Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Seberapa Besar Faktor SBY dalam Pilpres 2019?

Puthut EA oleh Puthut EA
27 Juli 2018
A A
kepala suku
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Selangkah lagi, Partai Demokrat (PD) bergabung dengan Gerindra. Dua langkah lagi, PD, Gerindra, PKS, dan PAN akan menjadi satu barisan politik untuk berlaga melawan para parpol pendukung Jokowi. Faktor SBY dianggap sebagai salah satu faktor dominan. Benarkah?

Sosok SBY jelas bukan sembarangan dalam kancah politik mutakhir Indonesia. Dia bukan hanya berhasil membangun dan membesarkan PD, namun juga menjadi Presiden dua kali. Itu semua menunjukkan kapasitasnya sebagai organisator dan peracik strategi yang ulung. Bahkan di tengah badai politik yang menggulung PD dengan berbagai korupsi, PD masih meraup perolehan 10 persen lebih. Itu angka yang tidak sedikit.

Pamor SBY dan PD dianggap melorot ketika mengantar AHY dalam pilgub DKI 2017 lalu. Tapi saat itu, PD menentukan calon pada detik-detik akhir. Dan Jakarta memang bukan basis pemilih PD. Meraup 17 persen suara, bukanlah angka yang buruk untuk AHY saat itu, yang didukung oleh PD, PAN, PKB, dan PPP.

Terbukti kemudian, PD dalam waktu singkat seusai laga tersebut, mampu mengatrol dan membesut AHY sebagai salah satu kandidat kuat dalam Pilpres 2019. Di berbagai survei, nama AHY banyak unggul utamanya sebagai Cawapres.

Daya tarik SBY bisa jadi memang memudar, dan itu hal yang wajar dalam dunia politik. Tapi bukan berarti lenyap sama sekali. Pengalaman panjang dalam membangun partai dan berlaga dalam Pilpres langsung, dan menang, jelas belum pernah dimiliki oleh sosok siapa pun di negeri ini.

Sementara kita tahu, ada sosok Prabowo dalam Gerindra, yang juga memiliki kapasitas kepemimpinan yang tak bisa diragukan. Dia berhasil membangun Gerindra sebagai partai urutan ketiga pada pemilu 2014 dengan perolehan hampir 12 persen. Prabowo memang kalah dua kali dalam laga Pilpres, sekali saat menjadi Cawapres Megawati pada Pilpres 2009, dan sekali saat menjadi Capres pada Pilpres 2014. Namun begitu, dia punya pengalaman memenangkan Jokowi-Ahok pada Pilgub DKI 2012, dan Anies-Sandi pada Pilgub DKI 2017.

Prabowo juga berhasil ikut serta meningkatkan keterpilihan pasangan Sudirman-Ida pada Pilgub Jateng 2018 sebesar lebih dari 41 persen. Itu angka yang nyaris fantastis. Bahkan dalam laga ketat Pilgub Jabar, di hari-hari terakhir, Prabowo mampu membuat perolehan suara Sudradjat-Ahmad Syaikhu naik drastis menjadi hampir 29 persen. Perolehan pasangan ini menyalip pasangan lain yang diunggulkan yakni Deddy-Dedi yang meraih suara hampir 26 persen, dan hanya terpaut 5 persen dari pasangan pemenang Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul.

Sebagai pengingat, pada Pilpres 2014, PD absen tidak mendukung pasangan mana pun. Dengan hadirnya PD pada Pilpres 2019, dan memilih berlabuh pada Gerindra dkk, tentu akan terjadi perbedaan yang cukup mencolok.

Sementara itu di sisi yang lain, sosok Jokowi sangat kuat sebagai figur Capres. Dipasangkan dengan siapapun, Jokowi selalu unggul telak dalam berbagai survei. Tapi harap diingat, Pilpres masih akan dilangsungkan sekira setahun lagi. Dalam politik, jangankan hitungan tahun atau bulan, hitungan minggu dan hari saja bisa mengubah banyak hal.

Melihat komposisi partai dan jagoan masing-masing, jika memang kubu PD, Gerindra, PKS, dan PAN berhadapan dengan koalisi PDIP, Nasdem, Golkar, PPP, Hanura, dan PKB, maka dipastikan laga akan berlangsung sengit. Kubu PD cs punya modal ahli strategi dan peracik taktik yang hebat, sementara kubu PDIP cs memiliki Capres yang punya elektabilitas tinggi.

Pekerjaan rumah kedua kubu sudah tentu terlihat jelas. Kubu PD cs butuh Capres-Cawapres yang punya pamor kuat untuk menandingi pamor Jokowi yang sangat berkilau. Sementara PDIP cs butuh peracik strategi seandal SBY dan Prabowo.

Tampaknya pertandingan bakal seru. Tapi seseru apapun, semoga tidak destruktif dan membuat masyarakat makin terpecah. Ibarat pertandingan sepakbola, kita ingin permainan yang asyik, enak ditonton, kaya akan kreasi dan manuver, tapi tanpa banyak pelanggaran dan kartu kuning. Apalagi kartu merah.

Terakhir diperbarui pada 27 Juli 2018 oleh

Tags: demokratgerindrapilpresprabowosby
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Esai

Jika Pemerintah Bekerja dengan Baik, Rakyat Tidak Perlu Diingatkan Setiap Hari Pakai Video Prabowo yang Tayang di Bioskop Jelang Film Mulai: Aneh!

15 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik

27 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.