalisasi melalui gaya nyentrik dan humornya. Konkretnya seperti apa? Ya kita tunggu ketika beliau benar-benar terpilih. Misalnya dengan memasang baliho wajahnya yang jenaka di setiap titik kemacetan biar warga terhibur?

Mari kita menyambut datangnya satrio piningit

Soal sampah juga jadi perkara serius yang harus dipikirkan solusinya oleh Marshel Widianto. Tangerang Selatan jadi salah satu kota yang pengelolaan sampahnya terbilang buruk. Penanganannya sering tidak tepat sasaran. 

Pemkotnya sering menyalahkan Jakarta yang menurut mereka sampah-sampah itu dibawa dari Jakarta. Padahal, yah, risiko jadi kota satelit ya begitu. Pada awal 2024 saja, ada 1000 ton sampah yang harus ditangani setiap harinya. Bayangkan, 1000 ton/hari.

Sekali lagi, persoalan akut begini membutuhkan solusi dengan pendekatan baru. Bukan solusi konvensional seperti menghadirkan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan atau kebijakan perluasan area bebas sampah di Tangerang Selatan.

Bersama Marshel Widianto, Tangerang Selatan akan menjadi kota ceria dan jenaka, sehingga menjadi penghibur bagi masyarakatnya. Marshel bisa menggunakan pesona humorisnya untuk menyemangati warga untuk tidak buang sampah sembarangan. Dia bisa memulainya dari sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintahan. Sederhana tapi konkret. Pemimpin lain saya rasa sulit menirunya.

Dipilihnya Marshel oleh Gerindra harus disambut baik. Minimal dijadikan untuk hiburan kita bersama. Selayaknya Bang Komeng yang kita apresiasi dan dukung sehingga menang di kontestasi legislatif lalu

Semua orang punya hak untuk memilih dan DIPILIH. Tapi, semua orang juga harus tahu diri dengan kemampuan masing. Dan Marshel sepertinya sedang membuktikan itu semua. 

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi Maramis

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Tangerang Selatan (Tangsel): Kota dengan Pertumbuhan Terdahsyat di Indonesia dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Exit mobile version