Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Ketika Cina dan Kuba, 2 “Dedengkot” Komunisme, Membela Islam dan Mengutuk Keras Pembakaran Al-Qur.’an

Ada satu hal menarik. Biasanya, negara-negara yang mendukung adalah negara dengan mayoritas memeluk agama Islam. Nah, kemarin, ada 2 negara sosialis yang ikut mendukung, yaitu Kuba dan Cina. 

Saleh Abdullah oleh Saleh Abdullah
19 Juli 2023
A A
Ketika Cina dan Kuba, 2 “Dedengkot” Komunisme, Membela Islam MOJOK.CO

Ilustrasi Ketika Cina dan Kuba, 2 “Dedengkot” Komunisme, Membela Islam. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Amerika dan negara-negara Barat menolak resolusi melawan kebencian. Malah Cina dan Kuba, 2 dedengkot komunisme yang berani membela Islam. 

Dewan HAM PBB telah mengadopsi resolusi untuk melawan kebencian dan kefanatikan terhadap agama (Resolution on Religious Hatred and Bigotry). Mereka mengambil sikap tersebut setelah aksi pembakaran Al-Qur.’an di Swedia baru-baru ini. Sebuah aksi yang menyulut protes keras dari masyarakat dunia Islam. 

Setelah para bigot di dunia Barat dilanda penyakit kambuhan dalam menebar kebencian kepada Islam ini kumat lagi, akhirnya Dewan HAM PBB mengambil sikap. Hasil voting anggota dewan adalah sebanyak 28 negara menyetujui, 7 negara absen, dan 12 menolak. 

Negara-negara yang menolak, gampang ditebak, adalah Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, dan lainnya. Indonesia tidak ada di daftar yang mendukung, menolak, dan yang absen. Baru Februari lalu, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengusulkan Indonesia kembali menjadi anggota Dewan HAM PBB. Apakah proposal tersebut diterima, ditolak, atau ditunda? Entahlah.  

Ada satu hal menarik. Biasanya, negara-negara yang mendukung adalah negara dengan mayoritas memeluk agama Islam. Nah, kemarin, ada 2 negara sosialis yang ikut mendukung, yaitu Kuba dan Cina. 

Ketika justru Kuba dan Cina, dedengkot komunisme, membela Islam

Kuba dan Cina sendiri adalah 2 negara tersisa yang sering menjadi bulan-bulanan. Mereka sering dituding sebagai negara dedengkot komunis, di mana komunisme by default, diidentikkan dengan ateisme. No debat! 

Orang mungkin akan bilang bahwa dukungan Kuba dan Cina kepada Islam, sebagai negara yang punya pengaruh dalam sidang-sidang PBB, terkait dengan masih adanya nuansa bipolarisme dan perang dingin. Yah, silakan saja berpendapat seperti itu. 

Atau, bisa juga dianggap bahwa 2 negara sosialis kuat itu pasang badan bersama negara-negara Islam dalam berhadapan dengan aliansi negara-negara Barat, dan terutama Amerika. Politik PBB memang sering memberi wajah yang aneh. Tapi bagi saya, dukungan Kuba dan Cina terhadap resolusi tersebut justru bisa dianggap menelanjangi cara berpikir negara-negara Barat yang selalu merasa sebagai kampiun demokrasi dan HAM. Begini: 

Alasan Amerika dan sekutunya dalam menolak resolusi itu aneh dan kontradiktif. Mengutip Al Jazeera, karena Amerika dan negara-negara Eropa menganggap bahwa “Resolusi tersebut bertentangan dengan posisi mereka dalam hak asasi manusia terkait kebebasan berekspresi (… it conflict with their positions on human rights and freedom of expression).” 

Pertanyaannya, apakah atas nama hak kebebasan berekspresi manusia bisa dan boleh melanggar hak orang lain? Tentu saja tidak boleh!

Makna kitab suci bagi umat beragama

Kitab suci, nggak cuma buat umat Islam tapi buat umat agama mana saja, adalah unsur penting utama keberagamaan. Kitab suci adalah “wujud lain Tuhan” bagi umatnya. Karenanya, ia menjadi bagian integral dari keimanan dan keyakinan. 

Pasal 18 Deklarasi HAM universal memberi jaminan atas kebebasan beragama, mempraktikkan, dan menaatinya. Hak kebebasan beragama bahkan masuk dalam kategori non-derogable rights, hak yang tidak boleh ditunda dalam keadaan apa pun bahkan dalam keadaan perang. 

Sebuah Al-Qur.’an bisa rusak digerogoti rayap, terbakar dalam sebuah bencana kebakaran, hanyut karena banjir, dan berkubang lumpur kotor. Umat Islam hanya bisa bersedih dan mungkin menangisinya tanpa bisa berbuat apa-apa. 

