Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Ketika Drama Korea Menjelma Menjadi Gudang Pengetahuan bagi Para Ibu

Rena Agustina oleh Rena Agustina
19 November 2020
0
A A
drama korea
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Drama Korea bukan hanya tentang cinta-cintaan, lebih dari itu, ia juga tentang ilmu dan pengetahuan.

“Kenapa sih suka banget sama drama Korea?”

Seringkali pertanyaan seperti itu menghampiri saya. Jawaban saya simpel dan diplomatis: “Selera aja”. Kalau sudah dijawab begitu, biasanya minim sekali muncul pertanyaan susulan yang bakal membikin saya harus ekstra defensif.

Entah kenapa, sekarang ini, muncul banyak sekali kaum “langka” yang merasa spesial hanya karena mereka tak menyukai drama Korea, drama China, drama Thailand, atau drama India sekalian. Tentu saja itu hak pribadi masing-masing untuk menganggap diri mereka spesial. Sebab hal tersebut juga berlaku sama kalau ada pencinta drama Korea mengungkapkan kespesialan dirinya karena menyukai drama Korea.

Para penikmat drama Korea tentu punya alasan kenapa mereka begitu menggemari drama dari negeri ginseng itu. Visual pemain, akting pemain, juga ide cerita, selalu jadi alasan yang dominan.

Bagi saya, selain tiga faktor di atas, faktor lain yang membuat drama Korea begitu menarik dan bahkan terkesan sangat tidak “drama” adalah keseriusan mereka dalam menciptakan setting.

Coba bayangkan satu adegan berikut: Seseorang luka parah karena kecelakaan. ia masuk rumah sakit, dan akhirnya meninggal. Si dokter muncul dan kemudian mengucapkan kalimat sakti: “Kami sudah berusaha maksimal tapi Tuhan berkehendak lain” yang kemudian berlanjut pada adegan si mayat ditutup kain putih dan disusul tangis pecah tokoh yang ditinggal.

Merasa sangat familiar, bukan? Begitulah drama Indonesia bekerja.

Nah, sekarang coba bandingkan dengan cara kerja drama Korea: Seseorang kecelakaan, lalu masuk rumah sakit. Dalam fase itu, penonton diperlihatkan dahulu bagaimana penanganannya ketika tiba di rumah sakit. Penonton diperlihatkan alat-alat canggih rumah sakit yang sering kali kita temukan di kenyataan. Saat sang wali pasien bertanya, dokter menjelaskan begitu detail keadaan pasien. Bahkan untuk pasien operasi, kita diperlihatkan proses pembedahan pasien seolah-olah mereka benar-benar melakukan pembedahan. Kita yang awam jadi tahu bentuk pisau bedah, istilah-istilah kedokteran yang saya sendiri sering mumet baca artinya. Iya, di drama Korea seringkali diberi penjelasan berupa teks ketika pemain menyebut istilah kedokteran.

Perkara si pasien meninggal atau tidak, itu perkara lain. Jodoh, rezeki, maut, semuanya kan sudah ada yang ngatur.

Drama macam Hospital Playlist, Romantic Doctor Teacher Kim, Hospital Ship dan drama-drama dengan tema medis lainnya benar-benar memberikan kita pencerahan tentang rumah sakit dan dunia kedokteran. Tentu saja tidak sepenuhnya nyata, namun setidaknya, setting dramanya benar-benar tampak nyata.

Bukan hanya tema medis, drama Korea juga kerap mengangkat tema fiksi sains, hukum, politik, dan juga thriller yang nggak ecek-ecek tampilannya.

Drama sejuta umat seperti yang sedang hits sekarang, Start-Up, memang menyajikan cerita cinta. Namun, bagi sebagian orang, Start-Up bukan semata persoalan persaingan memperebutkan hati seorang Seo Dal-Mi, melainkan juga pengetahuan tentang perjuangan mendirikan bisnis. Kita dibukakan ilmu tentang bagaimana menjadi seorang CEO, mendirikan perusahaan bisnis, strategi pitching, saham, mesin, pemrograman, dan hal-hal teknis lainnya walau levelnya pengetahuan dasar.

Penikmat drama Korea kebanyakan adalah wanita berusia antara 20-40an. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa dan ibu-ibu. Percayalah, ibu-ibu tidak selamanya terbuai dan baper oleh cerita madunya cinta. terkadang mereka terbuai dan baper dengan setting yang tampak nyata. Rasanya jadi bukan melihat drama.

Kendati demikian, sudah pasti akan selalu ada kekurangan. Hal-hal yang drama banget juga sering muncul tapi cukup termaafkan. Misalnya tokoh utama yang selalu selamat dari baku hantam dan serangan peluru. Kita tentu tidak bisa dibodohi lagi dengan hal seperti itu. Akan tetapi, ledakan, mobil-mobil yang hancur, semuanya benar-benar terlalu niat untuk sekelas serial televisi. Hal yang kemudian membuat kita seakan memaafkan sisi “drama”nya.

