Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Kritik untuk Ustaz Adi Hidayat dan Jemaahnya

UAH sering dianggap ahli segala bidang oleh jamaahnya. Padahal kan ya nggak gitu dong konsepnya~

Miftakhur Risal oleh Miftakhur Risal
12 September 2021
A A
Kritik untuk Ustaz Adi Hidayat dan Jamaahnya MOJOK.CO

Kritik untuk Ustaz Adi Hidayat dan Jamaahnya MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Panggung popularitas tampaknya membuat Ustaz Adi Hidayat jadi dianggap ahli segala bidang oleh jemaahnya. Padahal kan ya nggak gitu konsepnya.

Beberapa hari kemarin, di beranda media sosial saya, beredar potongan video yang berisi pernyataan Ustaz Adi Hidayat mengenai doa iftitah, doa yang dibaca setelah takbiratul ihram.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, kalimat “inni wajjahtu” tidak digunakan dalam iftitah berdasar ribuan hadis yang dia telusuri. Bahkan hadis palsu sekalipun tidak menghimpun kalimat itu, katanya.

Pernyataan yang cukup berani itu pun memunculkan respons dari kalangan NU. Tak kurang dari K.H. Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jatim, turut berkomentar.

Sebetulnya, diskusi soal doa iftitah ini sudah selesai ratusan tahun lalu. Sampai pada kesimpulan, yang mau pakai versi ini silakan; yang mau pakai versi itu, monggo!

Saya sendiri selain hafal, juga ajarkan beberapa versi pada anak-anak. Tidak hanya bacaan iftitah tapi keseluruhan bacaan salat. Kelak saat mereka sudah dewasa, biar pada pilih bacaan mana yang lebih sahih. Tentu cara saya ini tidak serta merta harus ditiru.

Meski begitu, saya rasa, Ustaz Adi Hidayat memang sering halu. Membaca ribuan kitab hadis itu cukup mustahil. Bahkan ketika masih di fase karantina sekalipun dan aktivitas yang bisa dilakukan cuma baca kitab hadis.

Yang mungkin adalah masuk aplikasi semacam Maktabah Syamilah. Ketik kata kunci, checklist beberapa kitab (bisa saja ribuan), lalu tunggu hasilnya lima menit kemudian. Hanya saja cara itu tidak bisa diklaim sebagai “sudah membaca seribu hadis”. Lah membacanya di mana? Kan yang membaca sistem aplikasinya, bukan kita?

Di samping itu, Ustaz Adi Hidayat dalam sebuah potongan video lain juga pernah mengaku kuliah S1 hanya selama 2,5 tahun. Ini juga halu menurut saya.

Bukan gimana-gimana, Ustaz Adi hidayat itu adalah senior saya di Islamic Call College, Libya. Dia kuliah S1 selama 4 tahun. Normal. Kecuali dia tidak menghitung (discount) libur musim panas, 3 bulan x 4 = 12 bulan (1 tahun). Tapi tetap saja tidak bisa diklaim sebagai, “kuliah S1 saya 2,5 tahun,” kan?

Ke-halu-an yang lain yang agak menganggu adalah soal tips hafal 30 juz selama 1 bulan!

Sebuah kalimat motivasi yang seolah  berasal dari pengalaman pribadinya. Padahal sehari hafal satu juz itu nyaris mustahil. Bahkan oleh orang yang hafalannya kuat sekalipun.

Sependek yang saya tahu, bahkan Ustaz Adi Hidayat belum hafal Al-Quran seutuhnya. Dia memang hafal sebagian besarnya, lengkap dengan penomoran ayat. Namun hafal keseluruhan Al-Quran? Tampaknya belum.

Persoalan yang lebih mendasar, jemaahnya tidak sadar bahwa Ustaz Adi Hidayat bukan lah pakar segala ilmu. Dia bukan pakar hadis, fikih, tafsir, atau tasawuf.

Iklan

Ustaz Adi Hidayat pakar bahasa dan sastra Arab. Mengambil S1 dan S2 dalam bidang tersebut di kampus yang saya sebut tadi. Jenjang S1 selama 4 tahun dan lulus, sedang jenjang S2 baru selesai perkuliahan tatap muka.

Tesisnya di Libya belum sempat selesai karena keburu Arab Spring. Selanjutnya Ustaz Adi Hidayat teruskan di universitas dalam negeri di bidang yang sama. Sebelum jenjang pendidikan tinggi, dia juga seorang santri di pesantren Muhammadiyah yang mendalami bahasa Arab.

Oleh sebab itu, harus diakui dalam bidang bahasa dan sastra Arab, Ustaz Adi Hidayat sangat kompeten. Keahliannya dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulisan begitu top. Inilah yang membuatnya terpilih sebagai salah satu khatib di masjid kampus di Tripoli, Libya. Dia memang cas-cis-cus soal urusan ini.

Meski begitu, seseorang yang ahli bahasa Arab seharusnya tidak serta merta dijadikan sebagai ahli agama. Kadang-kadang kita ini tahunya, kalau orang bisa bahasa Arab pasti tahu segalanya tentang khazanah Islam. Padahal tidak. Masih jauh. Dan ini persoalan umat Islam di Indonesia sebenarnya.

Untuk diketahui, bahkan ahli hadis sekalipun tidak bisa dikatakan sebagai pakar keislaman. Yusuf Qardhawi, seorang ulama kharismatik yang tinggal di Qatar, memiliki analogi yang menarik.

