Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Khotbah

Jadi Mualaf Demi Bisa Nikahi Perempuan Muslim

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
15 Januari 2021
A A
Jadi Mualaf Demi Bisa Nikahi Perempuan Muslim

Jadi Mualaf Demi Bisa Nikahi Perempuan Muslim

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Fanshuri tidak percaya Tatang semudah itu bakal jadi mualaf. Fanshuri yakin pasti Tatang memiliki maksud terselubung.

Kabar rencana mualafnya Tatang yang bakal digelar di masjid bikin geger kampung. Fanshuri adalah salah satu dari sedikit warga kampung yang tak percaya Tatang masuk Islam secepat itu. Apalagi, sejak kenal dari dulu Tatang tak pernah sedikit pun menunjukkan ketertarikan pada Islam.

Meski dalam hatinya senang karena mendapat saudara seiman, tapi pikiran Fanshuri diliputi kecurigaan. Terutama ketika tersiar kabar kalau Tatang masuk Islam karena ingin mempersunting Zainab, putri Pak Dukuh yang cantik luar biasa dan jadi primadona kampung.

Merasa ada yang tak beres, Fanshuri pun bermaksud memperingatkan Gus Mut. Saksi sekaligus pembimbing Tatang besok ketika pembacaan syahadat diselenggarakan di masjid.

“Gus, apa Gus Mut nggak merasa aneh sama Tatang?” tanya Fanshuri tanpa basa-basi.

Gus Mut masih mencerna maksud pertanyaan Fanshuri.

“Aneh apanya sih, Fan?” tanya Gus Mut sembari menyirami halaman rumahnya. Tak begitu peduli.

“Tatang itu kan nggak pernah ada kabar tertarik sama Islam sama sekali. Kok bisa-bisanya dia jadi mualaf sih, Gus? Itu kan aneh sekali,” tanya Fanshuri.

Gus Mut tersenyum.

“Kenapa kamu menaruh curiga segitunya, Fan? Ada apa ini? Bukannya senang ada orang masuk Islam, jadi mualaf, kok kamu malah kayak kebakaran jenggot begitu?” tanya Gus Mut bingung.

“Bukan begitu, Gus. Di satu sisi saya tentu seneng dengar ada orang mualaf, tapi di sisi lain saya juga patut mempertanyakan Tatang mendadak mau pindah agama dong?” tanya Tatang.

Gus Mut agak kaget dengan pernyataan Fanshuri.

“Memangnya apa yang membuatmu jadi berhak mempertanyakan Tatang jadi mualaf?” tanya balik Gus Mut.

“Ya kan bisa jadi Tatang itu nggak tulus masuk Islamnya, kan bisa aja?” tanya Fanshuri lagi.

Iklan

Gus Mut terkekeh. Fanshuri merasa sewot melihat Gus Mut terkesan meremehkan persoalan ini.

“Gus, Gus Mut itu kan juga tahu kalau Tatang itu cukup dekat sama Zainab anaknya Pak Dukuh,” kata Fanshuri.

“Oh, mereka emang dekat ya? Aku malah baru tahu,” kata Gus Mut betul-betul baru dapat informasi ini.

“Nah, makanya itu, Gus. Gus Mut perlu hati-hati. Siapa tahu Gus Mut itu sebenarnya dimanfaatkan sama Tatang,” kata Fanshuri.

“Dimanfaatkan?” Gus Mut bingung.

“Iya, dimanfaatkan. Kan bukan mustahil kalau misi Tatang ini sebenarnya coba mau mendekati Zainab. Mereka itu kan beda agama. Bisa ngamuk Pak Dukuh nanti kalau tahu mereka dekat. Makanya itu, untuk menjalankan misinya, bisa aja Tatang ini masuk Islam biar urusan mendekati Zainab ini lancar,” kata Fanshuri bak seorang intelejen.

Gus Mut terdiam sejenak. Kabar Tatang yang dekat dengan Zainab ini sama sekali tak diketahuinya. Gus Mut hanya disowani oleh Tatang dan dua temannya beberapa kali sejak tiga bulan lalu. Dalam pertemuan itu, Tatang sedari awal ingin masuk Islam dan bermaksud meminta tolong Gus Mut untuk membimbingnya. Baik ketika pembacaan syahadat, maupun ketika urusan belajar dasar-dasar agama setelahnya.

“Sebentar, sebentar, Fan. Aku nanya bentar boleh, Fan?” tanya Gus Mut.

Fanshuri mengangguk.