Banyak drama Korea yang tak bisa dimungkiri benar-benar berhasil menjadi representasi keadaan sosial, budaya, dan kadang politik yang sebenarnya.

Cobalah tengok drama President. Drama yang tayang tahun 2009 silam tersebut membahas tema politik. Inti drama tersebut menceritakan tentang pemilihan presiden. Nah, menariknya, drama tersebut berhasil mengulik tentang bagaimana politik benar-benar membuat seseorang bisa menjadi lawan atau kawan berdasar kepentingan. Konon, drama Korea memang banyak mengandung sindiran dan kritik untuk pemerintah.

Tengoklah pula Pinnochio dan WWW Search, keduanya adalah drama bertema pers. Bedanya, Pinnochio media offline sedangkan WWW Search media online. Dua drama tersebut bisa dengan sempurna menciptakan setting yang akurat tentang cerita pemerintah dalam mengolah sebuah kasus politik dan pengaturan daftar pencarian internet.

Seorang ibu rumah tangga umumnya kurang mengerti hal-hal tentang medis, pers ataupun politik, mikirin anak saja sudah pusing. Kecuali mereka memang punya ketertarikan atau memang praktisi di bidang tersebut. Namun, melalui wasilah drama Korea, ternyata bisa membuat seorang ibu tahu dunia lain di luar dunianya.

Bagi banyak ibu-ibu, drama Korea bukan hanya dijadikan sebagai hiburan dan ajang bucin virtual, namun juga bisa menjadi sumber informasi.

Pada akhirnya, sekarang kita memang harus mengakui, bahwa selain buku, drama Korea pun bisa menjelma menjadi “jendela dunia”. Dan ibu-ibu, amat sangat suka memandangi jendela itu.

BACA JUGA Sebagai Penonton, Saya Benar-Benar Terganggu dengan Jalan Cerita Serial ‘Start-Up’

Terakhir diperbarui pada 19 November 2020 oleh

Tags: Drakordrama koreastart-up
Iklan
Rena Agustina

Rena Agustina

Seorang ibu yang masih ingin jadi mahasiswa. Bisa ditemui di @renaagustina88

Artikel Terkait

5 Drama Korea Bertema Pendidikan, Nonton Sambil Belajar Tipis-tipis MOJOK.CO
Hiburan

5 Drama Korea Bertema Pendidikan, Nonton Sambil Belajar Tipis-tipis

21 September 2023
rekomendasi 5 drakor politik
Podium

Rekomendasi 5 Drakor Bertema Politik, Cocok Buat Maraton Nunggu Buka Puasa!

25 Maret 2023
yumi's cells mojok.co
Hiburan

Drama Yumi’s Cells Berbeda dengan Versi Komik, Penulis Jelaskan Alasannya

3 Agustus 2022
7 Drakor Paling Ngetwist yang Sulit Ditebak!
Movi

7 Drakor Paling Ngetwist yang Sulit Ditebak!

26 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Dosa Warmindo yang Bikin Tempat Ini Nggak (Perlu) Lagi Jadi Top of Mind Tempat Makan Mahasiswa, Mending Penyetan!

4 Dosa Warmindo yang Bikin Tempat Ini Nggak (Perlu) Lagi Jadi Top of Mind Tempat Makan Mahasiswa, Mending Penyetan!

14 Juli 2025
Hari-hari putus asa pedagang es teh jumbo MOJOK.CO

Hari-hari Putus Asa Pedagang Es Teh Jumbo: Melamun Berjam-jam untuk Tunggu 1 Pembeli, Sudah Harga Murah Dituntut Tanpa Cela

10 Juli 2025
Cerita mahasiswa KKN merasa berguna di desa orang tapi tak berguna di desa sendiri MOJOK.CO

Ironi Mahasiswa KKN: Merasa Berjasa Membangun Desa Orang tapi Tak Berguna di Desa Sendiri

15 Juli 2025
Cangkringan, Kecamatan Paling Cantik di Sleman (Foto oleh Mohammad Sadam Husaen)

Ketika Klub Sepeda Bahagia Cycling Comedy Membelah Cangkringan Sleman, Kecamatan Paling Cantik yang Membuat Kecamatan Lain Minder

10 Juli 2025
Nikmatnya Jadi Tukang Parkir di Jogja, Dapat Cuan Besar (Pixabay)

Iseng Jadi Tukang Parkir di Jogja Saat Pertandingan PSIM Jogja, Kerja Enteng Cuma Beberapa Jam Dapat Cuan lebih dari UMR Buat Jajan dan Beli Rokok Enak

14 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.