Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Kata Fahri Hamzah: Pemerintah Tidak Perlu Marah

Puthut EA oleh Puthut EA
27 Maret 2018
A A
KEPALA SUKU-MOJOK

KEPALA SUKU-MOJOK

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Ketika Amien Rais bilang bahwa program Pemerintah soal bagi-bagi tanah dianggap ngibul, lalu Luhut Binsar Panjaitan merespons dengan akan membongkar dosa masa lalu Amien Rais, Fahri Hamzah menanggap polemik itu dengan menyatakan bahwa Pemerintah tidak perlu marah jika ada yang mengkritik.

Dalil umum Fahri sebetulnya tepat. Dia menegaskan berkali-kali kalau Pemerintah memang layak dikritik. Bukan dipuji. Terlebih misalnya, orang yang posisinya seperti dia yakni selain sebagai anggota parlemen juga bagian dari pihak oposisi.

Salah satu tugas parlemen adalah mengawasi jalannya pemerintahan. Jelas sekali. Dan tugas partai oposisi adalah mengkritik pemerintah. Itu juga jelas sekali.

Dalil umum kritik itu juga gamblang. Dalam kekaryaan, orang yang berkarya yang layak dapat kritik. Kalau Anda seniman atau sastrawan, hanya Anda yang berkarya sajalah, yang dalam konteks keilmuan, bisa dikritik. Kalau Anda menerbitkan novel, maka itu artinya Anda harus siap dikritik. Kalau Anda perupa yang sedang pameran, Anda layak dikritik. Kalau Anda mengaku sastrawan tapi tidak mengeluarkan karya, ya tidak dikritik. Paling dinyinyiri: pujangga tak berkarya.

Jadi kritik itu sendiri dalam kategori keilmuan, tidak ada tendensi negatif atau positif. Sebab kalau kita ikuti kaidah ‘kritik karya’ bukan selalu menilai dalam makna negatif.

Nah, parlemen juga begitu. Para anggota parlemen mengkritik Pemerintah, selain itu tugas mereka, juga tidak harus dimaknai negatif. Karena kritik itu masih dalam domain ikhtiar untuk membantu jalannya Pemerintah supaya lebih baik.

Kenapa Pemerintah yang layak dikritik? Karena Pemerintah adalah penguasa. Dia punya kuasa eksekutif. Dan dia punya aparat penyelenggara kekuasaan. Maka wajar jika pemerintah dikritik. Kalau jalannya pemerintahan baik, didukung. Kalau jalannya mencong, dikritik, diluruskan.

Hal itu pula yang bisa menjelaskan bahwa demokrasi akan sehat jika ada oposisi. Maka di titik inilah, Fahri Hamzah tepat: dia oposan, tugas dia salah satunya mengkritik. Terlebih dia anggota parlemen. Maka benar pula apa yang dia bilang: Pemerintah tidak perlu marah-marah. Kalau kritik itu keliru, tugas Pemerintah menjelaskan. Bukan marah-marah.

Sekarang masuk ke pembahasan yang lain. Fahri Hamzah adalah pejabat publik. Dia adalah penyelenggara negara. Sebagaimana kita pelajari waktu berada di sekolah dasar, penyelenggara negara atau pejabat negara itu meliputi: eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam konteks ini, Fahri pun layak dikritik. Siapa yang mengkritik? Siapa saja. Termasuk kita sebagai rakyat. Dia merupakan pejabat negara, digaji negara, diberi mandat oleh rakyat, kalau tidak dikritik bisa berbahaya. Sejauh ini saya lihat, Fahri Hamzah termasuk orang yang tidak antikritik. Dia bahkan sering mengajak debat terbuka kepada siapa saja yang mengkritiknya. Itu kan hal yang baik.

Sekarang soal posisi Amien Rais. Amien Rais setahu saya rakyat biasa. Dia bukan pejabat publik. Bahwa dia merupakan tokoh masyarakat, dulu pernah menjabat ketua MPR, tapi posisi dia sekarang ini adalah rakyat.

Maka dia boleh mengkritik. Punya hak untuk mengkritik. Sehingga benar kata Fahri, Pemerintah tidak perlu marah-marah.

Kalau kritik Amien Rais keliru, ya biar saja. Kan nanti sesama rakyat, publik, akan menilai apakah kritik Amien itu tepat, atau reaksioner, atau bodoh.

Demokrasi punya aturan main. Kalau parlemen, oposan, rakyat, masih mengkritik pemerintah, berarti demokrasi masih sehat. Bayangkan kalau parlemen dan pemerintah saling melindungi, saling bersekutu untuk mengisap dan menindas rakyat, itu mengerikan sekali. Dan hal seperti itu pernah terjadi di negeri kita ini. Belum lama. Baru 20 tahun lalu.

Terakhir diperbarui pada 27 Maret 2018 oleh

Tags: Amien RaisEksekutifFahri HamzahLegislatifLuhut Panjaitanmprpemerintah
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Kilas Balik Muhammadiyah yang Tegas Tolak Tambang di Era Amien Rais
Video

Kilas Balik Muhammadiyah yang Tegas Tolak Tambang di Era Amien Rais

10 September 2024
Parkir Liar Susah Diberantas, Siapa yang Membekingi?
Video

Parkir Liar Susah Diberantas, Siapa yang Membekingi?

10 Juni 2024
lembaga negara mojok.co
Kotak Suara

Yuk, Kenali 3 Lembaga Wakil Rakyat di Senayan!

24 Januari 2023
profil partai ummat mojok.co
Kotak Suara

Profil Partai Ummat, Pecahan PAN yang Siap Unjuk Gigi di Pemilu 2024

4 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.