“Zainab ini bukannya pernah dekat sama kamu juga ya?” tanya Gus Mut.

Fanshuri agak kaget mendengar pertanyaan Gus Mut ini.

“Loh, loh, Gus Mut dapet kabar dari mana ini?” tanya Fanshuri.

“Kayaknya hampir semua orang di desa ini tahu kabar itu,” kata Gus Mut.

“Ta, tapi kan itu cuma kabar burung. Belum tentu kebenarannya. Gus Mut perlu hati-hati denger kayak gitu. Bisa jadi fitnah lho,” tutur Fanshuri.

Mendadak Gus Mut tertawa terbahak-bahak. Fanshuri bingung.

“Lho, kok malah ketawa sih, Gus? Ini saya serius lho,” kata Fanshuri.

“Bukan, bukan begitu. Aku ini ketawa karena kamu itu aneh, Fan,” kata Gus Mut.

“Aneh? Aneh gimana?” tanya Fanshuri.

“Ya kamu itu aneh. Kamu nggak terima ketika ada kabar burung tentangmu, tapi kamu santai saja menyebarkan kabar burung yang belum ada kejelasannya,” kata Gus Mut.

“Kabar burung yang saya sebarkan, Gus? Sebentar, sebentar, kabar burung yang mana ini maksudnya?” tanya Fanshuri.

“Lah, itu kamu baru aja menyebarkan isu kalau Tatang jadi mualaf dengan tidak tulus,” kata Gus Mut.

Fanshuri terkejut mendengar tudingan dari Gus Mut ini.

“Sebentar, Gus. Kalau soal Tatang itu bukan sekadar isu dong. Ini kan persoalan keimanan seseorang,” kata Fanshuri.

“Lah ya malah justru karena itu,” kata Gus Mut.

“Justru itu? Justru gimana, Gus?” tanya Fanshuri.

“Ya justru hal itu malah semakin isu isapan jempol doang. Karena mana bisa kamu mengetahui isi hati Tatang apakah dia jadi mualaf itu beneran tulus atau tidak?” kata Gus Mut.

Fanshuri terdiam seribu bahasa.

“Kenapa tidak kamu belah saja dada Tatang sehingga kamu tahu bahwa hatinya beneran ada nama Allah dan Rasul-Nya atau tidak?” kata Gus Mut.

Fanshuri semakin terpojok, tapi masih ada sedikit kengototan di matanya.

“Ta, tapi, Gus… kalau Gus Mut mengakomodasi keimanan palsu seseorang, apa Gus Mut rela menanggung risikonya?” tanya Fanshuri masih saja ngotot.

Gus Mut cuma tersenyum kecil.

“Fan, Islamnya Tatang itu tidak ada urusannya antara kamu dan aku. Apa yang akan diucapkannya besok di masjid itu cuma ucapan di mulut. Jauh di lubuk hatinya, bisa jadi dia sudah Islam jauh sebelum ketemu dengan kita, atau kalau ternyata ini cuma kedok seperti kecurigaanmu aku tidak rugi apa-apa.”

“Aku ini jauh lebih rela menanggung Tatang mengucapkan syahadat, ketimbang menanggung kecurigaan yang menyebabkannya batal mengimani Islam,” kata Gus Mut masih dengan menyirami taman di halaman rumahnya.

Fanshuri cuma terdiam.

“Lagipula, Fan,” kata Gus Mut tiba-tiba, “ketika kamu mempertanyakan keislaman si Tatang begini, memangnya itu bikin kamu jadi lebih Islam dari dia?”

BACA JUGA Apakah Surga Hanya untuk Orang Islam Saja? dan kisah Gus Mut lainnya.

Terakhir diperbarui pada 15 Januari 2021 oleh

Tags: AllahKhotbahmualafrasul
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Nafsu Dunia Juga Ada Gunanya, makanya Tuhan Menciptakannya
Khotbah

Nafsu Dunia Juga Ada Gunanya, makanya Tuhan Menciptakannya

7 Januari 2022
Kalimat Tauhid Burung Beo dan Iman yang Tersembunyi
Khotbah

Kalimat Tauhid Burung Beo dan Iman yang Tersembunyi

24 Desember 2021
Khotbah

Tak Rela Terima Sedekah karena Tak Mau Lihat Orang Lain Lebih Mulia

17 Desember 2021
Cara Bikin Uang Haram Jadi Uang Halal MOJOK.CO
Khotbah

Cara Bikin Uang Haram Jadi Uang Halal

3 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.