Tapi, bila ada orang lain yang dengan sengaja membakar dan menginjak-injaknya atau membelepotinya dengan kotoran, jadi lain perkaranya. Ingat, manusia bukan binatang atau serangga. Manusia punya otak dan hati untuk mengontrol tindakannya. Tindakan pembakaran kepada Al-Qur.’an adalah serangan langsung terhadap hak berkeyakinan umat Islam. Tindakan brutal berdasar kebencian yang secara sengaja menyerang hak fundamental orang lain yang justru harus dihormati. Itulah kenapa Kuba dan Cina tegas membela Islam.

Iklan

Di mana nalar negara-negara Barat itu? 

Bagaimana mungkin, atau bagaimana kerja nalar negara-negara yang merasa sudah kelar dengan prinsip-prinsip kebebasan dan demokrasi itu? Atau inilah yang sering dianggap sebagai contradictio in terminis-nya prinsip-prinsip HAM? Lalu, untuk apa dijadikan rujukan kalau prinsipnya saling tabrak saling tikam?

Orang tidak setuju atau tidak suka terhadap sebuah agama, khususnya Islam, itu urusan dia. Tidak mau menyentuh kitab sucinya dan bahkan menganggap sebagai kebodohan atau apa saja, ya silakan! Tapi, lakukanlah semua itu dalam diam. Sunyi. Sendirian aja. 

Tidak perlu memprovokasi lewat aksi-aksi ofensif bodoh ekstrem yang justru seperti menyulut dan mengajak orang lain untuk juga membenci dan menghina. Itulah yang dibela Kuba dan Cina.

Tidak bisa dan tidak boleh, sebuah prinsip kemanusiaan universal yang baik, prinsip kebebasan berekspresi misalnya, ditegakkan berdasar hal-hal yang malah berlawanan. Kebencian dan penghinaan adalah tindakan salah. Pembakaran kitab suci juga salah. Maka, tidak akan ada kebenaran yang bisa lahir dari dua kedunguan tersebut. 

Memperjuangkan kebebasan mungkin seperti upaya untuk mengurangi beban manusia dari kenyataan bahwa hidup ini penuh dengan keterpaksaan dan pembatasan. Secara fisik, sosial dan politik, manusia dipenuhi keterbatasan dan pembatasan. Tidak sepenuhnya bebas total. 

Sebab stres, kurang tidur, makan sembarang enak, bisa sakit. Mau nyetir harus punya SIM. Ke negara lain harus punya paspor dan visa. Jadi presiden cuma boleh 2 periode. Keterbatasan dan pembatasan itu nyata. Sebagian pembatasan lainnya harus diperjuangkan secara bermartabat dengan mental dan moral yang baik dan bermutu, dengan tidak mengusik martabat orang lain. 

Mencontoh mentalitas Kuba dan Cina

Penulis Amerika, TS Eliot, dalam Reflections on Vers Libre mengatakan bahwa, “Freedom is only truly freedom when it appears against the background of an artificial limitation.” Dari apa yang dikatakan Eliot itu kita bisa bertanya: 

Apakah mereka yang bikin aksi membakar Al-Qur.’an itu sedang dipaksa masuk Islam dan dipaksa menjalani syariat Islam? Sedang diganggu secara langsung hak fundamentalnya untuk menjadi Islam dan meyakini Al-Qur.’an? Tidak! Itu hanya kesenangan majal dan kekanak-kanakan dari orang-orang yang sangat mungkin tidak mendapat perhatian dan kasih sayang orang tuanya. 

Konon, salah satu masalah terbesar dari mentalitas pemuja kebebasan adalah, atas nama kebebasan, sungguh-sungguh tidak peduli terhadap apa saja yang orang lain pikirkan. Contohlah Kuba dan Cina!

Penulis: Saleh Abdullah

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Cina Ditakdirkan Perang dengan Amerika: Hitam Putih Dunia di Tangan Xi dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Terakhir diperbarui pada 19 Juli 2023 oleh

Tags: aksi bela islamalquranamerikacinaIslamkebebasan berpendapatkubamembela islampembakaran alquran
Saleh Abdullah

Saleh Abdullah

Artikel Terkait

Perang Dunia 3 Bukti Manusia Adalah Bajingan Maniak Perang MOJOK.CO
Esai

Perang Dunia 3 Menjadi Bukti Manusia Adalah Bajingan Maniak Perang yang Tidak Belajar dari Kehancuran karena Perang Dunia

24 Juni 2025
BYD M6, Raja Baru Mobil Listrik yang Membuat Wuling Ketakutan MOJOK.CO
Otomojok

BYD M6 Berhasil Menjadi Raja Baru Mobil Listrik di Indonesia yang Bisa Membuat Wuling Ketakutan

23 April 2025
Dinamika Politik di Masjid Istiqlal dan Fenomena Muslim Tanpa Masjid
Video

Dinamika Politik di Masjid Istiqlal dan Fenomena Muslim Tanpa Masjid

30 Maret 2025
Dakwah Kreatif ala Miko Cakcoy Lewat Wayang, Jembatani Tradisi dan Agama di Era Modern
Video

Dakwah Kreatif ala Miko Cakcoy Lewat Wayang, Jembatani Tradisi dan Agama di Era Modern

15 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.