Ahli hadis itu apoteker, sedang ahli fikih adalah dokter. Seorang apoteker tidak dibenarkan memberi obat sembarangan tanpa resep dokter. Sebetulnya waktu itu, Yusuf Qardhawi sedang menyindir Nashirudin Al Albani, ahli hadis kebanggaan Saudi; yang dianggap sering offside.

Jika urusan ahli hadis dan ahli fikih saja bisa begitu berbeda, apalagi yang “cuma” ahli bahasa Arab? Bahasa hanyalah ilmu alat. Ahli bahasa hanyalah ahli mengoperasikan alat.

Kalau dighatuk-ghatukkan dengan analogi Qardhawi tadi; ya ahli bahasa Arab itu seperti “perawat” lah ya.

Jadi, meski bisa saja kita minta saran pengobatan secara umum ke perawat, namun kalau untuk urusan-urusan penyakit spesifik kita juga masih minta ke perawat… ya tentu itu bisa jadi masalah.

Dari analogi itu, pendapat Ustaz Adi Hidayat dalam bidang-bidang selain bahasa Arab, bisa dikatakan kurang kredibel. Meski harus digarisbawahi juga, bahwa tidak serta merta semua yang diajarkan Ustaz Adi Hidayat salah seutuhnya.

Mengenai hal-hal yang kurang kredibel itu, pernah pada suatu waktu Ustaz Adi Hidayat menukil pendapat Mbahyai Hasyim Asy’ari soal kelompok ahli bid’ah. Disebutnya bahwa Syiah Rafidhah adalah satu di antaranya. Tentu ini cherry-picking. Ambil sesuai selera saja.

Sebab ada kelompok-kelompok lain yang disebut Mbahyai Hasyim yang tidak dia sebut. Ustaz Adi Hidayat malah loncat sana-sini dan melewatkan poin-poin krusial. Sialnya, kelompok-kelompok yang tidak disebut itu, ternyata beririsan dengan jemaah pengajiannya. Weladalah!

Di lain waktu saya mendengarkan langsung ceramahnya soal Hermeneutik. Tentu bolong sana-sini wong dia bukan ahli tafsir. Dan yang paling menggemaskan tentu adalah pernyataan, “Saya antar Bapak ke Surga,” ke salah satu politisi besar tanah air. Huvt, ada-ada saja.

Hal-hal semacam ini sebenarnya bisa dipahami. Panggung popularitas yang diperoleh Ustaz Adi Hidayat memang malah memaksanya harus jadi ahli di segala bidang di mata jemaahnya. Semua pertanyaan (bahkan yang tidak ditanyakan pun) selalu berusaha dijawab semua olehnya. Dari hadis, tafsir, politik praktis, sampai urusan efikasi vaksin. Tumbu ketemu tutup.

Sama seperti perawat yang juga melakukan tindakan pengobatan, operasi bedah, mengobati penyakit dalam. Secara umum sih bisa. Seorang perawat juga paham soal dunia kesehatan dan pengobatan, tapi kan ya nggak “palu gada” begitu konsepnya.

Tentu saja gejala semacam ini tidak hanya terjadi pada Ustaz Adi Hidayat semata. Penceramah-penceramah lain sebetulnya juga kerap “menikmati” label ahli di segala bidang. Sebuah hal yang sebenarnya cukup berbahaya. Tidak hanya bagi jemaahnya, tapi juga untuk Ustaz Adi Hidayat sendiri.

BACA JUGA Adi Hidayat akan Polisikan Siapa Saja yang Memfitnah Dirinya dan tulisan Miftakhur Risal lainnya.

Terakhir diperbarui pada 12 September 2021 oleh

Tags: Al-QuranapotekerdokterHasyim Asy’aripopulersastra arabustaz adi hidayatYusuf Qardhawi
Miftakhur Risal

Miftakhur Risal

Alumni Islamic Call College Tripoli, Libya. Tinggal di Bantul.

Artikel Terkait

Kenangan mahasiswa di Jogja dengan pensiun dokter. MOJOK.CO
Sosok

Kebaikan Seorang Pensiunan Dokter yang Dikenang Mahasiswa Jogja, Berikan Tempat Inap Gratis hingga Dianggap Seperti Keluarga

25 Oktober 2025
Mahasiswa UINSA Surabaya Maki-Maki Kaprodi Sebelum Sidang Skripsi MOJOK.CO
Kampus

Jelang Sidang Skripsi Mahasiswa UINSA Surabaya Asal Madura Nekat Maki-Maki Kaprodi yang Ruwet dan Cari-Cari Masalah, Sudah Siap DO Malah Lulus karena Hoki

10 Mei 2024
Lika-Liku Dunia Apoteker: Sekolahnya Mahal, Gajinya Lumayan, tapi Sering Ketemu Pelanggan yang Ajaib apotek
Liputan

Lika-Liku Dunia Apoteker: Sekolahnya Mahal, Gajinya Lumayan, tapi Sering Ketemu Pelanggan yang Ajaib

9 Mei 2024
Anak Dokter Dituntut Cari Suami Cowok Berseragam MOJOK.CO
Ragam

Tertekannya Anak Dokter Dituntut Orang Tua Harus Cari Calon Suami “Cowok Berseragam”, Terpaksa Tolak Cowok Biasa Meski Aslinya Cinta

21 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.