Tentu bukan tanpa alasan mengapa tokoh-tokoh seni terkemuka mulai dari Beethoven, Michelangelo Buonarroti, Homer, Shakespeare, Sebastian Bach, hingga Pablo Picasso bisa dimasukkan oleh Michael H. Hart ke dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia.
Seni memanglah sesuatu yang sangat penting bagi peradaban. Ia adalah penyeimbang tatkala peradaban mulai congkak, kaku, dan tidak mengasyikkan. Pada titik tertentu, seni bahkan menjadi simbol kemajuan suatu bangsa. Itulah sebabnya, kenapa dulu Bung Karno getol sekali membangun patung ataupun monumen di mana-mana.
Itu pula yang membuat saya yakin, bahwa Mandiri ArtJog 9 adalah pagelaran penting yang, demi apapun saya bersaksi, akan sangat kurang ajar jika dilewatkan begitu saja.
Tentu ada banyak alasan untuk tidak datang ke acara Mandiri ArtJog 9, 27 Mei – 27 Juni 2016 mendatang di Jogja National Museum, tapi yakinlah, ada jauh lebih banyak alasan untuk datang ke sana. Terlebih jika sampeyan adalah tipe orang yang cukup “nyeni” alias artsy.
Satu dari sekian banyak sebab mengapa kalian wahai pribadi-pribadi yang artsy sebaiknya datang ke Mandiri ArtJog 9 adalah agar semakin banyak yang tahu bagaimana seni diperlakukan dalam sebuah medium yang utuh dan bisa berbagi kepada siapa saja. Bukan sekadar melakukan aksi vandalisme tanpa makna di toilet umum atau menggelar aksi teatrikal yang penuh mursal.
Pada tafsiran ini, Mandiri ArtJog 9 menurut saya telah memfungsikan dirinya sebagi media yang tepat.
Apa itu Mandiri ArtJog 9 dan mengapa Mandiri ArtJog 9? Mandiri Artjog 9 adalah ajang perayaan tahunan seni rupa kontemporer internasional yang rutin diselenggarakan di Jogja. Dan tahun ini adalah penyelenggaraannya yang ke-9.
Tentu saja akan ada banyak karya seni yang bakal dipamerkan di sana. Sebagai informasi, terdapat 6 jenis/kategori karya dalam pameran ini yakni karya 2 dimensi (lukisan dan foto: 58), 3 dimensi (patung dan instalasi: 30), video (7), site specific object (3), dan performance (4).
Beberapa seniman yang akan ikut meramaikan Mandiri ArtJog 9 di antaranya adalah Agan Harahap, si editor foto yang pernah bikin heboh gara-gara bisa mendamaikan Habib Rizieq dan Ahok dalam satu frame foto; Agus Suwage; seniman kontemporer yang harga satu lukisannya bisa lebih dari cukup buat mensubsidi uang raskin bagi warga miskin satu kelurahan; Garin Nugroho, seniman yang sebentar lagi bakal bertarung di pemilihan walikota Jogja lewat Jalur Independen (cieeeee, Walikota cieeee); dan ada juga Eko Nugroho, perupa yang pameran tunggalnya sanggup mempertemukan Rangga dan Cinta di AADC 2, prestasi yang bahkan seorang Pablo Picasso pun belum tentu sanggup menyamainya.
Selain itu, masih banyak lagi seniman-seniman kenamaan dan moncer baik dari dalam dan luar negeri yang bakal ikut meramaikan gelaran Mandiri ARTJOG. Berasal dari Indonesia (62 orang), Jepang (4 orang), Australia (1 orang), Malaysia (1 orang), Filipina (1 orang), dan Liechtenstein (3 orang).
Ini tentu bakal menjadi arena yang baik sampeyan-sampeyan pribadi yang artsy untuk menambah ke-artsy-an sampeyan. Karena di sana, selain sampeyan bakal ketemu dengan seniman-seniman yang sejak dalam pikiran memang sudah artsy, sampeyan juga bisa ikut berbaur bersama orang-orang artsy yang ingin terlihat lebih artsy, muda-mudi yang ingin belajar seni melalui karya-karya orang artsy, hingga para mahasiswa yang sama sekali tidak artsy tapi pengin dianggap artsy.
Nah, bagi yang ingin mencoba artsy terlebih dahulu, silakan disimak cara-cara berikut.
Panjangkan rambut dan melusuhkan penampilan. Jangan lupa juga untuk membawa totebag putih bergambar abstrak kemana-mana. Jika cara tersebut dirasa sudah kelewat mainstream, sampeyan bisa mencoba cara lain dengan memasang poster lukisan pisang-nya Andy Warhol yang legendaris itu di kamar. Ini kadar kesunyian artsy-nya lebih sakral loh.
Atau mau yang lebih ngartsy lagi? Coba sering-sering beli album band indie dari Uganda dalam format disket yang isinya berupa file notepad berisi link download. Jangan cuma jadi pengepul vinyl dan pegiat zine musik, itu sih artsy yang cuma selevel anak-anak di Pasar Santa.
Tapi percayalah, se-artsy–artsy-nya cara adalah dengan meramaikan Mandiri ArtJog 9. Percaya deh sama saya, kapan sih saya bohong?
Nah, besok nih ya, besok, kalau ndilalah sampeyan terbuka mata hatinya dan bersedia buat datang ke Mandiri ArtJog 9 ini, sampeyan ndak perlu bawa uang banyak-banyak juga, karena semua transaksi mulai dari pembelian tiket, merchandise, hingga makanan atau cemilan di sana bakal menggunakan kartu Mandiri e-money sebagai alat pembayaran.
Jadi, nantinya pengunjung yang sudah punya Mandiri e-money tidak perlu membayar tiket dengan uang tunai, cukup dengan saldo Mandiri e-money-nya.
Sedangkan untuk pengunjung yang belum punya Mandiri e-money, nantinya bakal disediakan booth Mandiri yang siap mengurus pembuatan e-money untuk pengunjung.
Mandiri e-money ini nantinya tidak hanya digunakan sebagai pembayaran tiket masuk, namun juga bisa digunakan untuk membeli merchandise atau cemilan di Food Truck selama acara Mandiri ArtJog 9 berlangsung. Selama acara, pengunjung diharapkan bisa menikmati sensasi bertransaksi tanpa uang cash.
Ini tentu bagus, karena selain lebih ringkas, jauh dari potensi riya dan pamer kekayaan, Mandiri e-money ini secara tidak langsung juga membuat anda berbuat baik karena menghindarkan mbak-mbak kasir yang semok dan cantik dari kesulitan mencari uang receh buat kembalian.
So, wahai kalian pribadi-pribadi yang artsy, Mandiri ArtJog 9 menanti kalian.
Ingat, “EARTH without ART is just EH”. Dan ingat juga, sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang salehah (nggak nyambung? biarin, namanya juga seni).
Disclaimer: Tulisan ini termasuk dalam #MojokSore. Mojok Sore adalah semacam advertorial yang disajikan oleh tim kreatif Mojok yang dikenal asyik, jenaka, dan membahagiakan. Bagi Anda yang mau mempromosikan produk-produk tertentu, silakan menghubungi [email protected].