Jawaban atas pertanyaan itu sama dengan jawaban atas pertanyaan mengapa kita membunuh ayam, sapi, ikan, tauge, dan sebagainya. Kalau Anda serius dengan pertanyaan itu, Anda juga dengan serius harus memikirkan bagaimana kehidupan berlangsung.
Sadarkah bahwa agar satu spesies mahluk bisa hidup, harus ada mahluk lain yang mati atau dimatikan? Sadarilah bahwa kita manusia ini hanyalah satu spesies mahluk hidup. Kita masuk dalam kelompok besar hewan. Ciri terpenting hewan adalah dia tak memproduksi makanannya sendiri. Artinya, dia tak menghasilkan makanan bagi tubuhnya sendiri. Berbeda dengan tumbuhan. Sebagian besar tumbuhan pada dasarnya tak memerlukan pasokan makanan dari makhluk hidup lain.
Coba lihat pada sepiring makanan yang Anda makan setiap hari. Ada berapa jenis mahkluk hidup yang mati agar sepiring makanan itu bisa terhidang di piring Anda? Ada ribuan bulir beras. Bulir-bulir beras itu adalah calon makhluk hidup yang seharusnya tumbuh menjadi ribuan pohon padi. Pada sepotong tempe yang Anda makan ada ratusan biji kedelai yang seharusnya menjadi ratusan pohon kedelai. Pada saat yang sama ada jutaan jamur yang tumbuh di antara biji-biji kedelai yang ikut mati pada saat Anda menggoreng tempe.
Tentu saja ayam goreng, rendang, ikan, dan lain-lain yang Anda makan adalah mahluk hidup belaka. Mereka semua harus mati agar kita semua manusia ini bisa bertahan hidup. Itu belum seberapa. Masih banyak lagi pembunuhan-pembunuhan yang harus kita lakukan agar kita bisa bertahan hidup. Untuk membangun rumah tempat kita tinggal, juga membangun jalan dan kota, ada begitu banyak tumbuhan yang harus mati. Pada saat yang sama ada ribuan hewan yang juga harus mati karena kehilangan tempat tinggal.
Tapi jangan sedih. Kita bukan satu-satunya makhluk yang menyingkirkan makhluk lain untuk hidup. Kalau Anda perhatikan di hutan, sekilas tampak tenang, tapi sebenarnya di situ pun terjadi persaingan hidup. Banyak tumbuhan kecil yang mati karena tak kebagian sinar matahari tertutupi dedaunan pohon-pohon besar. Sebaliknya, tidak sedikit pohon besar yang mati digerogoti oleh benalu-benalu kecil. Bahkan ada banyak pohon besar yang mati digerogoti jamur dan bakteri. Tentu saja di hutan itu kita akan mudah menemukan hewan-hewan pemakan tumbuhan atau hewan pemangsa hewan lain.
Ringkasnya: untuk hidup, satu makhluk hidup sering kali memangsa makhluk hidup yang lain meskipun ada kalanya mereka bisa hidup secara mutualisme, yaitu saling mendukung dan saling menghidupi.
Kembali kepada pertanyaan awal, mengapa virus membunuh kita? Jawabannya sederhana, karena mereka ingin “hidup” dan berkembang hidup. Kata hidup untuk virus ditulis dalam tanda petik karena secara biologis virus bahkan tak memenuhi syarat untuk disebut sebagai makhluk hidup.
Virus tidak memiliki sel. Sel adalah unit paling kecil bagi kehidupan. Tapi meski tak dianggap sebagai makhluk hidup, virus berkembang biak sebagaimana makhluk hidup. Untuk bisa berkembang biak, makhluk menumpang pada sel mahluk hidup. Manusia bukan satu-satunya korban virus. Virus menumpang hidup pada semua jenis makhluk hidup. Hewan, tumbuhan, jamur, dan bakteri adalah sasaran yang dituju oleh virus untuk menumpang hidup.
Jadi, manusia bukanlah sasaran eksklusif bagi virus. Virus hanya memiliki asam nukleat (DNA/RNA) yang bisa menggandakan dirinya sendiri. Untuk bisa menggandakan dirinya, virus membutuhkan kemampuan yang dimiliki sel untuk memproduksi protein.
DNA/RNA adalah semacam program yang memerintahkan sel untuk memproduksi jenis-jenis protein yang dibutuhkan sel untuk hidup. Virus hanya punya program, atau software, untuk memerintahkan produksi, tapi tak memiliki mesin produksi. Karena itu ia harus menumpang pada sel. Virus masuk ke sel makhluk hidup, mengambil alih kendali, memakai fungsi-fungsi produksi pada sel, semua dengan tujuan menggandakan dirinya sendiri.
Virus masuk ke sel tubuh kita melalui tempat-tempat terbuka, seperti mulut, hidung, mata, atau bagian kulit yang terbuka. Sebagian lagi dimasukkan oleh hewan seperti nyamuk ke tubuh kita melalui gigitan. Mereka mencari sel sebagai tempat di mana mereka bisa mengikatkan diri. Sel yang dijadikan tempat mengikat diri itu disebut reseptor. Kemudian virus masuk ke sel.
Begitu masuk, ia membajak berbagai fungsi sel, memerintahkan produksi protein yang ia kehendaki, untuk menghidupi dirinya sendiri. Ia kemudian menggandakan dirinya. Sel yang dipenuhi virus itu kemudian pecah, lalu virus menumpang pada lender hasil pecahan sel itu, untuk pindah ke sel lain, lalu menguasainya. Atau, ia keluar dari tubuh manusia. Ia kemudian mencari kesempatan untuk masuk ke tubuh lain.
Apa inti dari semua proses itu? Virus sebenarnya sedang menjalankan fungsi paling dasar pada semua makhluk di alam semesta, yaitu memperbanyak golongannya. Kita juga melakukan hal itu. Untuk menjalankan itu, kita juga membuat makhluk lain mati. Tidak lebih dan tidak kurang.
BACA JUGA Manusia Diselamatkan oleh Sains, Bukan Kepercayaan dan esai sains Hasanudin Abdurakhman lainnya di kolom TEMAN SEKELAS.